Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/krakenimages.com
Freepik/krakenimages.com

Nama Nyoman dan Ketut disebut lambat laun akan punah. Nama yang merupakan bagian dari sistem penamaan tradisional di Bali ini mulai berkurang penggunaannya. Dalam tradisi Bali diketahui jika nama Nyoman disematkan pada anak ketiga dan Ketut disematkan pada anak ke-4.

Berkurangnya penggunaan nama Nyoman dan Ketut ini pun jadi kekhawatiran pemerintah Bali karena budaya dan tradisinya terancam punah. Oleh itu, pemerintah mencoba untuk melestarikan nama Nyoman dan Ketut.

Untuk selengkapnya, berikut Popmama.com telah rangkum informasi mengenai nama Nyoman dan Ketut terancam punah.

Nama Nyoman dan Ketut Hampir Punah

Pexels/Polesie Toys

Gubernur Bali, Wayan Koster menyebutkan bahwa kini penggunaan nama Nyoman dan Ketut semakin sedikit.

Data pada 2023 menunjukkan bahwa di Bali ada sekitar 758.174 siswa sekolah SD, SMP, dan SMA/SMK/SLB. Dari jumlah sekian hanya sekitar 595.931 anak atau 79 persen yang menggunakan nama Bali, sementara sisanya yaitu sekitar 21 persen tidak memakai nama dari Bali. 

Dari jumlah tersebut anak yang memakai nama Putu, Wayan, Gede ada sebanyak 233.013 orang atau 39 persen. Anak yang memakai nama Made, Kadek, dan Nengah ada sebanyak 215.731 orang atau 36 persen,

Sementara itu, nama Komang dan Nyoman hanya ada sebanyak 109.198 orang atau 18 persen dan jumlah anak yang menggunakan nama Ketut ada 37.389 atau sekitar 6 persen.

Dari data ini dapat diketahui jika penggunaan Nyoman dan Ketut lebih sedikit dibandingkan dengan nama lainnya.

Alasan Nama Nyoman dan Ketut Hampir Punah

freepik

Nama seseorang bisa menjadi tanda urutan kelahiran anak. Di Bali, anak pertama biasanya disematkan nama Wayan, Putu atau Gede. Lalu anak kedua diberi nama Made, Kadek, atau Nengah. Sementara itu, anak ketiga akan disematkan nama Nyoman dan anak keempat diberi nama Ketut.

Wayan Koster menyebutkan jika kurangnya penggunaan nama Nyoman dan Ketut ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk Bali yang melambat. Ia menyebutkan jika pertumbuhan penduduk Bali menurun dari tahun ke tahun.

Saat ini sangat sedikit orangtua di Bali yang mempunyai anak ketiga dan keempat. Hal ini yang menyebabkan nama Nyoman dan Ketut hampir punah.

Gubernur Bali Ingin Jaga Nama Nyoman dan Ketut

Wayan Koster menyebutkan bahwa semakin sedikitnya penggunaan nama Nyoman dan Ketut harus menjadi perhatian semua kalangan. Ia menyebutkan jika hal tersebut terus dibiarkan, maka nama Nyoman dan Ketut benar-benar bisa punah.

"Nama depan Nyoman dan Ketut hampir punah di Bali. Harus kita jaga, kalau engga Nyoman dan Ketut tinggal di museum. Saya ingin Nyoman dan Ketut supaya terpellihara," ucap Wayan Koster di acara Rapat Paripurna Istimewa ke-9 DPRD Provinsi Bali pada Selasa(4/Maret/2025).

Upaya Pemerintah Lestarikan Nama Nyoman dan Ketut

freepik/jcomp

Dalam upaya melestarikan nama Nyoman dan Ketut, Wayan Koster menyebutkan jika pemerintah Bali akan memberikan insentif pada anak-anak yang memiliki nama Nyoman dan Ketut.

Selain itu, mulai dari tahun 2025 orangtua yang sanggup melahirkan anak sampai ketiga dan keempat pun akan diberikan insentif. 

Itu tadi informasi mengenai nama Nyoman dan Ketut terancam punah. Apakah Mama dan Papa setuju dengan cara pemerintah ini dalam melestarikan nama Ketut dan Nyoman?

Editorial Team