Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan bayi yang baru lahir mengalami hiperbilirubinemia, seperti:
Tubuh bayi yang baru lahir belum dapat menyaring bilirubin dengan baik. Bilirubin adalah zat limbah yang terbentuk dari proses pemecahan sel darah merah. Tingginya kadar bilirubin inilah yang membuat tubuh bayi menjadi kuning. Ini adalah salah satu gejala utama dari hiperbilirubinemia.
- Bayi yang baru lahir belum dapat menyusu dengan baik
Hiperbilirubinemia sering terjadi pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh ASI yang masih sedikit atau bayi mengalami kesulitan menyusu. Jika bayi masih belum bisa menyusu dengan baik, Mama dapat berkonsultasi dengan konsultan laktasi untuk mencari jalan keluarnya.
- Volume ASI yang sedikit setelah melahirkan
Ternyata, air susu ibu dapat menghambat kinerja hati buah hati untuk mengeluarkan bilirubin. Biasanya, kondisi ini terjadi setelah beberapa minggu pertama kelahiran. Ini dikenal dengan sebutan breastfeeding jaundice.
Dilansir dari laman IDAI, jika ini yang terjadi pada bayi, maka tidak memerlukan pengobatan dan tidak perlu diberikan air putih atau air gula. Bayi sehat cukup bulan memiliki cadangan cairan dan energi yang dapat mempertahankan metabolismenya selama 72 jam.
Pemberian ASI yang cukup dapat mengatasi kondisi ini, Ma. Jadi tetap susui bayi meski ASI yang ke luar masih sedikit. Kolostrum akan cepat keluar dengan isapan bayi yang terus menerus. Demikian juga dengan ASI. Cobalah tidur sekamar dengan bayi untuk merangsang produksi ASI.
Ada beberapa cara yang dapat Mama lakukan setelah melahirkan untuk merangsang produksi ASI.
Tetapi selain tiga penyebab di atas, ada hal lain juga yang menyebabkan bayi mengalami hiperbilirubinemia dan ini harus diwaspadai. Penyebab lainnya adalah:
- Anemia sel sabit
- Ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi
- Kelainan genetik
- Cedera pada bayi, misalnya karena persalinan yang sulit
- Jumlah sel darah merah yang tinggi