Bagi orangtua, mengetahui bayi akan menjalani tes alergi bisa terasa menegangkan. Oleh karena itu, mengetahui apa yang akan terjadi dapat menenangkan Mama sehingga Mama dapat menjadi pendukung terbaik bagi si Kecil selama masa ini.
Sebelum janji temu, ada baiknya mencatat paparan alergi dan paparan apa yang mengindikasikan atau menyebabkan reaksi alergi. Hal ini dilakukan agar dokter anak dapat memeriksanya dan menentukan alergen potensial apa yang tidak perlu diuji pada janji temu pertama.
Bayi dapat menjalani tes kulit, yang juga dikenal sebagai tes tusuk kulit. Dokter akan menandai lingkaran di lengan, kaki, atau punggung anak, lalu dengan lembut menusuk kulit untuk memaparkannya pada alergen. Setiap tusukan dilakukan, dokter akan mencatat alergen apa yang digunakan dan di mana.
Karena tes alergi dapat dilakukan pada usia berapa pun, tes lain dapat dilakukan pada anak di bawah 6 bulan, seperti tes darah untuk melihat antibodi apa yang ada. Antibodi ini spesifik terhadap apa yang akan mereka "serang".
Jika bayi mengalami gatal-gatal atau ruam, dokter anak mungkin akan melakukan uji tempel, yaitu memaparkan kulit pada alergen yang diduga dalam waktu lama untuk melihat apakah kulit mengalami iritasi. Beberapa alergi dapat bersifat turun-temurun, jadi jika Mama atau suami memiliki alergi, atau anggota keluarga lainnya memilikinya, penting untuk memeriksakan bayi untuk alergi ini juga, karena alergi atau kondisi kesehatan turunan diturunkan melalui gen.
Beberapa alergi disebut reaksi silang, di mana makanan yang dikonsumsi mungkin bukan alergen tetapi tetap menyebabkan reaksi karena memiliki protein yang mirip dengan makanan penyebab alergi. Contohnya, anak-anak yang alergi kiwi mungkin bereaksi terhadap stroberi, atau anak yang alergi apel mungkin bereaksi terhadap serbuk sari Birch.