Istilah wonder week pertama kali diperkenalkan oleh dua orang dokter peditari asal Belanda, Frans X. Plooj dan istrinya Hetti Van de Rijt yang menggambarkan lompatan perkembangan mental bayi selama 20 bulan pertama usianya.
Pada saat fase ini berlangsung, akan ada perubahan sistem pada fungsi otak dan syaraf bayi yang ditunjukkan melalui kemampuan bayi dalam melakukan atau mempelajari sesuatu yang baru. Berdasarkan penelitian yang dilakuan oleh Frans dan Hetti, lompatan perkembangan mental ini membuat bayi lebih banyak menangis, lebih rewel dari biasanya, sangat lengket dengan mamanya serta terganggunya pola tidur bayi.
Kondisi tersebut disebabkan tingginya kecemasan yang dialami oleh bayi. Keterampilan atau pengalaman baru yang dialaminya membuat bayi sangat cemas dan frustasi akibat tidak mengerti bagaimana cara mengontrol kemampuan tersebut. Periode wonder week diperkirakan berlangsung sekitar 7-14 hari.