Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
anak bermain laptop
Freepik/Pressfoto

Intinya sih...

  • Anak tak selamanya bisa disokong, siapkan kemandirian anak sejak dini

  • Dua tahun awal merantau, cari sumber penghasilan dan belajar mandiri

  • Orangtua berperan menciptakan kondisi, anak bertahan hidup sendiri secara finansial

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada orang tua yang membesarkan anak dengan prinsip: selama mampu, semua kebutuhan akan dipenuhi. Ada pula yang memilih pendekatan berbeda, memberi dukungan penuh di awal, lalu secara sadar menarik diri agar anak belajar bertanggung jawab atas hidupnya sendiri.

Salah satu contoh datang dari mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jepang, Sharen Graciella di Instagram @sharengraciellaa. Selama dua tahun pertama, orangtuanya membiayai seluruh kebutuhan hidup dan pendidikannya. Namun sejak awal, ada kesepakatan jelas dukungan finansial itu bersifat sementara.

Dua tahun awal merupakan pelatihan hidup mandiri. Simak kisahnya bersama Popmama.com karena anak tak selamanya bisa disokong, ini cara menyiapkan kemandirian anak!

Dua Tahun Awal Merantau, Waktu untuk Cari Sumber Penghasilan

Selama berkuliah, di dua tahun awal, anak tidak dituntut langsung mandiri secara finansial. Targetnya bukan punya penghasilan banyak, melainkan punya peta atau gambaran akan pekerjaan-pekerjaan yang ditawarkan di rantauan.

Di fase ini, Sharen:

  • Mencoba berbagai jenis pekerjaan, termasuk kerja kasar

  • Belajar sistem kerja dan budaya profesional

  • Mengenali batas fisik, mental, dan waktu

  • Menyadari bahwa uang selalu datang dari tenaga, skill, atau waktu

Peran orangtuanya memberi waktu, stabilitas, dan batas yang jelas, bukan tekanan hasil. Sehingga, dengan sendirinya anak akan tahu pekerjaan apa yang realistis, ia memahami proses mendapatkan uang dan tak lagi memandang uang sebagai sesuatu yang otomatis ada.

Orangtua Berperan Dalam Menciptakan Kondisi

Freepik

Menariknya, orangtua tidak mengatur detail pekerjaan anak. Dalam arti, orangtuanya tidak mencarikan atau menuntut anak bekerja di industri tertentu. Melainkan, orangtua membuat kondisi di mana anak harus mencari tahu sendiri pekerjaan yang ada dan cari peluangnya sendiri.

Dengan kebutuhan yang akan berhenti dibiayai di masa depan, anak terdorong untuk bertanya:

  • Skill apa yang bisa aku jual?

  • Pekerjaan apa yang bisa menopang hidupku?

  • Berapa jam aku harus bekerja agar tetap bisa kuliah?

Dorongan ini jauh lebih kuat dibanding nasihat tentang “pentingnya mandiri”.

Bertahan Hidup Sendiri di Rantauan, Mandiri secara Finansial

Freepik/jcomp

Saat memasuki tahun ketiga, dukungan finansial dihentikan bukan secara mendadak, tapi sesuai kesepakatan. Setelah diberi waktu selama 2 tahun awal untuk mengenali lingkungan sekitar dan kebutuhannya, di titik ini anak sudah:

  • Punya pengalaman kerja nyata

  • Punya jaringan dan referensi kerja

  • Punya ekspektasi realistis tentang penghasilan

Maka, ia tidak akan kaget saat harus bertahan sendirian. Transisi berjalan lebih stabil karena fase eksplorasi sudah dilewati saat risiko masih rendah.

Manfaat Jangka Panjang yang Terlihat Jelas

Freepik

Pendekatan ini menghasilkan beberapa hal konkret:

1. Anak memahami nilai uang secara praktis
Bukan dari teori, tapi dari pengalaman langsung.

2. Anak lebih menghargai pendidikan
Karena tahu biaya kuliah dan hidup berasal dari kerja nyata.

3. Anak tidak panik menghadapi ketidakpastian
Ia sudah terbiasa mencari solusi, bukan menunggu bantuan.

4. Anak terbiasa berpikir berbasis skill, bukan status
Ketika sudah melewati banyak hal, pertanyaannya bukan lagi “aku siapa”, tapi “apa yang bisa aku lakukan”.

Apakah Metode Parenting Ini Cocok untuk Semua Keluarga?

Freepik

Metode ini tidak selalu cocok diaplikasikan ke semua keluarga. Kemandirian dan keberanian seperti ini perlu dibangun bertahun-tahun dengan konsistensi pada kesiapan mental anak juga komunikasi yang sangat jelas.

Namun kisah ini menunjukkan bahwa kemandirian tidak harus lahir dari keterpaksaan mendadak. Ia bisa dibangun lewat fase aman yang dirancang dengan tujuan jelas. Karena pada akhirnya, banyak pencapaian hidup muncul bukan karena anak dimanjakan, tapi karena mereka didorong dengan persiapan.

Nah, siapa tahu, metode parenting ini cocok untuk Mama dan Papa karena anak tak selamanya bisa disokong, ini cara menyiapkan kemandirian anak!

Editorial Team