Pola Asuh Bayi sesuai Karakter untuk Mendukung Perkembangannya

Setiap bayi memiliki karakter yang unik, Ma!

2 Agustus 2022

Pola Asuh Bayi sesuai Karakter Mendukung Perkembangannya
pexels/keira burton

Setiap bayi memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Misalnya ada bayi yang mudah bersosialisasi, ada juga yang takut jika bertemu dengan orang baru. Pengasuhan yang tepat mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual bahkan sejak kecil, Ma.

Jadi jika si Kecil mudah menangis, sering bergerak atau memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jangan khawatir. Ini bukan kesalahan Mama atau bayi jika ia berbeda dengan bayi lainnya. Perlu diingat jika setiap bayi adalah unik, Ma. Ini termasuk bayi kesayangan Mama.

Berita baiknya, ada strategi yang dapat Mama terapkan untuk mendukung perkembangan bayi sesuai dengan sifat dasarnya.

Untuk membantu Mama, Popmama.com mengulas tentang pola asuh bayi sesuai karakter untuk mendukung perkembangannya.

1. Menangis

1. Menangis
Freepik/rawpixel.com

Sebelum menguasai kemampuan berbicara, bayi berkomunikasi dengan beragam cara. Salah satunya adalah dengan menangis. Untuk mendapatkan perhatian, bayi menangis sekuat tenaga. Ketika Mama meresponsnya dengan tepat, ia akan tenang dan merasa aman.

Namun, beberapa bayi lebih sulit untuk ditenangkan daripada yang lain, dan susunan genetik merupakan faktor yang signifikan.

“Para peneliti percaya sekitar 60 persen temperamen adalah keturunan,” kata Penasihat Orangtua Harvey Karp, M.D.

Sekitar 15-20 persen bayi lebih sensitif. Mereka waspada terhadap segala sesuatu di sekitarnya sehingga dapat dengan cepat menjadi terlalu bersemangat. Di satu sisi, bayi sensitif juga lebih mungkin untuk menangis dalam waktu yang lama.

Banyak dokter telah berhenti menggunakan istilah kolik (yang pernah didefinisikan sebagai menangis selama lebih dari tiga jam sehari selama setidaknya tiga hari seminggu) untuk menggambarkan kondisi ini.

Untungnya, semua bayi dilahirkan dengan refleks tenang dan relatif mudah untuk diaktifkan, kata Dr. Karp. Dia merekomendasikan beberapa hal berikut jika bayi menangis:

  • lampin, membungkus bayi dengan nyaman dalam selimut,
  • posisi samping, memegangnya di sisinya,
  • diam, menggunakan perekam atau mesin white-noise, atau hanya membuat bunyi "ssst",
  • mengayun secara berirama,
  • menyusui.

Mama perlu bereksperimen untuk melihat teknik mana yang paling cocok untuk bayi. Menggabungkan beberapa cara di atas juga bisa dicoba untuk menenangkan bayi yang menangis panjang.

Editors' Pick

2. Bergerak

2. Bergerak
freepik/odua

Jika bayi terus-menerus bergerak, ia mungkin dilahirkan seperti itu. Psikiater anak Alexander Thomas, M.D., dan Stella Chess, M.D., menyimpulkan bahwa bayi yang aktif lebih mungkin tumbuh menjadi orang dewasa yang energik. Sementara bayi yang santai cenderung tetap relatif tidak banyak bergerak seiring bertambahnya usia.

Meski normal, bayi membutuhkan kesempatan secara teratur untuk melatih otot. Latihan otot ini memungkinnya untuk bergerak, duduk, merangkak, dan berdiri. Pada akhirnya semua akan membantu si Kecil berjalan, berlari, dan melompat kelak.

Bagaimana jika si Kecil tidak suka bergerak?  Mama bisa memancingnya dengan mainan atau benda kesukaannya.

Menempatkan bayi di perutnya (tummy time) juga penting. Abaikan jika si Kecil protes karena tidak semua bayi menyukai aktivitas ini. Namun dengan tummy time, bayi belajar menjelajah, bergerak, mengangkat kepala serta menggerakkan tangan.

3. Bersosialisasi

3. Bersosialisasi
Freepik/user15285612

Apakah bayi pemalu di sekitar orang asing, apakah dia penggoda alami, atau apakah kepribadiannya ada di antara keduanya? Apapun masalahnya, faktor genetik mungkin berperan.

Dalam penelitiannya, Dr. Thomas dan Dr. Chess menyimpulkan bahwa temperamen bawaan bayi cenderung menentukan apakah dia sosial atau menyendiri terhadap orang lain.

Bayi yang secara alami tampak ramah tidak membutuhkan banyak dorongan. Namun, jika bayi pendiam, Mama dapat membantunya menjadi lebih nyaman di sekitar orang lain dengan mengatur kumpul-kumpul yang sering dengan anggota keluarga besar dan bermain dengan bayi lain.

Hindari mendorong bayi untuk berinteraksi. “Cobalah untuk peka terhadap bayi dan reaksinya,” tutur David S. Moore, Ph.D., direktur Pusat Studi Bayi Claremont di Pitzer College.

Meninggalkan bayi pemalu di pangkuan seseorang yang tidak dikenalnya mungkin membuatnya semakin curiga terhadap orang dan situasi yang tidak dikenalnya.

Beri waktu sebanyak yang dibutuhkannya untuk melakukan pemanasan dengan orang asing. Mama juga harus mempersiapkan bayi untuk situasi di mana ia akan bertemu seseorang yang baru.

Misalnya beritahu bayi jika ada anggota keluarga yang akan berkunjung. Mama dapat menunjukkan foto agar pertemuannya tidak terlalu menakutkan bayi.

Jika dia masih menangis, jangan khawatir. Pada akhirnya bayi Mama akan menjadi lebih nyaman di sekitar orang lain.

4. Makan

4. Makan
Pexels/Enrique Hoyos

Bahkan sebelum memperkenalkan makanan padat, Mama mungkin memperhatikan bahwa bayi memiliki kecenderungan makan yang unik.

Beberapa bayi langsung menelan susu, sementara yang lain menyesap perlahan atau sering berhenti.

Genetika berperan dalam kecepatan makan bayi dan juga kemampuannya mengenali kapan dia kenyang.

Dan jika bayi memuntahkan ubi atau kacang polong yang Mama masukkan ke dalam mulutnya, faktor keturunan juga membantu menjelaskannya. Sebuah studi tentang kembar identik dan fraternal menyimpulkan bahwa rasa takut mencoba makanan asing bersifat genetik.

Para peneliti menduga bahwa beberapa mereka yang sangat pemilih dalam hal makanan mungkin memiliki kepekaan tinggi terhadap rasa pahit.

Untuk bayi yang menolak makanan asing, ada beberapa strategi untuk mengembangkan seleranya. Ciptakan waktu makan menjadi waktu untuk bersenang-senang. Mama dapat duduk dan makan bersama bayi.

Saat memperkenalkan makanan baru, tawarkan sedikit rasa dengan lembut. Jika dia menolak, coba lain kali sampai bayi menerimanya. Jika bayi muntah, singkirkan makanan tersebut. Tapi jangan salah mengartikan wajah lucu atau seringai sebagai jijik. Ini adalah reaksi bayi yang sangat normal terhadap pengalaman baru.

Semakin Mama mengekspos bayi pada sesuatu yang baru, semakin besar kemungkinannya untuk mencicipinya. Terutama jika Mama memasangkan makanan dengan salah satu kesukaannya.

5. Tidur

5. Tidur
Freepik/mdjaff

Jika bayi tidur sepanjang malam atau tidur siangnya sangat singkat, Mama mungkin bisa menyalahkan gennya. Sebuah studi yang diterbitkan di Pediatrics membandingkan kembar identik dan kembar fraternal menemukan bahwa genetika tampaknya berperan dalam lamanya waktu tidur bayi tanpa gangguan.

Hampir semua kembar identik memiliki kecenderungan untuk bangun di malam hari, dibandingkan dengan kembar fraternal. Para peneliti juga menemukan bahwa kembar identik lebih cenderung memiliki pola tidur yang sama.

Salah satu solusi yang mungkin untuk bayi yang tidak tidur nyenyak di malam hari: bawa dia keluar lebih sering di bawah sinar matahari sore.

Para peneliti di Liverpool John Moores University, di Inggris, menemukan bahwa bayi yang tidur di malam hari secara signifikan terpapar lebih banyak sinar matahari daripada mereka yang kurang tidur.

Jalan-jalan sore membuat bayi terpapar cahaya lingkungan, yang membantu mengatur jadwal tidur-bangun mereka. Pastikan Mama menghindari sinar matahari langsung, yang dapat berbahaya bagi kulit dan mata bayi yang halus.

Beberapa penyesuaian sederhana dalam pengaturan kamar tidur juga dapat meningkatkan kebiasaan tidurnya. Mama dapat membeli tirai agar kamar tidak terlalu terang saat bayi tidur.

Itu penjelasan tentang pola asuh bayi sesuai karakter untuk mendukung perkembangannya. Jangan lupa jika setiap bayi itu unik. Kenali karakter bayi agar Mama dapat menentukan pola asuh yang tepat untuk mendukung perkembangannya.

Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga:

The Latest