Tanda dan Penyebab Anak Mengalami Late Blooming atau Terlambat Tumbuh

Ketika bayi lain sudah mencapai milestone tertentu dan si Kecil belum, mungkin ia mengalami hal ini

24 Februari 2020

Tanda Penyebab Anak Mengalami Late Blooming atau Terlambat Tumbuh
Freepik/Freepic.diller

Setiap orangtua mengharapkan sang Buah Hati lahir dan bertumbuh kembang dengan baik, normal dan sehat. Di masa kanak-kanak, laju tumbuh kembang ini dapat diukur melalui tonggak-tonggak perkembangan sesuai dengan usia anak.

Tiap anak itu unik dan berbeda-beda. Mereka bertumbuh kembang sesuai dengan kecepatannya masing-masing, yang mungkin saja tidak sama dengan anak lainnya. Ada yang bertumbuh dengan begitu cepatnya, tetapi ada yang mengalami sedikit keterlambatan atau disebut late blooming.

Apa Tandanya Jika Bayi Mengalami Late Blooming?

Apa Tanda Jika Bayi Mengalami Late Blooming
Freepik

Tonggak perkembangan dapat menjadi panduan, meski bukan satu-satunya patokan. Jika garis waktu tumbuh kembang anak tidak sesuai tonggak perkembangan yang seharusnya, kemungkinan ia mengalami late blooming. Berikut Popmama.commerangkum beberapa tanda bayi mengalami late blooming:

  • Belum berguling sendiri hingga usia lima bulan,
  • tidak dapat duduk meski dengan bantuan hingga usia delapan bulan,
  • tidak tertarik menggunakan krayon hingga usia satu tahun,
  • tidak tertarik makan sendiri hingga usia satu tahun,
  • belum bisa berjalan hingga usia 18 bulan,
  • belum dapat berbicara kata-kata tunggal secara komprehensif hingga usia dua tahun.

Keterlambatan perkembangan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Temperamen anak

1. Temperamen anak
Freepik/Bearfotos

Sifat dan temperamen anak cukup berperan dalam bagaimana anak Mama bertumbuh kembang. Contohnya, bayi yang sedari kecil punya sifat gigih, mungkin berjuang dan menolak menyerah sampai mereka dapat menguasai keterampilan tertentu, seperti berguling. Bayi dengan sifat ini dapat mencapai tonggak perkembangan lebih cepat.

Namun, bayi yang punya sifat cepat menyerah, mungkin lebih lambat menguasai keterampilan tertentu dibandingkan yang lainnya.

Editors' Pick

2. Faktor lingkungan

2. Faktor lingkungan
Freepik

Bayi yang dimanja oleh anggota keluarganya cenderung mencapai tonggak perkembangan lebih lambat karena mereka terbiasa dilayani dan tidak diberi kesempatan mencoba sendiri. Mereka tidak diberi kesempatan mengambil bola sendiri karena selalu ada seseorang yang memberikannya kepada mereka. 

Ma, bayi perlu mendapatkan kesempatan mencoba berbagai hal sendiri karena itu akan membantu mereka mencapai tonggak perkembangan lebih cepat dan meminimalisir kemungkinan anak mengalami late blooming.

3. Kekuatan otot

3. Kekuatan otot
Freepik/Rawpixel.com

Bayi yang memiliki otot lemah memang akan lebih sulit memulai atau mempertahankan gerakan. Mereka mungkin lebih mudah limbung jika berdiri atau menyangga tubuhnya.

Konsultasikan dengan dokter anak untuk jenis latihan fisik yang dapat dilakukan bayi untuk membantu memperkuat otot-otot mereka. Jika latihan fisik ini dilakukan teratur, niscaya bayi Mama akan mengalami perubahan dan semakin kuat otot-ototnya.

4. Minat pribadi

4. Minat pribadi
Pexels/Victoria Borodinova

Sama seperti orang dewasa, bayi pun sudah memiliki minat pribadi yang berbeda-beda. Bagi bayi yang suka berada di sekitar Mama, belajar berjalan mungkin membuat mereka cemas karena aktivitas ini membuatnya berjarak dengan Mama.

Ada pula bayi yang lebih suka menggambar dengan krayon sehingga mereka terlambat tertarik mempelajari cara berjalan. Bayi yang cenderung menikmati mobilitas, mungkin lebih tertarik belajar berjalan dan tidak terlalu tertarik dengan latihan yang melibatkan verbal.

5. Interaksi orangtua

5. Interaksi orangtua
momjuction.com

Salah satu hal penting menyangkut keterlambatan perkembangan anak adalah interaksi orangtua yang kurang. Bila orangtua kurang meluangkan waktu mengobrol dan bermain dengan bayi, mereka cenderung mengalami late blooming karena bagaimana pun juga orangtua perlu meluangkan banyak waktu untuk menstimulasi bayi di masa-masa keemasannya.

6. Gizi dan kondisi kesehatan

6. Gizi kondisi kesehatan
Freepik

Kecukupan gizi serta kondisi kesehatan berdampak langsung pada tubuh dan otak bayi. Bayi yang sehat akan lebih cepat mencapai tonggak perkembangan sesuai usia daripada bayi yang mengidap penyakit atau kekurangan gizi. Apa yang dimakan bayi dan kondisi kesehatannya di masa kanak-kanak akan berdampak panjang di masa depan.

Meskipun bayi dan anak berkembang dengan kecepatan mereka sendiri, ada kelompok usia tertentu di mana bayi dan anak harus mencapai tonggak perkembangan tertentu. Bayi yang masih sangat kecil mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons sesuatu. Tetapi seiring berjalannya waktu, semestinya respons akan lebih cepat.

Konsultasikan pada dokter anak jika Mama melihat adanya hal yang janggal pada tumbuh kembang si Kecil. 

Baca juga:

The Latest