5 Penyebab si Kecil Berhenti Tumbuh, Ketahui Sejak Dini, Ma

Mulai dari faktor genetik hingga kelainan hormon, berikut penyebab bayi dan anak berhenti tumbuh

14 Mei 2019

5 Penyebab si Kecil Berhenti Tumbuh, Ketahui Sejak Dini, Ma
freepik.com/phduet

Setiap orangtua pasti mengharapkan si Kecil tumbuh dengan sehat. Meski tak selalu sama, tetapi pertumbuhan bayi ada milestone-nya masing-masing. Mulai dari tumbuh gigi, berat badan, hingga tinggi badannya.

Secara umum, setiap anak akan tumbuh normal sesuai dengan tahapan usianya. Namun, pada beberapa kasus tertentu, ada anak yang mengalami penundaan pertumbuhan atau bahkan berhenti tumbuh sehingga membuatnya berbeda dengan teman seusianya. Kondisi ini biasanya dapat disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan dan beberapa faktor lain. Berikut uraiannya.

1. Riwayat keluarga yang berperawakan pendek

1. Riwayat keluarga berperawakan pendek
pxhere.com/prostooleh

Dilansir dari healthline.com, faktor genetik ternyata punya pengaruh yang signifikan terhadap terhentinya pertumbuhan bayi. Jika orangtua atau anggota keluarga lainnya bertubuh pendek, adalah hal yang wajar bagi seorang anak mengalami pertumbuhan lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya. 

Editors' Pick

2. Kekurangan asupan kalori

2. Kekurangan asupan kalori
publicdomainpictures.net/Petr Kratochvil

Tahukah Mama, menurut penelitian yang dimuat di cleveland.org, lebih dari 90 persen kasus anak berhenti tumbuh diakibatkan karena kekurangan asupan kalori.

Pada anak yang lebih besar, hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman orangtua mengenai berapa banyak kalori yang dibutuhkan anak, terutama saat mereka mengalami fase mogok makan. Sedangkan di awal kelahiran, kekurangan asupan kalori bisa terjadi karena pasokan ASI yang kurang memadai atau karena formula yang kurang tepat pada susu formula yang diberikan pada si Kecil. 

3. Kekurangan hormon pertumbuhan

3. Kekurangan hormon pertumbuhan
Pixabay/smpratt90

Faktor hormon juga memainkan peranan penting dalam pertumbuhan seorang anak. Dalam keadaan normal, hormon pertumbuhan dapat meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh. Anak yang menderita defisiensi pertumbuhan parsial tidak mampu meningkatkan pertumbuhan yang normal dalam dirinya. Akibatnya, pertumbuhan terkesan lambat bahkan berhenti.

4. Mengalami gangguan hipotiroidisme

4. Mengalami gangguan hipotiroidisme
Pexels/Isaac Taylor

Bayi atau anak yang mengalami hipotiroidisme cenderung memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif. Sejatinya, hormon tiroid bertanggung jawab untuk melepaskan hormon yang meningkatkan pertumbuhan normal. Jika hormon ini tidak aktif, akibatnya pertumbuhan bayi tertunda. Untuk memastikan ini, perlu tes darah untuk mengukur kadar tiroksin dan thyroid stimulate hormone (TSH).

5. Terkena sindrom Turner

5. Terkena sindrom Turner
Pexels/freestocks.org

Sindrom Turner adalah kondisi genetik yang memengaruhi perempuan sehingga kehilangan sebagian atau seluruh satu kromosom X. Kelainan ini bisa terjadi dalam kasus 1 dari 2.500 perempuan.

Sementara anak-anak dengan Sindrom Turner akan menghasilkan jumlah hormon pertumbuhan normal, tetapi sayangnya tubuh mereka tidak dapat menggunakannya secara efektif. Anak dengan Sindrom Turner bisa tumbuh hingga usia 3 tahun secara normal, tetapi setelah itu pertumbuhannya akan melambat. Nantinya, saat anak mulai masuk masa puber, pertumbuhannya tidak akan seperti rekan-rekan sebayanya walau sudah dibantu dengan terapi hormon.

Jika Mama menemukan gejala anak mengalami berhenti tumbuh, segera lakukan konsultasi pada dokter anak yang terpercaya. Untuk mendiagnosa gangguan kesehatan ini, dokter biasanya akan melakukan sejumlah penelitian dengan berdasarkan riwayat medis yang terperinci, misalnya tentang riwayat kehamilan mama, panjang dan berat badan anak saat lahir, informasi tentang tinggi badan anggota keluarga lain dan kemungkinan tentang adanya riwayat keturunan yang mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Menunda memulai pengobatan dapat meningkatkan risiko terjadinya perawakan pendek dan komplikasi penyakit lainnya.

Baca Juga:

The Latest