Hal yang Harus Orangtua Lakukan saat Bayi Telat Imunisasi

Jangan ragu untuk segera melengkapi imunisasi yang terlewat, tidak terlambat kok!

19 April 2022

Hal Harus Orangtua Lakukan saat Bayi Telat Imunisasi
Freepik/freepik

Imunisasi dasar anjuran Kementerian Kesehatan dan Ikadan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bisa diberikan dari anak berumur 0-18 tahun. Namun, selama pandemi Covid-19 ini kejangkaun imunisasi ini cukup menurun di Indonesia.

Dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan. Secara global, pada tahun 2020 Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar.

Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84 persen dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak Covid-19.

Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4 persen dari target 79,1 persen per Oktober 2021.

Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM, menyebutkan data jangakaun imunisasi ini dalam acara 'Long Life for All - sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap' yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia.

"Di Indonesia, penururan imunisasi terjadi sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung dari 2020-2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan imunisasi dasar di tahun 2020 sebesar 65,3 persen dan 58,4 persen di tahun 2021," ujar dr. Prima, Senin (18/4/2022).

Karena data itu, kemungkinan banyak orangtua di Indonesia yang imunisasinya selama pandemi Covid-19 ini terlewat dari jadwal usia anak.

Ada berbagai kemungkinan, mulai dari orangtua yang positif Covid-19 atau kebijakan pemerintah yang memaksa anak untuk tetap di rumah saja selama masa karantina.

Berikut Popmama.com rangkum hal yang harus orangtua lakukan saat bayi telat imunisasi.

1. Segera mengejar ketinggalan imunisasi secepatnya

1. Segera mengejar ketinggalan imunisasi secepatnya
Dok. GSK Indonesia

Potensi wabah KLB (Kejadian Luar Biasa) dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular.

Difteri merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas.

Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Barru mengalami kasus KLB difteri dan campak. 

Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) dalam kesempatan yang sama mengatakan orangtua segera bisa melakukan imunisasi anak jika ada yang terlewat.

"Untuk menghindari terjadinya serta meluasnya kasus KLB, penting bagi orangtua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal," jelasnya.

Editors' Pick

2. Imunisasi sesuai jadwal dan rekomendasi dari IDAI

2. Imunisasi sesuai jadwal rekomendasi dari IDAI
biofarma.co.id

Lebih lanjut, penting bagi bayi dan anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan yaitu hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, Rubela. 

Selain itu, orangtua juga dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh IDAI. 

Secara rinci, IDAI merekomendasikan anak berusia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A. Pada usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B. 

Pada usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid. Beranjak usia 9 tahun, anak juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan Dengue.

3. Bayi telat imunisasi beberapa bulan dari jadwal, apa yang harus dilakukan?

3. Bayi telat imunisasi beberapa bulan dari jadwal, apa harus dilakukan
Popmama.com/Putri Syifa N

Keterbatasan seorang bayi bisa mendapatkan imunisasi bisa terhalang beberapa hal. Secara umum dari tahun 2020 salah satunya karena pandemi Covid-19.

Menurut dr. Hartono Gunardi orangtua bisa mengejar ketinggalan imunisasi yang terlewat tersebut. Misalnya, dengan asumsi bayi sudah mendapatkan imunisasi lengkap hingga berumur 3 bulan lalu baru sempat imunisasi lagi di saat umur 12 bulan lebih, tentu masih bisa.

"Silakan dilengkapi pada umur 13 bulan, jadi dia akan mendapat 3 suntikan dan 1 tetes saat itu. Tidak masalah, tapi kalau orangtuanya kasian harus 3 kali suntik, boleh tidak ditunda lagi? Boleh saja, misalnya vaksin MR ditunda ke 2 minggu yang akan datang diselang 2-4 minggu tidak apa-apa. Jadi diberikan sekaligus juga tidak masalah, yang penting segera dilengkapi imunisasinya ketika terlewat," jelasnya.

4. Cara menghadapi KIPI bayi setelah imunisasi

4. Cara menghadapi KIPI bayi setelah imunisasi
Popmama.com/Putri Syifa N

Setelah bayi mendapatkan suntikkan imunisasi kadang terjadi efek samping ringan atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Ini adalah gejala medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi/imunisasi yang diberikan.

Menurut Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), pada bayi dan anak yang biasa terjadi adalah KIPI bengkak disekitar suntikan dan demam ringan hingga sedang. 

"Kalau ada KIPI demam boleh berikan paracetamol, tetapi jangan berikan paracetol sebelum timbulnya demam atau sebelum imunisai. Kenapa? Karena itu akan memengaruhi pembentukan antibodi. Jadi tidak akan setinggi tanpa diberikan paracetamol. Kalau sudah demam boleh diberikan," tutur dr. Hartono.

Perlu diingat, tidak semua imunisasi ini menimbulkan demam. Karena hanya 25 persen saja dari daftar imunisasi dasar lengkap secara keseluruhan.

"Hanya 25 persen, kalau kita berikan semua paracetamol jadinya mubazir. Jadi ditunggu saja, kalau dia badannya hangat sedikit itu biasa kok," jelasnya.

Ketika bayi dirasa agak demam, dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) lebih menyarankan orangtua untuk memberikan si Kecil asupan cairan yang cukup. Bisa dengan ASI atau air minum biasa.

"Kalau dia berkeringat karena demam ganti bajunya cepat, berikan cairan lebih banyak. Karena demamkan penguapan cairan dari tubuh, berikan ASI, air. Anaknya ditenangkan, ibunya juga perlu tenang. Jangan gampang panik, jadi segalanya dipersepsikan berat," ujarnya.

Itulah tadi hal yang harus orangtua lakukan saat bayi telat imunisasi. Semoga informasi ini membantu Mama dan Papa untuk bisa melengkapi imunisasi anak sesuai jadwal ya!

Baca juga:

The Latest