Jangan Sepelekan, Yuk Kenali Grey Syndrome Pada Bayi!

Meski jarang terjadi, Grey Syndrome pada bayi harus tetap diwaspadai Ma!

16 Desember 2018

Jangan Sepelekan, Yuk Kenali Grey Syndrome Bayi
Unsplash/Julie Johnson

Menjaga kesehatan selama kehamilan, tak terkecuali sejak trimester pertama memang harus Mama lakukan. Pada trimester pertama kehamilan misalnya, organ janin sedang mengalami perkembangan sehingga penting untuk menjaganya dengan baik.

Mama memang harus rutin memeriksakan kandungan ke dokter selama kehamilan. Juga menghindari konsumsi suplemen kesehatan atau obat-obat tertentu tanpa adanya saran dari dokter. Sebab, konsumsi obat sembarangan dapat membahayakan kesehatan janin, termasuk risiko bayi mengalami Grey Syndrome.

Mama ingin tahu apa itu Grey Syndrome dan apa saja penyebabnya? Dilansir dari Boldsky, berikut informasi yang harus Mama ketahui.

1. Apa itu Grey Syndrome

1. Apa itu Grey Syndrome
Freepik/Phduet

Mama harus tahu, Grey Syndrome adalah penyakit langka yang jarang terjadi pada bayi baru lahir. Meski begitu Mama harus waspada akan penyakit ini karena sindrom ini juga dapat menyebabkan kematian.

Grey Syndrome umumnya terjadi pada pada bayi  baru lahir terutama pada bayi yang kekurangan gizi dan tidak sehat. Namun balita dengan kisaran usia 2 tahun juga dapat mengalaminya, meskipun ini jarang sekali terjadi.

Gejala dari sindrom beragam, namun yang khas adalah kulit bayi akan terlihat sedikit keabu-abuan.

Editors' Pick

2. Penyebab Grey Syndrome

2. Penyebab Grey Syndrome
Freepik/Onlyyouqj

Paparan antibiotik kloramfenikol yang berlebih diduga menjadi penyebab dari sindrom ini. Koramfenikol sendiri merupakan golongan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri. Mama disarankan untuk tidak menggunakan obat ini selama kehamilan tanpa adanya saran atau resep dari dokter guna menghindari dampak buruknya.

Sebab paparan antibiotik jenis ini secara berlebih dapat menyebabkan Grey Syndrome pada bayi. Sindrom ini dapat terjadi karena janin kekurangan enzim untuk memecah kloramfenikol.

Dalam  jumlah yang besar pula, ginjal janin juga belum memiliki kemampuan untuk menyaring dan mengeluarkan racun. Akibatnya, kloramfenikol mulai menumpuk di aliran darah dan menyebabkan banyak komplikasi yang mengarah pada Grey Syndrome.

3. Apa saja gejala Grey Syndrome?

3. Apa saja gejala Grey Syndrome
Freepik/Phduet

Gejala dari Grey Syndrome terbilang beragam. Selain warna kulit bayi keabu-abuan gejala lain seperti berikut ini juga mungkin dialami:

  • Warna kulit keabu-abuan,
  • bibir atau kulit yang tampak kebiruan,
  • tinja kehijauan,
  • pembengkakan di perut, 
  • kesulitan bernapas,
  • muntah, 
  • tekanan darah rendah,
  • suhu tubuh rendah atau hipotermia, 
  • detak jantung tidak teratur, 
  • menolak ASI. 

Jika Mama melihat satu atau lebih dari gejala-gejala ini pada bayi, segera konsultasikan ke dokter agar segera tertangani dengan baik jika grey sindrom dialami bayi Mama

4. Diagnosa dan Pengobatannya

4. Diagnosa Pengobatannya
Pexels/Wayne Evans

Setelah dokter mengamati gejala dan mencurigai Grey Syndrome pada bayi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi Ma. Dokter umumnya akan menanyakan riwayat kesehatan Mama serta obat-obat apa saja yang pernah dikonsumsi, termasuk jenis antibiotik kloramfenikol. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, tes lain untuk mengukur kadar kloramfenikol dalam darah juga mungkin akan dilakukan.

Sebenarnya, banyak kasus grey sindrom pada bayi dapat berhasil diobati karena peran orangtua yang cepat tanggap akan gejala yang muncul. 

Jika hasil dari dianosis bayi terbukti mengalami Grey Syndrome, dokter akan memutuskan pengobatan yang tepat. Namu, sebelum memutuskan untuk memberikan perawatan, hal pertama yang akan dokter lakukan adalah meminta Mama untuk berhenti memberikan obat-obatan yang mengandung kloramfenikol kepada bayi.

Untuk memantau kesehatan bayi dengan baik, bayi kemungkinan besar akan dirawat di rumah sakit agar perkembangannya kesehatannya dapat terpantau. Dua dari perawatan yang tersedia untuk Grey Syndrome diantaranya exchange transfusion atau hemodialisis.

The Latest