Ini 6 Masalah Pada Bayi yang Membuat Mama Khawatir, Ternyata Normal

Jika hal ini terjadi pada bayi Mama, normal kok, Ma!

10 Desember 2019

Ini 6 Masalah Bayi Membuat Mama Khawatir, Ternyata Normal
Freepik

Sebagai orangtua baru, Mama akan mengalami beberapa kejadian pada bayi yang membuat Mama panik. Ini wajar, Ma. Amati bayi dan belajar dari pengalaman akan membuat Mama menjadi ahli.

Peristiwa apa saja yang biasanya membuat Mama khawatir? Popmama.com merangkumnya untuk Mama.

1. Apakah normal bayi menangis berjam-jam setiap malam?

1. Apakah normal bayi menangis berjam-jam setiap malam
Freepik/Phduet

Bukan berita baru bahwa bayi sering menangis, ini adalah salah satu caranya untuk berkomunikasi. Namun ketika bayi berada dalam gendongan Mama dan ia tetap menangis walau Mama sudah melakukan banyak hal untuk menenangkannya, Mama pasti bertanya-tanya apa ada yang salah.

Hampir semua bayi, betapapun tenangnya, biasanya tidak menyukai malam hari. "Kerewelan yang tak terhindarkan antara pukul 4 dan 7 pagi adalah wajar," kata Benjamin Danielson, MD, direktur medis dari Odessa Brown Children's Clinic, di Rumah Sakit Anak Seattle.

Tangisan ini biasanya dimulai dalam 2 bulan pertama, meningkat antara minggu lima dan delapan, dan biasanya hilang pada bulan ketiga. Ini sepenuhnya normal.

Mama dapat membuat bayi beristirat di siang hari untuk memastikan ia tidak kelelahan atau mengajaknya berjalan-jalan ke luar rumah untuk berganti suasana.

Fase ini biasanya akan berakhir setelah 3 bulan dan Mama pun akan mendapatkan senyuman manis dari bayi.

2. Gumoh dalam jumlah yang tampak berlebihan

2. Gumoh dalam jumlah tampak berlebihan
youtube.com/kawailukito

Bukan volume yang penting, kata Gregory Germain, MD, profesor klinis pediatri di Yale School of Medicine. Selama berat badannya terus bertambah dan tampak bahagia meskipun sering muntah, Mama tidak perlu khawatir.

"Ini mengejutkan," tambah Dr. Germain. "Seorang bayi mungkin akan mengeluarkan banyak gumoh namun ketika Mama mengukur jumlahnya, itu hanya sebagian kecil dari apa yang dia makan."

Bayi memiliki masalah, seperti refluks asam, jika ia tampak kesakitan ketika muntah, bila peningkatan berat badannya lambat atau jika bayi memiliki masalah pernapasan berulang. Jika hal-hal yang disebutkan tidak terjadi, percayalah bahwa sekitar 6 bulan, bayi akan terus mengeluarkan ludah atau gumoh.

Editors' Pick

3. Jarang buang air besar, apakah bayi sembelit?

3. Jarang buang air besar, apakah bayi sembelit
Freepik/Yanalya

Dalam beberapa minggu pertama bayi yang baru lahir, Mama mungkin merasa mengganti popok tiada henti. Tetapi seiring bertambahnya usia bayi, frekuensi buang air pun akan berkurang. Namun, ada juga bayi yang jarang buang air besar. Apakah ini pertanda bayi Mama mengalami sembelit?

Meskipun sulit dibayangkan, Dr. Danielson mengatakan buang air besar yang jarang terjadi pada bayi biasanya bukan pertanda mengkhawatirkan. "Kebanyakan bayi mengalami perlambatan tiba-tiba dalam hal buang air besar," ia menjelaskan. "Mereka sangat sehat, tetapi mungkin hanya buang air besar sekali setiap tujuh hari dan itu tidak masalah, jika yang keluar lunak dan lembek dan tidak sulit untuk dilewati."

Mama akan mengetahui jika bayi benar-benar mengalami konstipasi, ia menangis atau berteriak ketika mencoba buang air besar dan kotorannya keras. Bila ini terjadi, konsultasikan dengan dokter.  

