Mengenal Teknik Resusitasi, Bantuan Pernapasan untuk Bayi

Pemberian napas buatan atau resusitasi bisa dilakukan kepada siapa pun, termasuk bayi

1 Maret 2021

Mengenal Teknik Resusitasi, Bantuan Pernapasan Bayi
Freepik/yanadjana

Tak semua bayi bisa lahir ideal. Artinya, ada bayi yang harus lahir prematur dengan berat badan rendah. Ada pula bayi yang sulit beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim sehingga si Kecil kesulitan untuk bernapas. 

Selama ini bantuan napas buatan mungkin kerap dilakukan untuk orang dewasa. Namun, pemberian napas buatan atau resusitasi bisa dilakukan kepada siapa pun yang membutuhkan, termasuk bayi yang baru lahir. 

Saat bayi sulit bernapas sesaat setelah lahir, dokter umumnya akan melakukan teknik resusitasi. Langkah ini dilakukan untuk membantu si Kecil agar bisa bernapas sendiri setelah melahirkan. Kapan resusitasi bayi perlu dilakukan? Berikut ini rangkuman penjelasan dari Popmama.com.

Apa Itu Resusitasi Bayi?

Apa Itu Resusitasi Bayi
Freepik/freestockcenter

Resusitasi bayi adalah teknik penanganan medis berupa bantuan pernapasan yang dilakukan oleh dokter atau perawat. Teknik resusitasi dilakukan dalam kondisi darurat seperti bayi yang mengalami henti jantung, gagal napas, atau koma. 

Tindakan resusitasi bertujuan untuk membantu si Kecil bernapas, mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh bayi, dan memastikan sirkulasi udara tetap terjaga. 

Editors' Pick

Kapan Resusitasi Bayi Harus Dilakukan?

Kapan Resusitasi Bayi Harus Dilakukan
pixabay/ esudroff

Resusitasi pada bayi umumnya dilakukan ketika si Kecil yang baru lahir mengalami gangguan pernapasan. Tanda bayi sulit bernapas bisa terlihat setelah tali pusarnya dipotong. Saat itulah, dokter atau perawat akan langsung menolong bayi dengan melakukan resusitasi. 

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan bayi sulit bernapas yakni bayi lahir prematur, bayi lahir setelah melalui proses persalinan yang lama, bayi lahir sungsang, dan bayi lahir dari ibu yang mengonsumsi obat penenang saat persalinan. 

Perlu diingat bahwa resusitasi bisa dilakukan kepada siapa pun, tidak hanya bayi yang baru lahir. Resusitasi juga bisa dilakukan kepada bayi berusia 12 bulan yang mengalami kesulitan bernapas hingga hilang kesadaran. 

Orangtua Perlu Belajar Teknik Resusitasi

Orangtua Perlu Belajar Teknik Resusitasi
Freepik/KamranAydinov

Sebagai orangtua, Mama tentu tidak dapat memprediksi kapan bayi akan mengalami kesulitan bernapas. Itulah sebabnya, Mama perlu membekali diri untuk memahami teknik resusitasi sebagai pertolongan pertama untuk bayi. 

Mama bisa mengikuti pelatihan resusitasi bayi dari dokter atau bidan di lingkungan sekitar. Resusitasi bayi perlu dilakukan sambil membawa si Kecil ke rumah sakit terdekat. 

Langkah Resusitasi Bayi

Langkah Resusitasi Bayi
Freepik

Apabila bayi mengalami kesulitan bernapas, maka langkah-langkah resusitasi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Periksa kondisi kesadaran si Kecil dengan cara menepuk perlahan tubuh bayi sambil mengajak berbicara. Cara tersebut dilakukan untuk memastikan apakah si Kecil tetap sadar atau tidak. Jika tidak ada respon, pastikan bayi berada di area yang aman dengan posisi leher dan kepala dalam keadaan lurus. 
  • Periksa pernapasan dengan cara mendekatkan pipi di dekat mulut dan hidung bayi
  • Jika bayi tetap tidak memberikan respon, resusitasi perlu dilakukan dengan memastikan kepala dan leher dalam posisi lurus. Kemudian, tarik napas dan hembuskan udara dari mulut ke mulut. Selama melakukan resusitasi, perhatikan apakah dada bayi mengangkat atau tidak.
  • Setelah bayi sadar, segera bawa ke rumah sakit terdekat sambil kompres dada si Kecil dan mengulangi dua kali bantuan pernapasan.

Untuk memahami lebih jauh tentang teknik resusitasi pada bayi, tak ada salahnya untuk konsultasi ke dokter. Untuk menghindari kondisi-kondisi darurat pada bayi, Mama bisa mencegahnya dengan rutin memeriksakan si Kecil ke dokter. 

Baca juga :

The Latest