Keracunan Makanan pada Bayi: Gejala dan Cara Mengatasinya

Hati-Hati dalam menyiapkan makanan untuk si Kecil, Ma

5 Juli 2022

Keracunan Makanan Bayi Gejala Cara Mengatasinya
Pixabay.com/theproofphotography

Keracunan makanan pada bayi adalah salah satu mimpi buruk bagi orangtua. Meskipun sudah berhati-hati, kejadian ini bisa saja terjadi secara tiba-tiba kare ketidaksengajaan.

Keracunan makanan adalah penyakit bawaan makanan yang terjadi karena konsumsi makanan atau segala jenis susu untuk bayi yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, dan kuman berbahaya lainnya.

Karena makanan dan minuman yang terkontaminasi akan menyebabkan infeksi dan iritasi pada saluran pencernaan bayi, Mama harus tahu apa sebenarnya penyebab dari keracunan makanan sampai dengan pengobatannya agar tidak panik saat hal ini benar-benar terjadi.

Untuk informasi lebih detailnya, berikut Popmama.com telah rangkum soal keracunan makanan pada bayi. Yuk, kita simak bersama!

Gejala Beserta Tanda si Kecil Keracunan Makanan

Gejala Beserta Tanda si Kecil Keracunan Makanan
Freepik/cookie_studio

Keracunan makanan biasanya berdampak pada sistem gastrointestinal. Berikut ini ada beberapa gejala umum yang bisa terlihat ketika si Kecil keracunan makanan, seperti:

  • Menangis dan rewel berlebihan,
  • Bayi terlihat tidak nyaman di daerah perut atau sakit perut,
  • Diare,
  • Mual dan muntah,
  • Demam,
  • Dehidrasi,
  • Darah terlihat pada tinja atau muntah,
  • Malaise atau tubuh terlihat lemas.

Sedangkan jika si Kecil mengalami keracunan yang parah, bayi bisa saja mengalami dehidrasi parah. Tanda si Kecil mengalami dehidrasi parah adalah sebagai berikut.

  • Menangis tanpa air mata,
  • Mulut terlihat kering,
  • Fontanel terlihat cekung (titik lunak),
  • Mata kering,
  • Jarang buang air kecil atau kurang dari enam popok dalam sehari.

Nah biasanya, gejala dan tanda-tanda keracunan ini bisa terlihat beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari setelah diberikan makanan yang terkontaminasi, Ma.

Kapan Mama Harus Membawa si Kecil ke Dokter?

Kapan Mama Harus Membawa si Kecil ke Dokter
Freepik.com/rawpixel.com

Bayi memiliki sistem pencernaan yang belum 'matang' sepenuhnya. Oleh karena itu, meskipun kasus keracunan makanannya ringan, jika hal ini terjadi pada bayi yang baru saja mulai merasakan makanan bertekstur, bisa menjadi parah dalam waktu singkat, Ma.

Segera bawa si Kecil ke dokter jika memang si Kecil menunjukkan gejala keracunan makanan yang sudah disebutkan di atas ya, Ma!

Penyebab Bayi Mengalami Keracunan Makanan

Penyebab Bayi Mengalami Keracunan Makanan
Pexels/Mart Production

Keracunan makanan terjadi ketika bayi mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau makanan yang tidak disimpan dengan baik.

Daging unggas yang mentah atau setengah matang, daging, telur, makanan dan susu yang tidak dipasterusasi dengan baik adalah makanan umum yang bisa menyebabkan bayi keracunan makanan.

Selain itu, makanan yang dipanggang, buah dan sayur yang sudah dipotong dan dibiarkan di ruangan terbuka tanpa segel, makanan olahan atau saiap makan seperti daging dan makanan kaleng yang tidak di segel dan tidak disimpan dengan benar juga bisa menjadi sumber keracunan makanan pada bayi lho, Ma.

Oleh karena itu, Mama harus berhati-hati dalam menyimpan bahan makanan ataupun makanan instan bayi agar terhindari dari kontaminasi.

Berikut ini ada beberapa jenis mikroba penyebab makanan menjadi beracun untuk si Kecil dilansir melalui Mom Junction.

  • Bakteri. Bakteri yang biasa mengontaminasi makanan adalah Campylobacter, Staphylococcus aureus (Staph), Salmonella, Clostridium perfringens, E.coli, Yersinia, dan Shigella.
  • Virus. Virus bisa menyebar melalui air ataupun dari orang yang menyiapkan makanan untuk bayi. Virus yang umum menjadi penyebab keracunan makanan adalah hepatitis A (HAV), rotavirus dan juga norovirus.
  • Parasit. Parasit seperti toxoplasma gondii, giardia dan Cryptosporidium.
  • Racun dan kontaminan. Racun dan kontaminan alami seperti jamur liar, produkk segar yang tidak dicuci bisa jadi mengandung pestisida serta ikan dan kerang yang mengandung racun hasil dari alga atau bakteri.

Editors' Pick

Cara Mendiagnosa Keracunan Makanan pada Bayi

Cara Mendiagnosa Keracunan Makanan Bayi
Freepik/rawpixel.com

Secara umum, keracunan makanan akan didiagnosa dengan melakukan dua cara, Ma. Cara tersebut adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik serta tes darah dan tinja.

Saat melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan mencatat gejala yang dirasakan oleh bayi dan memeriksa perut. Kemudian, mereka akan memeriksa parameter vital bayi seperti tekanan darah dan denyut nadi.

Sedangkan pemeriksaan darah dan tinja akan dilakukan untuk mencari tahu lebih spesifik mengenai bakteri apa yang menyebabkan bayi keracunan makanan. Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda komplikasi seperti dehidrasi lho, Ma.

Pengobatan untuk Keracunan Makanan

Pengobatan Keracunan Makanan
Freepik/jcomp
ilustrasi vaksin malaria

Kebanyakan kasus keracunan makanan diobati oleh tubuh mereka sendiri selama lima sampai 10 hari setelah mereka memunculkan gejala.

Meski begitu, Mama bisa melakukan beberapa hal berikut ini untuk mengobatin keracunan makanan pada bayi. Simak penjelasanya berikut ini!

1. Mengubah menu makanan

Dokter biasanya akan memberikan saran untuk mengubah menu dan pola makan si Bayi. Mama juga kemungkinan akan disarankan untuk membatasi asupan makanan dan minuman si Kecil secara singkat sekitar tiga sampai empat jam.

Setelah itu, biasanya Mama disarankan untuk terus menyusui dan/atau memberi susu formula untuk si Kecil.

Untuk bayi yang baru mulai diperkenalkan makanan bertekstur, dokter pun kemungkinan akan merekomendasikan Mama untuk memberikan si Bayi makanan cair sampai gejalanya mereda.

2. Dengan obat-obatan

Karena keracunan makanan biasa diakibatkan oleh adanya infeksi oleh bakteri yang parah, bayi akan diberikan antibiotik oleh dokter. Probiotik juga kemungkinan akan diberikan untuk mengembalikan keseimbangan mikrobioma usus yang sehat.

3. Rehidrasi oral

Gejala yang timbul akibat keracunan makanan seperti muntah dan diare dapat membuat bayi dehidrasi, Ma. Oleh karena itu, dokter kemungkinan akan menyarankan untuk mengobati masalah ini dengan solusi oralit menggunakan pedialyte atau infalyte untuk mengisi kembali cairan dan elektrolit yang hilang.

Kemungkinan paling parah jika si Kecil mengidap dehidrasi yang parah adalh dengan dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan infus atau IV di bawah pengawasan medis, Ma.

Tips Mencegah Keracunan Makanan pada Bayi

Tips Mencegah Keracunan Makanan Bayi
Freepik/pch.vector

Melakukan tindakan preventif dalam mencegah bayi terpapar infeksi mikroba adalah sebuah keharusan yang harus diwaspadai saat menangani, menyiapkan dan menyimpan makanan mereka.

Berikut ini ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan untuk mencegah terjadinya keracunan pada bayi.

1. Untuk bayi yang diberi susu formula

1. bayi diberi susu formula
Freepik.com/tonefotografia
  • Selalu bersihkan dan sterilkan botol susu, dot, segala peralatan yang digunakan untuk menyiapkan susu formula serta pompa ASI setelah digunakan.
  • Ikuti instruksi atau petunjuk pada kemasan susu formula, jangan mengurangi atau melebihi anjuran pada instruksi sebelum konsultasi bersama dokter anak.
  • Gunakan sendok yang bersih dan kering untuk mengambil susu formula. Jangan sampai uap air masuk ke dalam wadah formula karena dapat memicu pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan pembusukan pada bubuk susu.
  • Simpan ASI perah, donor ataupun susu formula di lemari es pada atau di bawah 4°C hingga siap digunakan untuk menghentikan aktivitas bakteri.
  • Segera berikan susu formula yang sudah disiapkan dalam waktu 24 jam, Ma. Selalu buang formula yang telah disimpan pada suhu ruangan lebih dari dua jam.
  • Segera buang susu formula dalam botol yang masih tersisa setelah bayi selesai menyusu ya, Ma. Bakteri dapat mencemari susu formula atau susu yang baru setengah dikonsumsi.

2. Untuk bayi yang baru mulai MPASI

2. bayi baru mulai MPASI
Freepik.com/senivpetro

Karena MPASI adalah tahap perkembangan makan anak yang masih perlu diberikan susu, Mama masih harus melakukan tindakan preventif yang sudah dijelaskan di atas.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan langkah-langkah untuk mencegah keracunan makanan pada bayi, yaitu "Bersihkan, Pisahkan, Masak dan Dinginkan".

  • Bersihkan. Cuci tangan mama menggunakan air hangat dan sabun setidaknya 20 detik sebelum dan sesudah memasak. Bersihkan pojok-pojok dapur dan segala macam peralatan dapur yang sering disentuh menggunakan disinfektan. Selalu cuci bahan segar seperti buah dan sayur di bawah air yang mengalir ya, Ma!
  • Pisahkan. Seperti biasanya, selalu gunakan pisau dan telenan yang berbeda untuk daging-dagingan dan sayuran. Simpan daging unggas atau daging-daging lain dalam wadah yang dapat ditutup kembali dan tempatkan di freezer.
  • Masak. Masak sampai matang daging-dagingan, telur, dan sayuran. Jangan berikan makanan siap saji pda bayi secara langsung dari bungkusnya. Ambil sebagian kecil makanan ke mangkuk bersih menggunakan sendok steril.
  • Dinginkan. Simpan makanan yang mudah rusak setelah satu sampai dua jam pembelian di dalam kulkas. Simpan juga sisa makanan yang telah dimasak seperti pure dan bubur di kulkas pada suhu yang sesuai dalam beberapa jam setelah memasak. Jika mungkin, lelehkan makanan beku di bagian lemari es dan jangan di wastafel atau di meja dapur.

Selain itu, Mama tidak boleh memberikan jus atau cuka sari yang tidak di pasteurisasi pada bayi mama, ya! Baca label produk dengan cermat dan perhatikan apakah kemasan atau kaleng makanan bayi memiliki segel yang rusak atau tidak.

Itulah tadi rangkuman mengenai keracunan makanan pada bayi. Selalu waspada dan jaga kebersihan makanan si Kecil, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest