Tips Memberikan MPASI pada Anak dengan Bakat Alergi Menurut Dokter
Menu MPASI pada bayi dengan bakat alergi harus diseleksi dengan teliti
14 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak usia 6 bulan, bayi sudah mulai memasuki masa MPASI. Tahap ini sangat penting dalam masa pertumbuhan mereka karena berbagai nutrisi penting akan didapat melalui makanan-makanan yang dibarengi dengan asupan ASI.
Namun, orangtua yang memiliki bayi dengan bakat alergi harus benar-benar memperhatikan bahan makanan yang disajikan untuk MPASI. Hal ini penting untuk dilakukan agar tidak memicu reaksi alregi pada anak yang membuat mereka tidak nyaman.
Untuk itu, Mama perlu pendekatan yang lebih hati-hati dan berikut tips memberikan MPASI dengan anak bakat alergi menurut dokter yang telah Popmama.com rangkum. Disimak, ya, Ma!
Editors' Pick
Tips Memberikan MPASI dengan Anak Bakat Alergi Menurut Dokter
dr. Galih Linggar Astu, Sp.A, dokter anak yang praktik di Brawijaya Hospital Tangerang dan RSU Hermina Ciledug ini, melalui akun Instagramnya mengatakan bahwa anak bayi yang memiliki alergi diturunkan dari orangtuanya dianjurkan untuk mengganti menu MPASI setiap satu minggu sekali, terutama protein hewani.
Misalnya, minggu ini protein hewani pada menu MPASI yang Mama gunakan adalah ayam, minggu berikutnya telur, dan minggu selanjutnya ikan. Protein ini bisa Mama variasikan dengan bahan makanan lainnya sambil diperhatikan reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Gatal-gatal dan muntah adalah reaksi alergi paling umum yang terjadi pada bayi. Sesak napas, batuk, atau mengi juga biasanya terjadi tetapi hanya ditunjukkan oleh beberapa bayi saja. Sebagai informasi, reaksi alergi terbagi menjadi dua, yaitu reaksi alergi yang diperantarai IgE dan reaksi yang diperantai non-IgE.
Gejala atau reaksi alergi yang diperantarai IgE terjadi pada 30 menit hingga 1 jam setelah bayi terpapar alergen. Sedangkan reaksi alergi yang diperantarai IgE muncul pada lebih dari 1 jam setelah terpapar alergen.
Melansir Infant Risk, American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan para orangtua untuk memperkenalkan banyak jenis makanan pada bayi ketika sudah memasuki tahap pemberian MPASI agar bisa mencegah perkembangan alergi pada makanan tertentu.
Selain protein hewani, Mama juga bisa memberikan protein nabati seperti dari kacang-kacangan, biji-bijian, sayur, dan buah. Namun, jika Mama sudah mengetahui jenis makanan yang memicu alergi pada bayi, sebaiknya tidak diberikan dan diganti dengan alternatif lainnya.
Apakah Alergi Bisa Membahayakan Bayi?
Alergi makanan bisa membahayakan nyawa bayi ketika terjadi anafilaksis. Melansir Allergy & Asthma Network, anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang disebabkan oleh paparan alergen tertentu dan terjadi secara cepat yakni kurang dari 15 menit. Gejalanya melibatkan beberapa sistem tubuh termasuk kulit, jantung, lambung dan saluran pernapasan.
Anafilaksis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh melepaskan banyak bahan kimia dan berdampak pada penurunan tekanan darah, saluran pernapasan yang menyempit, denyut nadi yang tidak menentu, dan muntah. Makanan, sengatan serangga, obat-obatan tertentu bisa memicu terjadinya anafilaksis termasuk pada bayi yang memiliki alergi terhadap suatu makanan.
Untuk melihat adanya indikasi anafilaksis pada bayi, para orangtua harus memahami gejalanya dan berbeda dengan gejala yang dimiliki orang dewasa, tanda-tanda anafilaksis pada bayi meliputi:
- Gatal-gatal
- Ruam
- Muntah
- Diare
- Suara atau tangisan yang serak
- Menjilat bibir atau tangan secara berulang-ulang sebagai respons terhadap rasa gatal
- Napas yang cepat dan berbunyi
- Tekanan darah yang menurun
- Lemas dan tidak bersemangat
- Tidak tenang atau rewel
- Perubahan warna menjadi biru atau pucat di sekitar mulut, bibir, tangan, dan kaki
- Hilang kesadaran atau pingsan
- Pembengkakan di area bibir, mata, dan bagian tubuh lainnya