Jaundice merupakan kondisi kesehatan yang sering dialami bayi baru lahir, berupa warna kulit yang kekuningan dan mata yang putih. Umumnya kondisi ini terjadi di hari kedua atau ketiga setelah bayi lahir dan penting untuk selalu dipantau orangtua.
Bayi baru lahir memiliki jumlah sel darah merah lebih banyak ketimbang yang dibutuhkan tubuhnya. Saat hati bayi belum dapat memprosesnya dengan sempurna, jumlah bilirubin dalam tubuhnya pun meningkat. Sebagian bilirubin ini dikeluarkan melalui tinja bayi, tetapi sebagian pula tertinggal dalam tubuh bayi.
Bayi prematur atau dengan penyakit genetik sangat rentan mengalami jaundice. Begitu pula dengan bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI, karena bilirubin tidak dapat keluar dari tubuh melalui pembuangan.
Penyakit kuning yang terdeteksi dalam 24 jam pertama kehidupan bayi, bisa jadi disebabkan ketidakcocokan golongan darah bayi dengan mama (mama rhesus negatif sedangkan bayi rhesus positif), infeksi atau adanya masalah pada liver bayi.
Pada beberapa kasus, jaundice tidak berbahaya. Dokter akan mengecek kadar bilirubin pada darah bayi untuk memutuskan tindakan yang perlu dilakukan. Umumnya, jaundice ditangani medis dengan melakukan fototerapi (terapi sinar ultraviolet) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat bilirubin yang menumpuk dan berpotensi menjadi racun di otak bayi (kernicterus).
Jika bayi mama membutuhkan perawatan fototerapi, pastikan si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup. Dokter akan menyarankan Mama untuk lebih sering menyusui si Kecil atau memberi lebih banyak susu formula agar bayi tidak kekurangan cairan. Bilirubin pun bisa dikeluarkan lebih banyak melalui tinja atau air seni bayi.