Freepik/Liudmila.fadzeyeva
DCD dapat ditangani dengan program jangka panjang, terapi fisik, terapi okupasi, dan pelatihan keterampilan sosial untuk membantu anak beradaptasi dengan gangguan tersebut.
Pendidikan jasmani dapat membantu anak mengembangkan koordinasi, keseimbangan, dan komunikasi yang lebih baik antara otak dan tubuhnya. Olahraga individu, seperti berenang atau bersepeda, dapat membangun keterampilan motorik daripada olahraga tim. Olahraga harian sangat penting jika anak menderita dyspraxia, untuk melatih tubuh dan otak agar bekerjasama dan mengurangi risiko obesitas.
Terapi okupasi dapat membantu anak menguasai aktivitas sehari-hari. Terapis okupasi mengetahui banyak teknik untuk membantu orang melakukan tugas yang sulit. Terapis okupasi juga dapat bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mengidentifikasi perubahan yang bisa membantu anak sukses di sekolah, seperti menggunakan komputer ketimbang mengejarkan tugas dengan menulis tangan.
Nah, itulah informasi mengenai dyspraxia pada bayi. Semoga Mama bisa lebih waspada terhadap gangguan yang satu ini agar bisa mendeteksinya lebih dini.