Ketahui Sejak Dini, Ini 5 Masalah Ortopedik pada Anak

Kelainan tulang ini biasanya baru terlihat saat anak belajar berdiri dan berjalan

19 Maret 2020

Ketahui Sejak Dini, Ini 5 Masalah Ortopedik Anak
Freepik/shangarey

Kesehatan ortopedi terkait tulang merupakan hal yang krusial dalam tumbuh kembang anak. Dengan tulang yang berkembang baik, anak dapat bergerak aktif. Selain itu, kesehatan tulang sangat penting agar anak tetap kuat dan tidak mudah rapuh saat tua nanti. 

Akan tetapi, sebagian anak dilahirkan dengan kondisi ortopedik yang berbeda. Kelainan ortopedik ini beberapa dapat normal dengan sendirinya tanpa perlu perawatan khusus meski muncul sejak masa bayi. Yang lainnya bisa menjadi lebih parah karena ada kondisi medis lainnya.

Dilansir dari kidshealth.org, berikut Popmama.com merangkum lima kelainan ortopedik bayi dan balita yang penting diketahui:
 

1. Flatfeet (kaki datar)

1. Flatfeet (kaki datar)
Pixabay/FeeLoona

Sebagian besar bayi dilahirkan dengan telapak kaki datar dan lengkungan terbentuk seiring pertumbuhan. Tetapi, pada beberapa anak, lengkungan itu tidak terbentuk sama sekali. 

Flatfeet biasanya tidak menimbulkan masalah. Dokter akan mempertimbangkan perawatan jika pada perkembangannya kondisi ini menyakitkan bayi. Para ahli ortopedik juga tidak merekomendasikan alas kaki khusus, seperti sepatu tinggi, karena hal ini akan sia-sia saja, tidak mempengaruhi perkembangan lengkungan.

Flatfeet menimbulkan kekhawatiran orangtua karena koordinasi tubuh anak jadi lebih buruk dan gampang lelah dalam berjalan dan berlari. Tetapi, kelainan ini sesungguhnya tidak menghalangi aktivitas anak secara signifikan. Dokter akan menyarankan menggunakan alat lengkungan pendukung ke dalam sepatu untuk mengurangi rasa sakit di kaki anak.

Editors' Pick

2. Toe walking

2. Toe walking
Freepik/tortoon

Toe walking adalah kecenderungan berjalan dengan bertumpu pada jari-jari kaki. Hal ini biasa terjadi di kalangan bayi dan balita ketika mereka belajar berjalan, terutama di dua tahun awal kehidupan. Kecenderungan ini akan menghilang dengan sendirinya di usia tiga tahun. 

Toe walking sesekali adalah hal yang wajar. Tetapi jika anak berjalan dengan bertumpu pada jari kaki hampir sepanjang waktu dan masih melakukannya setelah usia tiga tahun, Mama harus segera berkonsultasi ke dokter. 

Anak yang melakukan toe walking biasanya dikaitkan dengan kondisi medis lain, seperti cerebral palsy, kelainan otot, autisme atau sistem saraf lainnya. 
 

3. In-toeing (jari kaki merpati)

3. In-toeing (jari kaki merpati)
pixabay/ esudroff

Kaki bayi akan mengalami perubahan bentuk secara alami pada usia sekitar 8-15 bulan ketika mereka belajar berdiri. Seiring bertambahnya usia, orangtua mungkin akan mendapati anak berjalan dengan bertumpu pada jari kakinya dan kakinya berputar ke dalam. Kondisi ini disebut dengan in-toeing atau pigeon toes (jari kaki merpati).

Penyebab in-toeing ada beragam, antara lain karena torsi tibialis internal yang berputar ke dalam. Jika dialami anak di atas usia tiga tahun, penyebabnya bisa jadi karena anterversi femoral, di mana adanya lengkungan yang lebih besar di bagian atas tungkai yang menyebabkan tungkai atas berputar ke dalam. Penyebab lainnya yang seringkali dianggap berkaitan adalah kondisi cerebral palsy yang diidap anak. 

4. Bowlegs (genu varum) alias kaki O

4. Bowlegs (genu varum) alias kaki O
Pixabay.com/riala

Pernah melihat kaki seseorang yang menyerupai lengkungan busur panah dari lutut hingga ke kaki bawah mirip huruf O? Inilah kondisi yang disebut bowlegs.

Bowlegs banyak terjadi pada bayi dan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya seiring pertumbuhan. Akan tetapi jika kondisi bowlegs masih bertahan hingga anak di atas usia dua tahun atau hanya memengaruhi satu kaki, bisa menjadi tanda masalah yang lebih besar, misalnya rakhitis atau penyakit Blount.

5. Knock-knees (genu valgum) atau kaki bentuk X

5. Knock-knees (genu valgum) atau kaki bentuk X
orthopedicsindia.com

Kebalikan dari bowlegs, knock-knees, kaki bentuk X, membuat penderitanya memiliki bentuk kaki menyerupai kaki kodok dengan bagian lutut ke bawah yang merenggang. Knock-knees ini biasanya dialami anak usia tiga hingga enam tahun karena tubuhnya mengalami penyelarasan alami. 

Umumnya knock-knees tidak memerlukan perawatan karena kaki dapat lurus dengan sendirinya. Namun, pada kondisi yang parah di satu sisi, memerlukan perawatan. Jika anak mengalami rasa sakit atau kesulitan dalam berjalan dan berlari, dokter akan mempertimbangkan operasi setelah anak berusia 10 tahun.

Kesehatan tulang kaki merupakan kondisi kesehatan yang paling mudah terlihat jika adanya sesuatu yang tidak normal. Untuk memastikannya, bawa anak berkonsultasi ke dokter sejak dini agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan segera sebelum terlambat.

Baca juga:

The Latest