Bayi Lahir tanpa Tempurung Kepala Meninggal di Usia 22 Hari

Adanya virus toksoplasmasis pada saat pembentukan janin menjadi penyebabnya

18 Maret 2021

Bayi Lahir tanpa Tempurung Kepala Meninggal Usia 22 Hari
Freepik

Kisah sedih dialami orangtua di Solo yang melahirkan bayi tanpa tempurung kepala pada Februari 2021 lalu. Setelah bertahan selama 22 hari dengan selalu rutin memeriksakan kondisinya pada dokter, bayi berjenis kelamin laki-laki ini akhirnya meninggal dunia pada Selasa (16/3/21) pukul 21.00 WIB.

Dijelaskan oleh sang Mama, Ayu Endang Pujiati (29) di kediaman mereka yang terletak di Kampung Sidorejo, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, bayinya sejak sore kemarin memang sudah berada dalam kondisi yang berbeda.

"Kalau biasanya disentuh tangan dan kakinya dia langsung bereaksi, tetapi kemarin sore diam saja," jelasnya.

Seperti apa kisah perjuangan orangtua dengan bayi yang lahir tanpa tempurung kepala ini? Berikut Popmama.com telah merangkumnya dari berbagai sumber.

1. Kondisi menurun sebelum meninggal

1. Kondisi menurun sebelum meninggal
Pexels/Pixabay

Sebelum dinyatakan meninggal, bayi yang diberi nama Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah ini alami kondisi yang terus menurun. Diinformasikan juga bahwa sang Bayi sempat alami napas yang tersengal-sengal.

Mengetahui kondisi anaknya yang semakin menurun, orangtua sang Bayi pun membawa dan melaporkan kondisi bayi Arkan ke Rumah Sakit Brayat Minulya, tempat di mana bayi Arkan dilahirkan.

Editors' Pick

2. Rutin mendapat pemeriksaan dokter

2. Rutin mendapat pemeriksaan dokter
Pexels/VidalBalieloJr

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, sang Mama juga menjelaskan bahwa bayi Arkan selalu mendapat pemeriksaan secara rutin oleh dokter sebanyak dua kali dalam sepekan. Menurut penjelasan sang Mama, bayi Arkan rutin mendapat pemeriksaan seperti dicek berat badan hingga denyut nadinya. 

"Tetapi memang sejak lahir hingga akhirnya meninggal itu berat badannya terus mengalami penurunan, dari 3,8 kg menjadi 2,9 kg," ungkapnya.

3. Penyebab sang bayi lahir tanpa tempurung kepala

3. Penyebab sang bayi lahir tanpa tempurung kepala
Freepik/Pressfoto

Meski sempat bertahan dengan bantuan mesin oksigen, dokter yang menangani kasus tersebut mengatakan kepada Ayu dan sang suami Syarifudin Hidayatullah (31) bahwa kondisi bayi Arkan tidak akan mampu bertahan hidup lebih lama.

Namun, dengan keteguhan hatinya untuk bertemu sang Buah Hati meski hanya sebentar, Ayu bertahan untuk terus mempertahankan semua sampai kapan sang Anak mampu bertahan.

Menurut dokter yang menanganinya, penyebab bayi Arkan lahir tanpa tempurung kepala sendiri terjadi lantaran adanya virus toksoplasmasis pada saat pembentukan janin di usia kandungan dua bulan.

Ayu dan suami pun sudah mengetahui hal tersebut sejak usia kehamilan empat bulan. Namun dengan keteguhan hati, Ayu memutuskan untuk tetap mempertahankan sang Janin dalam kondisi apapun.

"Semuanya saya USG empat dimensi, tetapi hasilnya sama saja. Bahkan, tiga dokter di antaranya menyarankan untuk mengeluarkan saja mumpung masih kecil, kalau sudah besar akan sulit. Tetapi menurut saya empat bulan sudah bernyawa, sudah ditiupkan roh. Kasihan, dia ingin hidup sehingga saya putuskan untuk melanjutkan," jelasnya.

4. Bisakah toksoplasma dicegah?

4. Bisakah toksoplasma dicegah
Freepik/freepic.diller

Setelah mengetahui bahwa virus toksoplasma yang menjadi penyebab seorang bayi lahir tanpa tempurung kepala, mungkin banyak mama bertanya bahwa apakah hal tersebut bisa dicegah?

Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), virus toksoplasma ditemukan pada kotoran kucing, air yang terkontaminasi, serta bisa juga pada daging yang kurang matang.

Untuk itu, agar terhindar dari paparan virus toksoplasma sejak awal kehamilan, Mama bisa melakukan pencegahan di antaranya memasak daging hingga matang sempurna agar tidak menjadi ruang bersarang patogen.

Selain memasak daging dengan sempurna, Mama juga perlu menghindari makanan laut mentah seperti tiram dan juga remis mentah yang bisa jadi terkontaminasi parasit toksoplasma di laut. 

Mama juga perlu menjaga kebersihan lingkungan yang ada di sekitar, menjaga gaya hidup sehat dengan makan yang bergizi, serta air minum yang cukup dan higenis.

Yang juga tidak kalah penting adalah menggunakan sarung tangan ketika berkebun atau membersihkan hewan peliharaan, lalu setelahnya mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.  

Itu dia informasi seputar bayi yang lahir tanpa tempurung kepala serta virus toksoplasma yang menjadi penyebabnya. Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest