Berbentuk Mirip Selada, ini Manfaat Kale sebagai MPASI Bayi

Kale kini mudah ditemui di supermarket terdekat, apakah sayuran ini bermanfaat untuk si Kecil?

24 Januari 2020

Berbentuk Mirip Selada, ini Manfaat Kale sebagai MPASI Bayi
Freepik/maria_sbytova

Membiasakan anak makan sayur perlu dilakukan sejak dini. Sayuran, terutama dedaunan hijau, mengandung nutrisi dan vitamin yang bermanfaat untuk pembentukan jaringan tubuh anak. Salah satu jenis sayuran yang populer dikonsumsi masyarakat dunia adalah kale. 

Di Indonesia, kale seringkali dianggap serupa dengan selada. Padahal secara tampilan dan kandungan gizinya, berbeda sama sekali. Kale punya daun yang keriting seperti selada dan hadir dalam beberapa varietas yang tampak dari warna daunnya. 

Kini, superfood ini sudah banyak dijual di supermarket-supermarket di Indonesia. Apakah kale aman dikonsumsi bayi? Apa manfaatnya? Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi kale untuk makanan bayi:

Kandungan Gizi dalam Kale

Kandungan Gizi dalam Kale
pixabay.com/pexels

Kale dinobatkan sebagai superfood karena kaya akan nutrisi, serat, dan protein tetapi rendah kalori dan lemak. Meski sekilas nampak seperti selada, sebetulnya kale termasuk dalam keluarga kubis liar. Kale termasuk dalam keluarga Brassica oleracea yang termasuk di dalamnya adalah brokoli dan kembang kol.

Dilansir dari wholesomebabyfood.momtastic.com, kale merupakan sumber terbaik vitamin A dan C. Dalam satu cangkir kale, mengandung:

  • 90,5 mg kalsium,
  • 1,1 mg zat besi,
  • 22,8 mg magnesium,
  • 37,5 mg fosfor,
  • 299 mg potassium,
  • 28,8 mg sodium,
  • Vitamin A, C, K dan folat.

Editors' Pick

Manfaat Kale untuk Kesehatan

Manfaat Kale Kesehatan
pixabay.com

Kale merupakan sayuran yang tinggi zat besi yang baik untuk produksi sel darah merah baru dan menyusun hemoglobin yang berfungsi meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Sayuran bebas lemak ini juga kaya akan vitamin K yang baik untuk mencegah kanker dan mendukung kesehatan jantung bayi. 

Kandungan kalsium dalam kale juga tergolong tinggi jika dibandingkan dengan kalsium dalam susu. Tiap 100 gram kale mengandung 150 miligram kalsium, sementara susu sapi hanya 125 mg. Kalsium ini baik untuk kesehatan tulang dan gigi bayi.

Kapankah Saat yang Tepat Bayi Mengonsumsi Kale?

Kapankah Saat Tepat Bayi Mengonsumsi Kale
Freepik/arkom46

Begitu bayi sudah bisa mengonsumsi makanan padat, sebetulnya ia sudah bisa mengonsumsi kale. The Food and Drug Administration (FDA) mewanti-wanti kandungan nitrat di dalam kale yang berpotensi membuat bayi sakit jika dikonsumsi sebelum usia 7 bulan. Tetapi, Mama bisa mulai memperkenalkannya sejak usia 6 bulan dalam porsi kecil untuk melihat jika adanya reaksi alergi.

Cara Memilih dan Mengolah Kale untuk Makanan Bayi

Cara Memilih Mengolah Kale Makanan Bayi
pixabay.com/abimansoor

Untuk gizi yang terbaik, ini tips memilih kale:

  1. Pilih kale dengan warna daun gelap. Jangan memilih kale yang sudah kekuninga atau kecoklatan.
  2. Pilih yang teksturnya keras tetapi batangnya cenderung lembap.
  3. Hindari kale yang daunnya berlubang atau tampak kering dan lunak ketika disentuh.
  4. Pilih baby kale karena lebih empuk dan rasanya lebih manis daripada daun kale yang besar. 

Tips untuk mengolah kale: 

  1. Kale segar sebaiknya langsung diolah karena penyimpanan terlalu lama akan menyebabkan rasa pahit.
  2. Bila ingin disimpan dalam lemari es, batas umur penyimpanan kale adalah 5 hari.
  3. Hindari mencuci kale jika tidak langsung diolah karena bisa memperpendek umur simpannya. 

Kale mungkin bukan jenis makanan yang membuat bayi berselera makan karena rasanya tawar dengan sedikit rasa pahit atau sepat. Mama bisa menyiasatinya dengan menambahkannya kale ke dalam green smoothies si Kecil yang dicampurkan dengan apel dan pisang. Atau, bisa juga dicampurkan ke dalam bubur protein hewani agar lebih enak rasanya.

Ingat, selalu konsultasikan bahan makanan yang akan diperkenalkan pada bayi ke dokter anak. Terutama diskusikan jenis-jenis makanan yang berpotensi menimbulkan alergi pada bayi. 

Baca juga:

The Latest