Masuk Angin, Bolehkah Bayi Dikerok? Ini Penjelasan Medis
Ketahui faktanya sebelum mengerok si Kecil, ya, Ma
11 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti sudah familiar dengan kerokan, bukan? Bahkan, mungkin Mama termasuk salah satu yang rutin melakukannya. Pengobatan tradisional dengan menggunakan koin dan minyak kayu putih ini memang sering diandalkan saat merasa tidak enak badan, terutama ketika terkena masuk angin.
Kerokan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak turun temurun, khususnya di tanah Jawa. Teknik pengobatan seperti ini juga dikenal di negara Asia lain, misalnya Tiongkok (gua sha) dan Vietnam (cao gio).
Meskipun kerokan umum dilakukan pada orang dewasa, tetapi saat si Kecil masuk angin, bolehkah bayi dikerok?
Sebelum Mama mencoba kerokan pada si Kecil, penting untuk memahami lebih lanjut mengenai masuk angin dan apakah kerokan aman dilakukan pada bayi. Simak informasi yang telah Popmama.com rangkum khusus untuk Mama di bawha ini.
Apa Itu Masuk Angin?
Dalam dunia medis, istilah masuk angin sebenarnya merujuk pada kondisi yang dikenal sebagai common cold. Penyakit ini ditandai dengan berbagai gejala seperti demam, nyeri yang dirasakan di seluruh tubuh atau meriang, sakit kepala, serta perut yang terasa kembung.
Meskipun istilah masuk angin sering digunakan, penting untuk diketahui bahwa ini bukanlah akibat langsung dari angin yang benar-benar masuk ke dalam tubuh, seperti yang sering dipahami oleh banyak orang.
Sebaliknya, common cold disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini bisa menyebar dengan mudah melalui udara atau kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi.
Bayi dib awah satu tahun terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, lebih rentan terkena penyakit ini, terutama saat cuaca berubah atau di musim hujan. Namun, Mama tidak perlu terlalu khawatir.
Meskipun gejalanya bisa membuat si kecil merasa tidak nyaman, common cold biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, tergantung pada seberapa kuat daya tahan tubuh anak.
Editors' Pick
Masuk Angin, Bolehkah Bayi Dikerok?
Melansir The Conversation Indonesia, kerokan sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di bawah kulit. Hal ini justru memungkinkan kulit menerima lebih banyak oksigen, yang kemudian membantu menetralisir racun dalam tubuh.
Selain itu, ada keyakinan bahwa punggung memiliki sekitar 365 titik akupunktur. Tekanan yang diberikan saat melakukan kerokan diyakini dapat merangsang produksi hormon endorfin, yang dikenal dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh.
Oleh karena itu, melakukan kerokan sebenarnya boleh-boleh saja, terutama jika digunakan untuk meredakan gejala masuk angin. Bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan kerokan, biasanya mereka merasakan tubuh menjadi lebih ringan, dan keluhan seperti pegal dan pusing pun akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
Namun, tentu saja efek kerokan pada orang dewasa dan bayi sangat berbeda. Mengutip penjelasan video edukasi yang diunggah akun dianpratama_md, dokter spesialis anak, dr. Dian Pratamastuti Sp.A. Menjelasan bahwa kerokan pada bayi tidak diperbolehkan, karena akan menimbulkan infeksi pada kulit.
"Disarankan tidak melakukan kerokan pada bayi dibawah 1 tahun, karena kulit bayi akan terasa nyeri, perih, bengkak di area saat dikerok maupun setelah dikerok," jelas dokter Dian.
Kulit bayi yang masih tipis juga bisa lecet, hingga menjadi sarana virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh di Kecil. Jadi, Mama tidak boleh mengerok bayi, ya.