Atas apa yang menimpa Fatir hingga ia harus merelakan kakinya diamputasi, pihak sekolah membenarkan bahwa Fatir terjatuh di sekolah.
Dilansir dari IDN Times, wakil kepala sekolah SDN Jatimulya 09, Sukaemah menyebutkan bahwa kejadian tersebut hanya becandaan anak-anak, "Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh untuk dirundung, ini mereka jajan, bercanda, selengkatan kaki satu orang ke F jatuh gitu," ujarnya kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).
Pihak sekolah mengatakan bahwa tidak ada perundungan di sekolah mereka karena tidak pernah menerima laporan terkait hal tersebut. "Nah yang dikatain itu semacam apa ya, kan saya di kelas terus. Kalau ada perundungan, ada bully anak-anak pasti lapor," ungkapnya.
Pernyataan Sukaemah memancing berbagai reaksi, termasuk dari komisioner KPAI, Aris Adi Laksono. "Mereka menganggap perundungan bullying ini suatu hal yang biasa-biasa saja, karena memang kadang pengetahuannya kurang. Bahwa bentuk bullying itu bentuknya seperti apa, perundungan itu apa dan kekerasan yang lain yang terjadi di satuan pendidikan itu seperti apa, karena tidak ada pengetahuan yang komprehensif," ujar Aris.
Menurut Aris, tindakan guru dan sekolah dalam menyikapi peristiwa yang menimpa Fatir harus dievaluasi. Saat ini KPAI sedang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi untuk mendalami pernyataan pihak sekolah yang menganggap remeh kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolahnya.
Saat ini Fatir masih menjalani perawatan secara insentif di RS Kanker Dhamais Jakarta karena kondisinya yang masih belum stabil. Sementara itu pihak keluarga sudah membuat laporan ke Polres Metro Bekasi atas kasus yang menimpa Fatir.
Bullying bukanlah hal yang bisa dianggap remeh dan hanya dianggap sebagai candaan. Dampak bullying sangatlah besar bagi korbannya, tak hanya dari sisi mental bahkan juga korban bisa berisiko cacat atau pun kehilangan nyawa. Sudah selayaknya kita sebagai orangtua lebih memperhatikan lagi dengan serius kasus-kasus perundungan yang terjadi di sekitar lingkungan anak-anak kita.
Semoga kondisi Fatir segera membaik ya dan kasus serupa tidak terjadi lagi di Indonesia.
Baca juga: