7 Tantangan yang Biasa Mama Hadapi ketika Memulai MPASI

Tantangan ini biasanya cara bayi memberitahu Mama kalau ia belum siap, Ma

25 Mei 2020

7 Tantangan Biasa Mama Hadapi ketika Memulai MPASI
freepik.com/mrzivica

Memberi makan bayi yang mulai mengonsumsi makanan padat membutuhkan strategi tersendiri. Mama beruntung memiliki bayi yang selalu dengan senang hati membuka mulut dan memakan apapun yang disodorkan.

Namun tidak jarang,  ada juga menghadapi beberapa tantangan ketika bayi mulai mengonsumsi MPASI. Baik itu memalingkan muka dan menolak membuka mulut atau selalu bercanda saat disuapi.

Ini normal bagi bayi yang baru belajar mengonsumsi makanan padat. Dengan strategi cerdas, Mama dapat mengatasi tantangan ketika memberi makan bayi.

Popmama.com merangkum tujuh tantangan yang biasa Mama hadapi saat memulai pemberian MPASI dan bagaimana mengatasinya. Apakah Mama juga mengalaminya?

1. Bayi melepehkan makanannya

1. Bayi melepehkan makanannya
Freepik/user3802032

Apakah bayi menggunakan lidahnya untuk mendorong makanan keluar setiap suapan? Alasan bayi melakukan ini karena refleks pada lidahnya sehingga instingnya adalah ia mendorong semua keluar dari mulut untuk menghindari tersedak.

Mama dapat mengencerkan makanan dengan menggunakan ASI atau susu formula. Jika bayi sudah terbiasa dengan satu jenis makanan tertentu, biasanya ia akan makan dengan lahap.

Letakkan sedikit makanan di sendok atau ujung jari dan masukkan ke dalam mulutnya. Jika lidah mungil itu terus mendorong bubur setelah beberapa kali mencoba, jangan kesal, Ma. Ini adalah cara bayi untuk memberitahu Mama bahwa ia belum siap dengan makanan padat. Tunggu seminggu sebelum Mama mencobanya lagi.

2. Si Kecil selalu berpaling setiap kali sendok mengarah ke mulutnya

2. Si Kecil selalu berpaling setiap kali sendok mengarah ke mulutnya
motherforlife

Ketika Mama menawarkan bubur ubi manis kepada bayi, ia selalu memalingkan wajah atau rewel. Apa penyebabnya?

Si Kecil sedang tidak ingin makan dan ia memberitahu Mama dengan cara yang ia pahami, yaitu memalingkan muka. Ini caranya berpaling dari upaya mama untuk menyuapinya.

Mengapa bayi tidak berselera atau mogok makan? Ini yang harus dicari tahu oleh Mama. Mungkin dia lelah, tidak nyaman, atau tidak enak badan. Bisa juga bayi tidak suka makanan yang disiapkan. Jika makanan alternatif tidak mengundang selera bayi, Mama dapat berhenti mencoba dan membiarkan bayi beristirahat. Setelah istirahat, bayi mungkin mulai berselera untuk mencoba kembali.

Editors' Pick

3. Bayi selalu membuat ekspresi lucu ketika disuapi

3. Bayi selalu membuat ekspresi lucu ketika disuapi
Freepik/Freephoto

Ketika disuapi, bayi selalu menyeringai dan menggigiti sendok alih-alih menelan makanannya. Butuh waktu untuk membiasakan selera dan indera perasa bayi. Bayi mungkin terkejut dengan sensasi tekstur dan rasa baru.

Begitu bayi mulai terbiasa, dia mungkin akan tersenyum ketika sendok mengenai bibirnya atau setidaknya membuka mulut dan memakannya dengan sukarela.

Jadi jika bayi tertawa atau menyeringai setiap kali Mama menyendokkan bayam atau kacang hijau, teruslah mencoba. Butuh waktu hingga 15 kali sampai akhirnya bayi menerima makanan baru, Ma.

4. Bayi sembelit

4. Bayi sembelit
Pixabay/ReadyElements

Apakah bayi buang air kecil lebih jarang dari sebelumnya?

Pola makan barunya mungkin menyebabkan konstipasi. Periksakan ke dokter, lalu coba kurangi makanan yang terlalu berserat seperti sayur. Berbeda dengan orang dewasa yang membutuhkan banyak serat, bayi justru bisa sembelit bila mengonsumsi terlalu banyak makanan berserat.

Mama bisa mencoba memberinya yoghurt untuk membantu melunakkan fesesnya.

5. Bayi memiliki gas berlebih

5. Bayi memiliki gas berlebih
Freepik/bearfotos

Sistem pencernaan bayi yang sedang berkembang bekerja keras. Sistem pencernaan bayi belajar menyerap makanan, jadi kadang-kadang ia mengalami konstipasi dan memiliki gas. Ini semuanya normal, terutama jika bayi tidak rewel.  

Tapi terkadang makanan akan membuatnya benar-benar tidak nyaman dan Mama dapat merasakannya.

Cobalah memberinya makanan dalam porsi kecil namun sering. Karena biasanya bukan makanan yang menghasilkan gas, tetapi kuantitas. Perut bayi seukuran kepalan tangannya, jadi memberi makan dalam jumlah besar bisa membuat sistem pencernaannya tegang dan bekerja ekstra keras.

6. Bayi memiliki ruam

6. Bayi memiliki ruam
babycenter.ca

Mama memberikan telur orak arik kepada bayi dan melihat ruam di pantatnya saat Mama mengganti popoknya. Ini bisa berupa ruam popok biasa. Tetapi ruam di sekitar pantat atau mulut sering merupakan tanda alergi makanan. Gejala alergi lainnya termasuk muntah, mata berair, dan pilek.

Jika Mama melihat salah satu dari gejala-gejala ini setelah memperkenalkan makanan baru, hubungi dokter anak. Jika gejalanya ringan, dokter mungkin akan memberi tahu Mama untuk menyajikan makanan lagi untuk memastikan bayi alergi pada makanan tersebut.

Jika bayi memiliki reaksi yang sama, keluarkan makanan itu dari menu dan perkenalkan kembali nanti. Berita bagusnya, banyak bayi akhirnya bisa mengatasi alergi makanan dengan sendirinya.

7. Bayi menolak untuk makan mandiri

7. Bayi menolak makan mandiri
Confusedparent

Apakah Mama siap untuk mengajarkan bayi untuk makan mandiri namun bayi menolaknya?

Sebagian bayi lebih berhati-hati terhadap beberapa perubahan, Ma, termasuk ketika ia harus belajar makan sendiri.

Untuk mempercepat proses makan mandiri, sajikan potongan-potongan makanan berukuran kecil berwarna cerah yang mudah diambil oleh bayi. Seperti melon berbentuk kotak atau blueberry yang sangat matang, potongan kecil brokoli dan wortel kukus , atau potongan keju.

Mama juga bisa memberinya sendok dengan pegangan melengkung pendek yang mudah untuk dipegang tangannya yang mungil. Saat bayi belajar makan mandiri, sediakan makanan bertekstur kasar agar tidak mudah meluncur saat bayi menyuapnya.

Jika bayi mengenali makanannya, kemungkinan ia akan lebih tertarik untuk memakannya. Ketika bayi mulai terbiasa makan mandiri, ia tidak akan berhenti.

Tantangan apa yang biasa Mama temukan ketika mulai memberikan makanan padat kepada bayi? 

Baca juga:

The Latest