Jika dibiarkan, terlalu sering tidur dengan mulut terbuka dapat menimbulkan beberapa masalah seperti:
1. Bibir dan mulut kering
Bernapas melalui mulut menyebabkan air liur menguap dengan cepat, sehingga membuat bibir dan mulut menjadi kering. Bayi yang terbiasa tidur dengan mulut terbuka cenderung mengalami mulut dan bibir kering.
2. Asma yang semakin parah
Hidung menyaring iritasi, debu, dan polutan. Namun, mulut tidak bisa melakukan tindakan tersebut. Bernapas melalui mulut dapat menyebabkan alergen potensial mencapai paru-paru, meningkatkan risiko serangan asma pada bayi yang sudah memiliki kondisi tersebut.
3. Lidah menjulur
Bayi yang terbiasa bernapas melalui mulut cenderung mendorong lidahnya ke gigi depan. Kondisi ini disebut dorongan lidah. Pernapasan mulut yang berulang dapat melemahkan otot lidah dan mulut, yang menyebabkan lidah berdesakan. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah seperti gigi yang tidak sejajar, postur mulut yang tidak normal, kesulitan mengunyah makanan, dan bahkan gangguan bicara.
4. Perubahan wajah
Pernapasan mulut dapat mengganggu perkembangan otot rahang dan wajah yang sehat. Ini dapat menyebabkan perubahan struktural pada wajah, membuatnya tampak lebih panjang atau lebih sempit dari biasanya.
5. Perubahan postur tubuh
Untuk bernapas lega, penghirup mulut sering kali memiringkan kepala. Ini memberi tekanan pada panggul, punggung, bahu, dan leher mereka. Ini dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk dan dapat mengganggu perkembangan muskuloskeletal bayi yang sehat.
6. Perubahan perilaku
Penelitian menunjukkan bahwa pernapasan mulut dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan yang terjadi pada attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Selain itu, bayi, balita, dan anak dengan ADHD sering kali mengalami kurang tidur, yang juga dapat menyebabkan pernapasan melalui mulut.
7. Kurang tidur dan perkembangan
Bayi tumbuh dalam tidurnya. Jika bayi bernapas melalui mulut saat tidur, kemungkinan besar kualitas tidurnya tidak baik. Kurang tidur restoratif dapat memengaruhi pertumbuhan, konsentrasi, perilaku, dan perkembangan bayi secara keseluruhan dalam jangka panjang.