Serba-serbi Bayi Kembar yang Punya Papa Berbeda

Sebelum membahas bayi kembar yang lahir dengan papa yang berbeda, mari kita pahami terlebih dahulu bagaimana bayi kembar terbentuk. 

Semua kehamilan dimulai ketika sperma membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi ini disebut dengan zigot.

Terkadang, ovarium perempuan melepaskan 2 sel telur. Sementara dua sperma terpisah dapat membuahi setiap sel telur. Proses inilah yang membentuk bayi kembar. 

Kembar ini disebut dengan kembar fraternal, yakni kembar dua zigot atau kembar non-identik.

Selain itu, ada juga jenis kembar identik, di mana sel telur yang dibuahi membelah dalam beberapa hari setelah pembuahan. Karena kembar ini berasal dari satu zigot, mereka juga dikenal sebagai monozigot dan memiliki jenis kelamin yang sama.

Setelah mengetahui bahwa bayi kembar terjadi saat satu sel telur yang dibuahi oleh satu sel sperma membelah diri menjadi dua, mungkin terkesan mustahil jika sepasang bayi kembar memiliki papa yang berbeda.

Namun, sudah ada bukti bahwa kasus ini bisa saja terjadi. Kondisi ini disebut juga dengan superfekundasi heteropaternal.

Jika superfetasi terjadi akibat pembuahan dua sel telur di waktu yang berbeda, superfekundasi terjadi karena pembuahan dilakukan oleh dua sel sperma dari hasil hubungan dengan dua laki-laki berbeda.

Ini terjadi ketika sel telur kedua dilepaskan selama siklus menstruasi yang sama. Telur itu kemudian dibuahi oleh sperma pria yang berbeda selama hubungan seks, yang berlangsung dalam waktu dekat sejak telur pertama dibuahi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa berhubungan intim dengan dua orang berbeda dalam jarak waktu yang berdekatan dapat memungkinkan terjadinya kasus bayi kembar beda papa.

Dilansir dari Baby Center, hanya sekitar 19 kasus superfekundasi heteropaternal di seluruh dunia yang telah dilaporkan hingga saat ini.

Jadi, meskipun kasus ini terbilang sangat langka, namun bukan berarti tidak mungkin bagi anak kembar untuk memiliki papa yang berbeda.

Tidak ada cara yang cepat untuk mengetahui apakah bayi kembar lahir dari papa yang berbeda. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan tes DNA atau tes paternitas setelah si Kembar lahir.

Tes DNA akan menentukan apakah seorang laki-laki merupakan papa biologis seorang bayi. Tes ini dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah atau tes swab pipi bagian dalam, di dekat gigi bawah.

Tes ini harus dilakukan kedua anak kembar dan papa yang bersangkutan. Sampel kemudian diuji di laboratorium untuk mengetahui siapa papa biologisnya dan apakah si Kembar lahir dari papa yang berbeda.

Karena kasus hamil bayi kembar beda papa ini cukup jarang, maka tidak bisa dipastikan apakah kondisi ini membahayakan atau tidak. 

Namun, karena bayi tidak dibuahi dalam waktu bersamaan, ada risiko salah satu bayi (yang lebih muda) dilahirkan prematur. Apalagi, tingkat kelahiran prematur bayi kembar lebih tinggi dibandingkan bayi tunggal. Sehingga ini meningkatkan risiko bayi kembar yang lebih muda lahir secara prematur.

Itu tadi serba-serbi bayi kembar yang punya papa berbeda. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan baru untuk Mama, ya!