Ilustrasi - Freepik/rawpixel.com
Sudah sangat jelas jika bully merupakan sesuatu yang tidak baik. Hal ini harus diberantas dari masyarakat Indonesia, termasuk pada anak-anak sekolah. Sebab, bully benar-benar sangat berbahaya bagi kesehatan setiap orang, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Berikut ini beberapa bahaya yang bisa terjadi jika seseorang mendapatkan bully:
1. Kesehatan mental yang buruk
Mental merupakan suatu hal yang mungkin sulit untuk dilihat sekejap mata. Sebab, keadaannya berada di dalam tubuh sehingga sulit untuk dilihat dan orang yang merasakannya pun sulit untuk sadar jika mental dirinya tidak baik-baik saja.
Beberapa gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi jika anak mendapat bullying yakni rendah diri, depresi, dan mudah cemas. Hal ini bisa jadi membuat anak sulit tidur bahkan menyakiti dirinya sendiri.
2. Tidak ingin sekolah dan mengalami penurunan prestasi akademik
Adanya perundungan di sekolah juga membuat anak menjadi takut dan trauma untuk bertemu dengan orang lain, termasuk pergi ke sekolah. Anak juga mungkin akan kehilangan semangat belajar dan sulit untuk menerima materi pembelajaran. Hingga akhirnya mengalami penurunan prestasi akademik.
Padahal, seharusnya anak belajar dan beraktivitas dengan tenang untuk menggapai masa depannya yang gemilang.
3. Menimbulkan berbagai penyakit fisik bagian luar tubuh
Seperti yang telah diketahui, bully bukan hanya sekadar ucapan yang menyakitkan saja, tetapi juga bisa tindakan kekerasan seperti menendang, memukul, menampar, menginjak,menjambak, dan lain sebagainya.
Kekerasan seperti itu tentu membuat korban mengalami luka-luka fisik pada bagian luar seperti memar-memar.
Selain luka luar yang disebabkan oleh pembully, para korban juga bisa membuat luka-luka di tubuhnya. Misalnya ia sudah sangat depresi karena dibully terus menerus, ia bisa saja memukuli tubuhnya, melakukan cutting pada tangannya, dan masih banyak hal-hal menyakiti diri sendiri lainnya.
4. Menimbulkan penyakit dalam tubuh
Tidak hanya luka di bagian luar tubuh, korban bully mungkin bisa juga mendapatkan luka di bagian dalam tubuh. Contohnya seperti kejadian yang terjadi di MTs yang ada di Sulawesi Utara, korban mengalami kerusakan usus.
Selain menyakiti organ tubuh bagian dalam seperti usus, jantung, hati, dan lain sebagainya, kekerasan juga dapat mengakibatkan anak mengalami patah tulang, gangguan saraf, atau permasalahan di dalam otak.
Luka-luka bagian dalam ini tergantung di mana kekerasan tersebut terjadi. Ketika seorang anak dirundung dipukuli perutnya, mungkin akan sama seperti BT, mengalami permasalahan di usus. Namun, jika ia dipukul di kepala atau kepalanya dibenturkan ke tembok, bisa jadi bagian saraf dan otak yang mengalami gangguan kesehatan.
Beberapa bahaya tersebut jika tidak diatasi pada akhirnya mungkin dapat merenggut anak-anak korban bully. Maka tidak salah jika pada akhirnya bully disebut sebagai suatu proses pembunuhan.
Untuk itu, bully harus segera diberantas. Salah satu yang dapat membantu pemberantasan bully adalah Mama dan Papa. Sebagai orangtua, Mama dan Papa dapat memberikan bekal pada anak-anak terkait saling menghargai perbedaan, tidak boleh melakukan kekerasan terhadap siapapun, membantu mengontrol pergaulan anak, membantu mengelola emosi anak, dan mendengarkan mereka untuk bercerita.
Selain itu, tentu para guru pun harus mengawasi murid-muridnya, jangan sampai ada pertengkaran hingga pembullyan di sekolah.
Semoga kasus bully yang menimpa BT anak MTs di Sulawesi Utara tidak akan terulang lagi pada anak-anak lainnya.
Baa juga: