Saat baru lahir, biasanya kulit bayi akan diselubungi oleh lapisan putih yang sepintas mirip kerak, atau kulit yang mengelupas. Terkadang banyak orang menganggapnya adalah kotoran bekas ketuban. Namun, ternyata lapisan putih ini punya nama lho, Ma, yaitu vernix.
Jika menemukan lapisan ini pada si Kecil, jangan buru-buru dibersihkan, ya Ma. Dilansir dari happymummy.com, berikut fakta dan manfaat mengagumkan di balik vernix.
Lapisan putih yang tampak seperti keju tebal ini memiliki sifat anti-mikroba. Anti-mikroba ini dapat melindungi kulit halus bayi dari kadar asam cairan ketuban saat ia masih di dalam rahim. Setelah bayi lahir, vernix dapat melindunginya dari risiko serangan berbagai macam infeksi.
Selain berperan sebagai pelindung, vernix juga bertindak sebagai pelembap untuk melindungi kulit bayi dari efek pengeringan air ketuban setelah bayi lahir dan terkena udara luar. Dengan perannya sebagai pelembap ini, vernix akan mencegah terjadinya keriput dan penguapan berlebihan dari permukaan kulit pada bayi saat ia dilahirkan.
Bayi sudah mulai mendengar ketika ia berusia sekitar 22 minggu di dalam kandungan. Namun, dengan adanya cairan amino dan lapisan vernix, berbagai suara berisik dapat teredam sehingga tidak terlalu mengganggu dan menyakiti pendengaran bayi.
Secara umum vernix memang sering terlihat berwarna putih. Namun sebenarnya lapisan pada bayi itu bisa berwarna kuning kecoklatan atau bahkan hijau. Ini merupakan indikasi bahwa bayi telah melewati kotoran pertamanya yang dikenal dengan sebutan mekonium. Segera bersihkan kulit bayi jika menemukan vernix dengan warna selain putih.
Meski sudah berminggu-minggu berada di kulit bayi dan telah melewati berulang kali aktivitas mandi, nyatanya vernix terkadang masih bisa ada dan melekat di lipatan kulit. Sebaiknya biarkan saja untuk beberapa waktu sambil dibersihkan dengan lembut agar tidak menyakiti si Kecil.
Itulah fakta-fakta menakjubkan yang ada di balik vernix, lapisan putih yang sering dijumpai pada kulit bayi. Sebuah studi mengungkapkan bahwa membiarkan lapisan tersebut pada kulit bayi setidaknya selama 24 jam pertama sejak kelahirannya, akan memungkinkan kulit bayi menyerap manfaatnya secara maksimal.