Penting, Begini Cara Mendampingi Remaja di Media Sosial

Merangkum Kulwhap Popmama Class, dampingi anak remaja agar terhindar dampak negatif media sosial!

24 November 2022

Penting, Begini Cara Mendampingi Remaja Media Sosial
Pexels/Kampus Production

Dalam kehidupan anak remaja, kekuatan media sosial memang tidak dapat dibendung lagi. Media sosial tentu mempunyai dampak positif dan negatif. Media sosial memberikan dampak negatif bagi anak apabila anak menggunakannya secara bebas tanpa pengawasan dari orangtua.

Oleh karena itu, supaya anak remaja terhindar dari efek buruk bermedia sosial, penting bagi orangtua untuk mendampinginya.

Ditemui dalam Kuliah WhatsApp atau Kulwhap Popmama Online Class yang diadakan oleh Popmama.com kolaborasi dengan Instagram dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan bersama Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi. Psikolog. salah seorang Psikolog Klinis Anak dan Remaja pada Selasa (22/11/2022), Vera menyebutkan bahwa yang berperan sebagai pendamping untuk anak saat bermedia sosial tak hanya orangtua, namun bisa juga konselor, guru atau siapapun yang ikut memerhatikan perkembangan dunia remaja.

Lantas apa yang perlu Mama lakukan untuk mendampingi anak?

Untuk mengetahui lebih lanjut berikut Popmama.com telah merangkum sesi Kulwhap Cara Mendampingi Remaja di Media Sosial”.

Yuk disimak, Ma!

1. Peran orangtua dalam mendampingi remaja

1. Peran orangtua dalam mendampingi remaja
Pexels/Andrea Piacquadio

Apabila memang anak-anak akhirnya mempunyai media sosial, hendaknya orangtua memperhatikan penggunaan serta melakukan pendampingan. Dalam mendampingi anak remaja saat menggunakan media sosial berikut terdapat 3 peranan orangtua:

1. Penetapan Aturan

Penetapan aturan tidak bisa lagi sepihak ketika berurusan dengan anak remaja. Jadi harus ada diskusi dengan cara duduk bersama anak dan mendiskusikan apa saja aturan yang disepakati, termasuk kapan dan di mana anak boleh menggunakan media sosial. Kemudian bernegosiasi dengan anak remaja dan buatlah komitmen bersama.

2. Pengawasan

Sebagai pendamping, dalam hal mengawasi anak, Mama kian dipermudah dengan adanya parenting control yang telah tersedia di beberapa aplikasi dan media sosial, seperti yang ditawarkan oleh Instagram yakni ada Parental Supervision Tool yang bisa digunakan sekaligus juga melatih anak untuk dapat melakukan pengawasan secara mandiri.

3. Komunikasi

Hal satu ini akan selalu digadang-gadangkan oleh orangtua dalam mendampingi anak remaja yakni komunikasi. Komunikasi harus tetap ada secara langsung, rutin, hangat, dan terbuka tentang apapun yang mungkin ditemui oleh anak di media sosial.

Peran di atas dapat diterapkan kepada anak dengan berbagai usia lho, Ma.

Tidak hanya untuk anak-anak yang berusia remaja, usia sebelum remaja pun bisa, termasuk usia 10-12 tahun. Sebagai orangtua, Mama tetap bisa berperan dalam menetapkan aturan.

Editors' Pick

2. Tips menjalin komunikasi dengan anak

2. Tips menjalin komunikasi anak
Pexels/Julia M Cameron

Sewaktu beranjak remaja, relasi dan perkembangan anak semakin pesat. Anak remaja mama akan semakin kritis terhadap situasi yang dialami sekaligus mencari-cari jati diri.

Sehingga menjalin komunikasi secara rutin seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orangtua. Oleh karena itu, berikut adalah cara atau tips yang bisa Mama terapkan saat berkomunikasi dengan anak:

1. Pahami kembali tentang remaja

Pahami bahwa anak remaja sangat emosional dan seringkali menguji emosi orangtua. Memahami kondisi anak remaja bertujuan juga untuk mengendalikan emosi Mama sebagai orangtua.

2. Ciptakan waktu rutin berdua

Setiap hari idealnya Mama dan anak remaja mama bisa menciptakan waktu berdua selama 10 – 15 menit untuk saling berbincang atau ngobrol. Apabila tidak bisa setiap hari, maka paling tidak luangkan waktu 2 – 3 kali dalam seminggu.

3. Lebih banyak mendengar aktif

Sewaktu menghabiskan waktu berdua bersama anak, cobalah untuk lebih banyak mendengar aktif segala hal yang diucapkan oleh anak. Sehingga Mama harus berperan layaknya wadah yang menampung curhatan anak sekaligus memberikan nasihat kepada anak.

4. Jadi teman bicara “gaul”

Mama harus tahu dan update terkait isu-isu apa saja yang tengah tren di kalangan anak remaja. Hal ini bertujuan agar Mama juga mengetahui isu apa yang sedang hangat diperbincangakan di media sosial yang diikuti oleh anak remaja.

5. Tidak selalu dimulai dengan bertanya

Mulailah bercerita kepada anak tentang segala hal, mulai dari tentang apa yang Mama alami di tiap harinya dan  apa hal menarik yang ditemui oleh Mama. Sehingga lama-kelamaan anak remaja bisa merasa nyaman untuk saling bertukar cerita juga dengan Mama.

3. Cara mengatasi dampak negatif media sosial

3. Cara mengatasi dampak negatif media sosial
Popmama.com/Novy Agrina

Peran orangtua saat mengasuh anak remaja menjadi lebih menantang di masa-masa kemajuan teknologi saat ini. Di mana anak remaja lebih suka menggunakan gadget dan komputer daripada berinteraksi langsung dengan orang lain di sekitarnya.

Dibalik beragam manfaat positif dari kemajuan media sosial, cyberbullying adalah salah satu hal yang harus dikhawatirkan oleh orangtua, karena anak bisa saja menjadi korban cyberbullying.

Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, cara untuk menghadapi cyberbullying adalah bersikap bijak dengan tidak membalasanya.

“Cara terbaik untuk menghadapi cyberbullying adalah dengan tidak membalas tetapi cukup di screenshoot lalu disimpan agar suatu saat nanti apabila dibutuhkan maka bisa dibawa ke ranah hukum,” ucap Vera.

Vera juga menambahkan bahwa apabila anak telah terlanjur terkena dampak cyberbullying, maka yang bisa orangtua lakukan adalah memberikan anak kekuatan dan pemahaman.

“Berikan pemahaman bahwa apapun bentuk bully termasuk cyberbullying yang didapat, alasannya bukanlah karena anak jelek atau buruk, melainkan justru karena keburukan si pembully yang sombong ingin menunjukkan powernya,” tambahnya.

Selain itu, Mama juga bisa mengajak anak berdiskusi tentang hal yang sedang tren di media sosial lalu mendiskusikan baik dan burukanya tren tersebut apabila anak mengikutinya guna menghindari cyberbullying.

4. Cara memberikan pengertian kepada anak bahwa orangtua berhak mengawasinya

4. Cara memberikan pengertian kepada anak bahwa orangtua berhak mengawasinya
Pexels/Julia M Cameron

Seringkali beberapa orangtua tidak dapat mengawasi aktivitas anak di media sosial lantaran anak menolak dengan dalih melanggar privasi.

Anak kerap menganggap bahwa orangtua memiliki sifat kepo sewaktu mereka ingin tahu akun media sosial anak. Maka dari itu, perspektif anak remaja seperti inilah yang perlu diubah.

Berikan pemahaman kepada anak agar mau diawasi oleh orangtua. Pengawasan tersebut dimaksudkan sebagai bantuan dari orangtua supaya anak terlindungi dari hal-hal buruk dari media sosial.

5. Tips memberikan kalimat penguatan bagi anak

5. Tips memberikan kalimat penguatan bagi anak
Pexels/Julia M Cameron

Orangtua sering mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan anak, terlebih lagi dengan anak remaja yang terkadang emosinya belum stabil. Nah, supaya komunikasi antara Mama dan anak remaja mama dapat terjalin secara efektif, maka gunakan cara “I-Message”.

Konsep ‘I’ atau saya dianggap dapat menjelaskan emosi dengan lebih baik. Bahkan dianggap bagian dari bentuk komunikasi positif.

“I-Message” juga dapat Mama pakai untuk memberikan penguatan bagi anak secara tepat agar anak remaja tidak merasa digurui dan tetap merasa nyaman.

Perbanyak gunakan kalimat dengan berawalan kata “Saya” atau “I-Message”. “I-Message” memiliki rumus kata “Saya”, lalu ungkapkan perasaan yang dirasakan oleh Mama. Kata “Saya” bisa diganti dengan kata Bapak, Ibu, Papa, dan Mama.

Dengan demikian anak tidak akan merasa sedang diserang. Salah satu contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:

“Mama khawatir, kalau kamu terlalu lama bermain media sosial, nanti kamu tidurnya bisa kemalaman”

Nah, itulah rangkuman informasi kulwap terkait cara mendampingi remaja di media sosial. Untuk membimbing remaja di media sosial, ternyata Mama juga perlu melibatkan peran aktif anak-anak ya Ma, seperti dengan melakukan diskusi dan negosiasi.

Baca juga:

The Latest