Tes DNA pada Bayi Baru Lahir: Kapan Dilakukan dan Apa Manfaatnya?

Cek dulu apakah bayi mama perlu melakukan tes ini

8 Juli 2021

Tes DNA Bayi Baru Lahir Kapan Dilakukan Apa Manfaatnya
Unsplash/Christian Bowen

Pada umumnya, manusia memiliki 46 kromosom, kromosom tersebut tersusun dari DNA. DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat adalah materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik manusia.

Tes DNA penting dilakukan untuk mengetahui struktur genetik di dalam tubuh seseorang dan mendeteksi kelainan genetik. Selain itu juga untuk mengetahui status kekerabatan. Nah, banyak orang mengaitkan tes DNA ini sebagai cara untuk memastikan apakah ia anak kandung seseorang atau bukan. Padahal sebenarnya fungsi tes DNA lebih dari itu.

Apakah tes DNA pada bayi ini harus dilakukan? Yuk, simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.

Apa Itu Tes DNA?

Apa Itu Tes DNA
Unsplash/National Cancer Institute

Tes DNA adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui informasi genetika seseorang. Dengan tes DNA, dapat diketahui garis keturunan dan risiko penyakit tertentu.

Tes ini merupakan metode untuk mengidentifikasi, menghimpun, dan menginventarisasi file-file khas karakter tubuh seseorang, Ma. Apakah bayi baru lahir harus melakukan tes DNA?

Editors' Pick

Fungsi Tes DNA pada Bayi Baru Lahir

Fungsi Tes DNA Bayi Baru Lahir
Unsplash/Kelly Sikkema

Tes DNA memiliki beberapa fungsi seperti di bawah ini, yaitu:

  • Melacak hubungan kekerabatan
  • Mengetahui apakah ada kelainan genetika. Tes ini bisa dilakukan pada bayi hingga orang dewasa, yang menunjukkan kelainan genetik tertentu, misalnya down syndrome
  • Memantau kondisi bayi yang baru lahir. Tujuannya untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan genetik yang dapat diatasi sejak awal
  • Mendeteksi penyakit bawaan. Tes ini  dapat memprediksi apakah bayi bisa menderita penyakit yang sama karena latar belakang keluarganya

Bagaimana Melakukan Tes DNA pada Bayi yang Baru Lahir?

Bagaimana Melakukan Tes DNA Bayi Baru Lahir
Unsplash/Gabriel Tovar

Jika tes DNA dilakukan untuk mengetahui garis keturunan atau anak kandung, maka sampel DNA bayi dan si Papa harus diambil untuk diuji.

Hampir semua bagian tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA. Biasanya sering digunakan adalah darah, rambut, air liur, kuku, atau jaringan tubuh lainnya.

Pada bayi yang baru lahir, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Jaringan dari bagian atau organ tubuh tertentu.
  • Sampel ulas dari bagian dalam pipi.
  • Sampel lain, seperti rambut, kulit, atau cairan tubuh.
  • Darah yang diambil dengan jarum suntik dari pembuluh darah atau dengan menusuk mata kaki bayi.

Penyakit Dapat Dideteksi melalui Tes DNA

Penyakit Dapat Dideteksi melalui Tes DNA
Unsplash/Isaac Quesada

Selain mengetahui hubungan kekerabatan, tes DNA pada bayi, anak, bahkan orang dewasa dilakukan untuk mendeteksi beberapa penyakit, seperti:

  • Thalasemia. Ini merupakan kelainan darah yang diturunkan atau diwariskan dalam keluarga. Seseorang yang mengidap thalasemia, tubuhnya tidak dapat memproduksi hemoglobin dalam jumlah cukup atau memproduksi sel darah merah secara abnormal
  • Penyakit chron, ditandai dengan peradangan saluran pencernaan, sehingga menimbulkan nyeri perut, diare, penurunan berat badan, dan malnutrisi
  • Kanker
  • Fibrosis kistik. Penyakit ini menyebabkan lendir di dalam tubuh, seperti paru-paru, sistem pencernaan, dan organ reproduksi, menjadi lebih kental. Risikonya adalah penderitanya mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, malnutrisi, dan mandul
  • Down syndrome
  • Anemia sel sabit.  Ini terjadi ketika sel darah merah tidak berbentuk bulat normal, melainkan seperti sabit. Sehingga sel darah merah tidak mampu membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh
  • Defisiensi alfa 1-antitripsin. Ini merupakan protein yang diproduksi oleh hati dan berfungsi untuk melindungi paru-paru. Jika kekurangan protein ini, paru-paru dan hati akan mengalami kerusakan secara perlahan

Apakah Tes DNA Berisiko untuk Bayi Baru Lahir?

Apakah Tes DNA Berisiko Bayi Baru Lahir
Unsplash/jimmyconover

Risiko kesehatan terkait pemeriksaan darah terbilang minimal. Namun tes ini harganya masih cukup mahal di Indonesia, berkisar antara Rp 6.000.000 hingga Rp 10.000.000. Padahal tes ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap pencegahan penyakit-penyakit.

Jika keluarga memiliki penyakit genetik tertentu, tidak ada salahnya melakukan tes DNA pada bayi yang baru lahir. Tujuannya untuk mengetahui apakah penyakit tersebut diturunkan pada bayi. Diskusikan dengan dokter mengenai perlu atau tidaknya Mama melakukan tes DNA pada bayi yang baru lahir, ya.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan.

Baca juga:

The Latest