Tips Memposisikan Diri sebagai Mama yang Baik saat Anak Alami Pubertas

Sudah sepatutnya orangtua mendampingi anak selama masa pubertas

14 Juni 2021

Tips Memposisikan Diri sebagai Mama Baik saat Anak Alami Pubertas
Pexels/Pixabay

Masa tumbuh kembang anak rasanya berlangsung sangat cepat ya, Ma. Hingga tak terasa anak perempuan atau anak laki-laki Mama mulai beranjak dewasa.

Namun sebelum itu, anak-anak perlu melewati transisi menuju dewasa melalui masa pubertas. Dimana keadaan fisik dan psikologisnya berubah. 

Tentu saja, tak semua anak bisa langsung memahami dan menerima perubahan selama masa pubertas. Untuk itu, Mama sebagai orangtua perlu mendampingi. 

Berikut Popmama.com berikan tips dalam menghadapi anak dalam masa pubertas. Dilansir dari berbagai sumber. 

1. Orangtua sebagai teman

1. Orangtua sebagai teman
Pexels/Julia M Cameron

Jangan anggap membicarakan tentang masa pubertas pada anak adalah hal yang tabu ya, Ma. Justru orangtua sebaiknya ikut berperan dalam mendampingi anak dalam masa pubertas. 

Perlakukanlah anak layaknya seorang teman di rumah sehingga mereka merasa aman dan nyaman. Biarkan anak bercerita, dengarkan, dan ajaklah berdiskusi ringan. 

Jawab semua pertanyaan anak dan bicarakan tentang pubertas secara terbuka dan jujur. Beri tahu juga bahwa masa pubertas wajar terjadi dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti.

Editors' Pick

2. Orangtua sebagai pendidik

2. Orangtua sebagai pendidik
Pexels/Andrea Piacquadio

Tidak selalu mudah untuk berbicara dengan anak-anak tentang tubuh mereka. Namun, melakukan serangkaian percakapan terbuka dan santai saat perubahan fisik mulai terjadi selama masa pubertas, mungkin akan membantu anak merasa baik-baik saja ketika tubuhnya mulai berubah.

Selain itu, sudah seharusnya Mama mendidik dan memberitahu tentang hal yang benar atau salah saat menghadapi masa pubertas. Berikan fakta kepada anak dan koreksi informasi yang salah.

Misalnya, mengajarkan anak perempuan Mama menggunakan pembalut dengan benar saat menstruasi mulai datang atau membiasakan anak laki-laki untuk membersihkan tempat tidur ketika mengalami mimpi basah. 

Ingatkan juga bahwa kebersihan pribadi akan lebih menjadi masalah sekarang, jadi ingatkan anak untuk mandi lebih sering, gunakan deodoran, dan ajari kebersihan pribadi lainnya.

3. Orangtua sebagai konsultan

3. Orangtua sebagai konsultan
Pexels/Polina Zimmerman

Sebagai orangtua, Mama juga bisa merangkap menjadi konsultan profesional. Hal ini karena anak membutuhkan dukungan, jaminan, dan fakta dalam menghadapi masa pubertas.

Mama dan Papa atau orang dewasa tepercaya lainnya dapat membantu dengan:

  • Memberikan penjelasan faktual sederhana tentang perubahan fisik - misalnya, "Menstruasi adalah ketika lapisan rahim keluar dari vagina,"
  • Perubahan fisik yang terjadi berbeda pada setiap anak. Misalnya, "Beberapa anak mulai mendapatkan rambut kemaluan ketika mereka berusia sekitar 11 tahun, tetapi itu bisa lebih awal atau lebih lambat,"
  • Menggunakan kata-kata yang tepat ketika berbicara tentang bagian-bagian tubuh. Misalnya, 'Perubahan ukuran pada penis dan testis itu normal."

Baca juga:

4. Orangtua sebagai mentor

4. Orangtua sebagai mentor
Pexels/Julia M Cameron

Orangtua juga bisa merangkap menjadi seorang mentor saat mendampingi anak melewati masa pubertasnya. Jadi, tak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengajarkan sesuai dengan pengalaman yang pernah Mama alami. 

Cara yang cukup mudah untuk menjadi mentor saat anak dalam masa pubertas, yaitu dengan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Berikan contoh nyata pada anak, Ma. 

Mama bisa menjadi panutan yang sehat untuk anak. Mulai dari menerapkan pola makan yang baik, melakukan aktivitas fisik, hingga cukup tidur. Hal ini karena adanya perubahan fisik selama pubertas akan terasa lebih baik jika diiringi dengan pola hidup sehat. 

Beri pengertian juga bahwa tubuh hadir dalam segala bentuk mau pun ukuran. Selain itu, cobalah untuk tidak membandingkan tubuh anak atau tubuh Mama sendiri dengan orang lain. Dengan demikian, Mama juga bisa menjadi panutan yang hebat untuk citra tubuh yang positif.

5. Orangtua harus aktif komunikasi dengan anak

5. Orangtua harus aktif komunikasi anak
Pexels/Polina Zimmerman

Wajar jika anak di rumah belum mau terbuka tentang perubahan selama pubertas dengan terbuka. Untuk itu, Mama dan Papa yang perlu bertindak aktif. 

Beri tahu tentang semua perubahan fisik yang akan terjadi, seperti: jerawat, rambut / kulit berminyak, berkeringat, bau badan, rambut baru, perubahan suara, bertambah tinggi, bertambah berat badan, keputihan, menstruasi, payudara, ereksi, ejakulasi, mimpi basah, penis lebih besar dan testis.

Selain mengetahui perubahan apa yang bisa saja terjadi pada tubuh selama pubertas, anak juga memerlukan beberapa saran tentang cara merawat tubuh baru mereka. Itulah cara menghadapi anak di fase pubertas.

Ingatkan bahwa Mama bisa membantu atau berbicara kapan pun anak butuhkan. Pastikan anak juga memiliki lingkaran sosial yang kuat dan teman-teman suportif sebagai bentuk dukungan. 

Baca juga:

The Latest