4. Kesulitan mencoba makanan padat

4. Kesulitan mencoba makanan padat
Freepik/Bearfotos

Suapan pertama makanan padat adalah salah satu tonggak terbesar di tahun pertama bayi. Tapi itu mungkin tidak selalu berjalan lancar.

"Bayi memiliki tingkat respons yang berbeda terhadap makanan padat," kata Claire Lerner, direktur sumber daya pengasuhan di Zero to Three, sebuah organisasi pendidikan nirlaba di Washington, DC. "Ada bayi yang akan makan apa saja yang diberikan dan ada bayi pemilih. "

Ini mungkin akan membuat Mama frustasi dan khawatir bayi akan kelaparan. Germain memastikan bahwa, kecuali dalam kasus yang jarang seperti bayi yang menderita anemia atau refluks asam, bayi tidak memerlukan apa pun selain ASI atau susu formula untuk seluruh tahun pertama mereka. Jadi, jika bayi protes, jangan dipaksa.

Nikmati proses bereksperimen dengan rasa dan tekstur, jaga agar proses ini tetap menyenangkan dan santai. Jika bayi mendorong sendok dan melengkungkan punggungnya, satu pilihan adalah menyingkirkan apa yang Mama tawarkan dan menawarkannya lagi satu atau dua jam kemudian. Jika dia tidak makan makanan baru saat sarapan, coba lagi saat makan malam.

5. Terbangun terus di malam hari

5. Terbangun terus malam hari
Freepik/yanalya

Bagi orangtua bayi baru lahir, kurang tidur tidak bisa dihindari. Namun sebagian orangtua mengharapkan hal ini akan membaik ketika bayi berumur 1 tahun.

Ada bayi yang tidur sepanjang malam pada 12 minggu, tetapi beberapa bulan kemudian, dia mulai bangun lagi di malam hari dan menangis. Mama dapat mencoba menenangkannya.

Ada periode bulan madu (sekitar usia 2 bulan) dengan tidur di mana Mama merasa mendapatkan ritme yang pas dengan bayi. Tetapi itu mulai berkurang ketika bayi memasuki usia 4 bulan, menurut Dr. Danielson.

Bahkan kegiatan sehari-hari atau peristiwa lainnya dapat dapat berdampak besar pada tidur, sehingga hal-hal seperti bepergian, sakit, tumbuh gigi, atau mendekati tonggak perkembangan dapat membuat bayi mulai bangun lagi untuk sementara waktu.

Dalam hal ini, patuhi rutinitas waktu tidur Mama dan coba untuk menenangkan bayi dengan membuatnya merasa nyaman. Salah satu batu sandungan yang paling umum ditemui orangtua muncul sekitar 9 bulan. "Bayi mulai memahami konsep keabadian objek, bahwa benda-benda masih ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya," kata Lerner. Jadi Bayi mengetahui bahwa ketika Mama tidak berada di ruangan itu dan ada di suatu tempat di luar sana. Dan Bayi tahu bahwa mereka dapat menggunakan suaranya untuk membuat Mama kembali.

6. Suhu tubuh tinggi

6. Suhu tubuh tinggi
Freepik/Comzeal

Suka atau tidak, saat bayi berumur satu tahun, bayi seperti terbakar. Ketika Mama mengukur suhu tubuhnya, Mama akan terkejut melihat hasilnya antara 39-40 derajat. Bila ini terjadi, konsultasikan dengan dokter, namun jangan panik.

"Demam dan gejala yang menyertainya, seperti muntah adalah cara bayi melawan infeksi," kata Dr Danielson. Bayi bayi dapat menoleransi demam tinggi jauh lebih baik daripada orang dewasa. Dan durasi demam merupakan indikator penyakit yang jauh lebih baik daripada seberapa tinggi suhunya.

Bawa bayi ke dokter anak jika demam berlangsung lebih dari sehari, jika gejala lain mengganggu kemampuan bayi untuk beristirahat dan makan dengan baik, ikuti naluri bila Mama merasa ada yang salah.

Jika bayi berusia kurang dari 2 bulan dan mengalami demam, Mama harus menganggapnya lebih serius dan memeriksakannya segera. Jauh lebih sulit untuk mengetahui infeksi mana yang mungkin timbul pada bayi yang baru lahir.

Lakukan pengamatan terus menerus pada bayi, sehingga bila terjadi hal-hal di luar kebiasaan, Mama dapat mengambil tindakan yang tepat. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest