Bayi dengan spasme infantil berisiko mengalami beberapa komplikasi berikut ini:
- gangguan kognitif,
- keterlambatan perkembangan atau bahkan regresi,
- kesulitan belajar,
- sulit tersenyum,
- masalah dengan interaksi sosial.
Komplikasi akibat kerusakan otak permanen dapat dikurangi atau dihindari melalui pengobatan dini. Bayi mungkin memerlukan tindak lanjut dan obat-obatan untuk durasi yang lebih lama untuk mengurangi risiko komplikasi.
Dokter juga dapat melakukan tes perkembangan dan menyarankan terapi jika ada keterlambatan perkembangan.
Bayi dengan spasme infantil mungkin memiliki peningkatan risiko mengembangkan gangguan epilepsi, seperti sindrom Lennox-Gastaut, di masa kanak-kanak mereka nanti. Ada juga risiko gangguan spektrum autisme yang lebih tinggi.
Jika Mama mencurigai kejang infantil pada bayi, segera konsultasikan dengan dokter anak. Anda dapat mengambil video bayi selama kejang karena dapat membantu dalam diagnosis.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu meminimalkan keterlambatan intelektual dan perkembangan pada bayi.
Sebagian besar metode pengobatan ini efektif dalam mengendalikan aktivitas otak. Meskipun ada beberapa efek samping pengobatan, manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Perawatan tepat waktu dengan obat-obatan dan terapi lain pada akhirnya dapat menghasilkan hasil yang lebih baik untuk anak yang sedang tumbuh.
Nah itu penjelasan tentang spasme infantil pada bayi, gejala, penyebab dan penanganannya. Jangan ragu untuk segera membawa bayi ke dokter jika Mama menemukan gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas.
Semoga si Kecil selalu sehat ya, Ma!