Perlu Mama ketahui bahwa tes ini akan menggunakan alat nantinya, Ma. Alat tersebut menghubungkan pendengaran pendengaran dengan gelombang otak si Kecil.
Tapi jangan khawatir, alat untuk mengetes pendengaran ini tidak sakit, kok. Jenis alat yang direkomendasikan untuk skrining pendengaran bayi baru lahir adalah otoacoustic emissions (OAE) atau automated auditory brainstem response (AABR), Ma.
OAE dilakukan pada bayi baru lahir berusia 2 hari. Sementara AABR untuk bayi berusia tiga bulan.
Bila hasil OAE pass dan bayi tanpa faktor risiko, dilakukan pemeriksaan AABR atau click 35db pada usia 1-3 bulan.
- Bila hasilnya pass, tidak perlu tindak lanjut
- Bila hasilnya refer, dilakukan pemeriksaan lanjutan (ABR click dan tone B 500 Hz atau ASSR, timpanometri high frequency), dan bila terdapat neuropati auditorik, dilakukan habilitasi saat usia bayi sudah menginjak 6 bulan.
Bila hasil OAE pass dan bayi mempunyai faktor risiko, atau bila hasil OAE refer, pada usia 3 bulan, bayi akan melakukan pemeriksaan otoskopi, timpanometri, OAE, AABR.
- Bila hasilnya pass, maka dilakukan pemantauan perkembangan bicara dan audiologi tiap 3-6 bulan sampai usia 3 tahun atau sampai anak bisa bicara
- Bila hasilnya refer, bayi akan menjalani pemeriksaan lanjutan (ABR click dan tone B 500 Hz atau ASSR, timpanometri high frequency), dan bila terdapat tuli saraf, dilakukan habilitasi usia 6 bulan.
Apakah bayi mama sudah melakukan skrining pendengaran saat baru lahir? Jika belum, tak perlu khawatir, Ma.
Memang disarankan melakukan cek kesehatan pendengaran saat bayi baru lahir. Namun, jika bayi mama belum mendapatkannya, konsultasikan kembali dengan dokter anak yang telah mama percayai.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Ma!