Tanda Anak Mengalami Masalah Kejiwaan dan Membutuhkan Terapi

Jangan anggap sepele, kesehatan mental anak penting untuk diperhatikan, Ma

26 Februari 2021

Tanda Anak Mengalami Masalah Kejiwaan Membutuhkan Terapi
Pexels/Anna Tarazevich

Kesehatan mental anak merupakan hal yang penting diperhatikan oleh Mama dan Papa. Namun sayangnya, masih cukup banyak orangtua yang belum memahami kesehatan mental. Belum lagi, adanya stigma yang buruk pada penderita gangguan mental sehingga orangtua cenderung tidak peduli pada kondisi kejiwaan anak. 

Selain itu, gangguan kejiwaan biasanya lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa anak pun dapat mengalami gangguan kejiwaan, meski gejala dan pengobatannya mungkin berbeda dibanding orang dewasa. 

Anak mungkin belum bisa menyadari tanda-tanda gangguan kejiwaan dalam dirinya. Maka, orangtualah yang perlu waspada agar anak dapat menjalani perawatan dengan tepat jika gejalanya disadari lebih dini.  

Berikut Popmama.com jelaskan tanda-tanda masalah kejiwaan pada anak dan kapan waktu yang tepat untuk menjalani terapi. Semoga dapat membuat Mama lebih paham akan kesehatan mental anak. 

1. Gangguan kejiwaan yang mungkin dialami anak

1. Gangguan kejiwaan mungkin dialami anak
Pexels/Joanne Adela Low

Masalah kesehatan mental pada anak umumnya didefinisikan sebagai keterlambatan atau gangguan dalam mengembangkan pemikiran, perilaku, keterampilan sosial atau regulasi emosi. Adanya masalah pada kesehatan mental ini pun akan mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi dengan baik saat di rumah, di sekolah, atau dalam situasi sosial lainnya.

Dikutip dari MayoClinic, terdapat beberapa gangguan kejiwaan yang bisa terjadi pada anak, meliputi:

  • gangguan kecemasan (anxiety disorders) yang meliputi ketakutan terus-menerus, kekhawatiran atau kecemasan berlebih,
  • gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD) yang ditandai dengan berperilaku agresif, hiperaktif, impulsif, terlalu bersemangat, kehilangan pengendalian, pengulangan kata atau tindakan secara terus-menerus,
  • gangguan spektrum autisme (ASD), suatu kondisi neurologis yang menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain,
  • gangguan makan (eating disorders), seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan,
  • depresi dan gangguan mood lainnya, merupakan perasaan sedih yang terus-menerus dan kehilangan minat yang mengganggu kemampuan anak saat berinteraksi dengan orang lain,
  • gangguan bipolar, adanya perubahan suasana hati yang ekstrem antara depresi dan emosi atau perilaku ekstrem, perilaku seperti ini cenderung membahayakan anak maupun orang lain, 
  • gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah tekanan emosional yang berkepanjangan, kecemasan, kenangan yang menyedihkan, mimpi buruk dan perilaku yang mengganggu sebagai respons terhadap kekerasan, pelecehan, cedera atau peristiwa traumatis lainnya, 
  • skizofrenia, gangguan persepsi dan pikiran yang menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan realitas (psikosis). Biasanya, muncul di akhir masa remaja hingga usia 20-an, skizofrenia menyebabkan penderitanya berhalusinasi, delusi, pola pikir, serta perilaku yang tidak teratur.

2. Tanda-tanda anak mengalami masalah kejiwaan

2. Tanda-tanda anak mengalami masalah kejiwaan
Pexels/Meru Bi

Setelah mengetahui beberapa gangguan kejiwaan yang dapat terjadi pada anak. Sebaiknya, Mama dan Papa lebih waspada dan memahami gejala anak yang mengalami gangguan kejiwaan. Berikut tanda-tanda adanya gangguan kejiwaan pada anak:

  • kesedihan yang terus-menerus, selama 2 minggu atau lebih,
  • anak cenderung menarik diri dari atau menghindari interaksi sosial,
  • anak mulai menyakiti dirinya sendiri atau berbicara tentang menyakiti diri sendiri,
  • anak berbicara tentang kematian atau bunuh diri,
  • ledakan emosi yang tiba-tiba atau mudah tersinggung,
  • adanya perilaku di luar kendali yang berbahaya,
  • perubahan drastis dalam suasana hati, perilaku, atau kepribadian anak,
  • kebiasaan makan anak berubah,
  • penurunan berat badan,
  • kesulitan tidur,
  • anak sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut,
  • kesulitan berkonsentrasi,
  • perubahan kinerja akademik, hingga
  • menghindari atau bolos sekolah. 

Apabila Mama menyadari adanya tanda-tanda gangguan kejiwaan di atas pada anak, segera konsultasikan dengan dokter anak. Jelaskan perilaku anak yang membuat khawatir. 

Selain itu, bicaralah dengan guru anak, teman dekat, kerabat, atau pengasuh lainnya untuk melihat apakah mereka juga memperhatikan perubahan dalam perilaku anak mama. 

3. Tips mengatasi anak dengan gangguan mental

3. Tips mengatasi anak gangguan mental
Pexels/Elijah O'Donnell

Ketika orangtua menyadari adanya gejala gangguan kejiwaan pada anak, tenaga medis akan melakukan beberapa pemeriksaan secara menyeluruh. Namun, tenaga medis akan memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengatasinya karena anak-anak mungkin belum bisa mengungkapkan perasaan mereka.

Psikiater, psikolog, pekerja sosial klinis, perawat psikiatri atau profesional perawatan kesehatan mental lain yang menangani masalah kejiwaan anak ini biasanya akan melakukan 2 jenis perawatan, yaitu:

  • psikoterapi

Psikoterapi yang juga dikenal sebagai terapi bicara atau terapi perilaku adalah cara untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Anak akan berbicara dengan psikolog atau ahli kesehatan mental lainnya.

Bahkan, psikoterapi mungkin dapat meliputi bermain atau permainan, serta membicarakan apa yang terjadi saat bermain. Selama psikoterapi, anak-anak dan remaja akan belajar bagaimana cara berbicara tentang pikiran dan perasaan, bagaimana cara menanggapinya, bagaimana cara mempelajari perilaku baru, dan diberikan tips atau keterampilan untuk mengatasinya.

  • pengobatan

Selain psikoterapi, dokter atau ahli kesehatan mental anak mama mungkin merekomendasikan obat-obatan sebagai perawatan tambahan. Obat yang dimaksud, meliputi stimulan, antidepresan, obat anti-kecemasan, antipsikotik, atau penstabil suasana hati.

Itulah beberapa informasi penting mengenai kesehatan mental yang perlu orangtua pahami. Yuk, lebih waspada dengan kondisi mental anak agar mereka terhindar dari gangguan kejiwaan, Ma!

Baca juga:

The Latest