Jangan Disepelekan, Ini Fakta Alergi Kacang yang Penting Diketahui

Dengan tindakan yang tepat, alergi kacang pada bayi bisa diminimalkan

18 Januari 2021

Jangan Disepelekan, Ini Fakta Alergi Kacang Penting Diketahui
Freepik/Lifeforstock

Selama beberapa dekade belakangan ini, penderita alergi kacang terus bertambah. Jika dulunya penderita alergi kacang banyak dialami oleh masyarakat negara Barat, ternyata orang Asia pun cukup banyak yang mengalaminya juga. Dari alergi skala ringan yang hanya berupa gatal-gatal, sampai yang bisa menyebabkan kematian. 

Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan bagi orangtua. Apalagi jika Mama tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup dalam hal menghadapi alergi kacang yang diidap si Kecil.

Berikut ini Popmama.com merangkum beberapa informasi penting yang harus Mama ketahui seputar alergi kacang pada bayi, yang disampaikan oleh Michael Pistiner, M.D., seorang peneliti yang mendedikasikan dirinya pada bidang alergi kacang, dilansir dari Parents:

1. Menunda memperkenalkan kacang sejak dini justru menambah risiko alergi kacang

1. Menunda memperkenalkan kacang sejak dini justru menambah risiko alergi kacang
Freepik/DalaiFood

Sebuah fakta yang mungkin terdengar aneh tapi nyata adalah jika bayi tidak segera diperkenalkan kepada kacang sejak dini, justru hal ini akan menambah risiko ia mengalami alergi kacang. 

Hal ini didukung oleh penelitian terhadap 640 bayi yang dianggap berisiko tinggi mengalami alergi kacang tanah karena mereka menderita eksim parah, alergi telur, atau pun keduanya. Separuh dari kelompok ini menghindari kacang hingga usia lima tahun. Separuh lainnya mengonsumsi dua gram protein kacang tanah tiga kali seminggu.

Hasilnya, 17 persen dari mereka yang menghindari kacang tanah, justru mengalami alergi dibandingkan dengan mereka yang memakannya. Ini membuktikan bahwa memberikan kacang dalam jumlah kecil tapi rutin pada bayi dan anak-anak dapat meningkatkan tingkat toleransi mereka terhadap makanan ini. 

Editors' Pick

2. Alergi kacang bukan hanya yang dimakan, tapi juga yang disentuh

2. Alergi kacang bukan ha dimakan, tapi juga disentuh
Freepik

Kulit yang normal memiliki fungsi pelindung yang sehat sehingga mampu menjaga agar partikel kacang tanah tidak menembusnya. Di sisi lain, bayi dengan kulit yang sensitif atau mengalami eksim parah, mengalami penghalang yang tidak berfungsi dengan baik karena peradangan yang mendasarinya. 

Perbedaan fungsi penghalang inilah yang menjelaskan mengapa anak-anak dengan eksim parah lebih berisiko mengalami alergi makanan. Tak terkecuali kasusnya adalah alergi kacang. Bahkan sebagian bayi mengalami alergi hanya dengan menyentuhnya saja.

3. Bayi bisa mulai makan kacang sejak usia 6 bulan

3. Bayi bisa mulai makan kacang sejak usia 6 bulan
Pixabay/Cgdsro

Panduan terbaru dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan didukung oleh AAP menunjukkan bahwa Mama dapat memperkenalkan kacang paling cepat saat bayi berusia enam bulan. Dengan catatan, kecuali bayi mama menderita eksim parah atau alergi telur. 

Dalam hal ini, sebaiknya targetkan untuk mulai mencobanya di usia enam bulan. Tetapi si Kecil harus diskrining untuk alergi kacang sebelum mencobanya. Lebih baik mengetahui potensi risiko terlebih dahulu dan memastikannya meskipun anggota keluarga yang lain tidak memiliki potensi alergi kacang tersebut. 

4. Tawarkan kacang secukupnya saja

4. Tawarkan kacang secukup saja
Freepik/Azerbaijan_stockers

NIAID merekomendasikan agar bayi dan balita makan dua sendok teh selai kacang (atau dua gram protein kacang) tiga kali seminggu sampai usia lima tahun. Mama bisa mencampurkannya ke dalam oatmeal, bubur buah atau sayuran, ASI, atau susu formula. Hanya saja, jangan berikan kacang utuh, potongan, atau selai kacang yang teksturnya kental karena semuanya berisiko tersedak untuk anak di bawah usia empat tahun.

5. Diet kehamilan mama tidak memengaruhi alergi bayi

5. Diet kehamilan mama tidak memengaruhi alergi bayi
freepik.com

Banyak orang yang beranggapan, jika saat hamil Mama menghindari makanan tertentu atau justru sering mengonsumsinya, maka hal tersebut bisa berdampak terhadap kerentanan alergi sang Anak di kemudian hari. Tapi tenang, Ma. Hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang tinggi risiko alergi saat hamil, dapat mencegah pengaruhnya. Termasuk juga pada kacang. 

Apabila Mama atau keluarga yang lain memiliki riwayat alergi makanan, apalagi alergi kacang, alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memperkenalkan kacang pada bayi mama. Dokter anak akan memberikan saran dan petunjuk yang harus dilakukan agar bayi mama tetap bisa mengonsumsi kacang jika kondisi kesehatannya memungkinkan atau pun jika bayi memang harus benar-benar menghindarinya. 

Semoga informasi mengenai alergi kacang pada bayi ini menambah wawasan mama terhadap berbagai risiko alergi yang mungkin saja diderita si Kecil. 

Baca Juga:

The Latest