Perpecahan keluarga membawa kesedihan dan kesulitan untuk anak dalam menjalani hari-harinya. Maka, peran orangtua di situasi seperti ini sangat penting untuk anak.
Hubungan antar kedua orangtua boleh saja pecah dan hancur. Namun, hubungan kedua orangtua dengan anak jangan sampai hilang.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak melewati masa-masa sulitannya saat menjadi broken home:
1. Tetap mencurahkan kasih dan sayangnya
Saat anak melihat kedua orangtuanya berpisah, anak akan berpikir sudah tidak ada cinta di keluarganya dan sudah tidak ada kasih sayang yang dia dapatkan.
Maka dari itu, sebagai orangtua tetap curahkan kasih sayang sebagaimana dulu masih bersama.
Misalnya, dulu selalu menyapa setiap pagi, setelah terjadinya kerusakan pun tetap harus menyapanya.
Jika tidak dapat bertemu langsung untuk menyapa anak, lakukanlah secara virtual.
Dengan tetap menjaga perhatian-perhatian kecil tersebut, anak tidak akan merasa sepi, sendiri, dan kehilangan kasih sayang.
2. Ajaklah anak berpikir positif dengan kondisi tersebut
Memang tiadk mudah untuk mengajak anak berpikir positif di saat ia terpuruk akan rumahnya yang rusak.
Namun, cobalah terus untuk membantunya berpikir positif dan mengajarkannya untuk bisa menerima keadaan saat ini secara perlahan.
Selain itu, beri penjelasan ke anak bahwa perpecahan ini bukan salahnya. Jangan sampai anak menyalahkan dirinya sendiri hingga merasa depresi dan berujung melakukan hal-hal nergatif.
3. Mengajak anak mencoba hal-hal baru
Ajak anak-anak untuk melakukan sesuatu yang baru. Melakukan aktivitas baru bisa jadi membuatnya melupakan permasalahan keluarganya. Misalnya, mencoba hobi baru seperti memasak, melukis, menari, dan lainnya.
Bisa juga mengajak anak bertamasya, seperti piknik atau mengunjungi taman bermain yang memiliki banyak wahana permainan.
4. Tetap di samping anak dan jadi tempat berbagi untuknya
Situasi broken home membuat emosi anak bercampur aduk, sedih kesal, kecewa dan lainnya.
Cobalah jadi tempat berbagi atas perasaannya tersebut. Jangan biarkan anak merasakan beban tersebut sendirian.
SElain itu, dalam masa pertumbuhan ada saat-saat di mana anak akan merasa kesulitan dan bersedih. Namun, dengan keadaan kedua orangtua yang sudah berpisah akan membuatnya semakin bingung harus mencurahkan perasaannya ke siapa dan bagaimana.
Maka dari itu, Tetaplah di sampingnya dan menjadi tempat berbagi untuknya.
5. Melakukan treatment khusus
Ada perubahan emosi pada anak broken home. Bisa jadi dari gejolak emosi yang dirasakan mengubah sifat dan sikapnya.
Semua perubahan tersebut tak menutup kemungkinan menjerumuskan ke hal negatif sehingga nantinya menyebabkan kenakalan remaja atau bahkan menyebabkan gangguan jiwa pada anak karena merasa tidak siap dengan kondisi yang ada.
Maka dari itu, dibutuhkan tindakan atau khusus yang dilakukan oleh terapis sehingga kondisi broken home nantinya tidak akan sampai mempengaruhi psikologi anak.
Itulah penjelasan apa itu broken home dan hal-hal yang dirasakan anak broken home. Bantu anak agar tetap positif yuk, Ma.
Situasi broken home memang sulit untuk anak, tetapi masih tetap bisa ditangani jika kedua orangtua tidak mengabaikan dan memikirkan kondisi anaknya.
Sebab, sampai kapanpun anak membutuhkan peran kedua orangtua yang tak akan pernag bisa digantikan oleh siapapun.