5 Mitos Kepala Bayi Peyang yang Masih Dipercaya Banyak Orang

Banyak yang belum mengetahui, ternyata ini faktanya!

30 Juli 2022

5 Mitos Kepala Bayi Peyang Masih Dipercaya Banyak Orang
Pexels/AnnaShvets

Melihat bayi lahir setelah mengandungnya selama sembilan bulan pasti menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Mama.

Mama mengharapkan agar si Kecil dapat tumbuh dengan baik tanpa ada kekurangan fisik satu pun.

Namun kendati demikian, terkadang ada beberapa hal yang bisa saja bayi mama alami saat proses tumbuh kembangnya. Salah satunya adalah bentuk kepala si Kecil yang kurang proposional alias peyang.

Kepala bayi peyang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dari banyaknya faktor kemungkinan yang terjadi, tak jarang juga munculmitos kepala bayi peyang yang sampai sekarang masih dipercayai oleh banyak orang.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum mitos kepala bayi peyang yang masih dipercaya banyak orang. Apa saja?

1. Kepala bayi yang peyang tidak bisa kembali seperti semula

1. Kepala bayi peyang tidak bisa kembali seperti semula
Pexels/EdwinArielValladares

Mitos utama yang cukup banyak dipercayai oleh masyarakat adalah kondisi kepala bayi yang peyang dan tidak bisa kembali ke bentuk semula. Hal ini tentunya dapat membuat Mama khawatir karena takut bentuk kepala si Kecil tidak bisa kembali seperti semula.

Sebenarnya, banyak usaha yang bisa Mama lakukan kuntuk membuat kepala bayi mama kembali seperti semula. Salah satunya Mama bisa membuat bayi melakukan tummy time.

Tummy time adalah sesi latihan tengkurap pada bayi yang berguna untuk menjaga supaya kepala bayi tidak terus-menerus berada pada posisi telentang. Mama bisa melakukan sesi ini secara rutin. Cobalah 10 sampai 15 menit diulangi sampai tiga kali sehari.

Editors' Pick

2. Kepala bayi harus dipijat untuk mengurangi risiko peyang

2. Kepala bayi harus dipijat mengurangi risiko peyang
Unsplash/Tara Raye

Mama perlu tahu bahwa saat umur bayi menginjak enam minggu pertama, jangan pernah menekan atau memijat kepala mereka. Sebab, kondisi kepala bayi saat itu masih sangat lunak. Sebaiknya Mama tidak menekan bagian atas kepala bayi saat ubun-ubun masih lunak.

Setelah kepala bayi mama mengeras, barulah Mama boleh memijatnya secara perlahan. Pastikan Mama memijatnya dengan lembut dan hati-hati. Selain itu, memijatnya pun harus dengan teknik yang benar agar tidak membahayakan si Kecil.

3. Tidak tidur di kasur untuk mencegah kepala bayi peyang

3. Tidak tidur kasur mencegah kepala bayi peyang
Pexels/SHAHBAZAKRAM

Anggapan ini salah ya, Ma. Dengan tidur di kasur, kepala Si Kecil bisa bergerak dengan bebas dan ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan gerak si Kecil. Mama justru harus hindari space kecil yang membuat kepala bayi tidak bebas bergerak.

Mama perlu memastikan agar mereka dapat menggerakkan kepalanya dengan bebas. Jadi, sebenarnya tidak apa-apa untuk menidurkan bayi mama di kasur, karena hal ini bukanlah penyebab yang membuat kepala bayi mama peyang, namun perhatikan posisinya agar tidak hanya miring pada satu sisi saja.

4. Sering tidur miring bisa menyebabkan kepala bayi peyang

4. Sering tidur miring bisa menyebabkan kepala bayi peyang
Pexels/Pixabay

Mitos yang satu ini cukup banyak beredar dan dipercayai oleh orang-orang. Anggapan bahwa tidur miring dapat menyebabkan kepala bayi peyang tidak sepenuhnya benar ya, Ma. Memang jika bayi dominan tidur miring ke satu sisi dapat membuat kepala bayi peyang.

Untuk menghindari risiko kepala bayi yang peyang, Mama sebaiknya memperhatikan posisi bayi agar tidak hanya miring pada satu sisi saja. Mama bisa menukar posisi agar si Kecil tidak hanya miring pada satu sisi saja. Selain itu, Mama bisa melakukan tummy time pada si Kecil. Dengan tummy time dapat membantu membuat bentuk kepala bayi menjadi lebih ideal.

5. Menggunakan bantal untuk cegah kepala peyang

5. Menggunakan bantal cegah kepala peyang
Pexels/TuNguyen

Melansir dari NHS, menggunakan bantal justru memicu sindrom mati mendadak pada bayi. Sindrom mati mendadak biasanya dialami oleh bayi yang umurnya kurang dari satu tahun. Bayi bisa meninggal mendadak saat tidur tanpa diketahui penyebabnya.

Dengan begitu, Mama sangat tidak disarankan untuk menggunakan bantal untuk mencegah kepala peyang. Sebuah penelitian mengemukakan bahwa banyak orangtua mengabaikan saran tentang sindrom kematian bayi mendadak ini dengan membiarkan mereka tidur dengan bantal.

Itu dia rangkuman informasi mengenai mitos kepala bayi peyang yang masih dipercaya banyak orang.  Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest