Ada beberapa hal yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan ini dapat menjerumuskan seseorang. Melansir dari al-islam.org dijelaskan:
Ayat yang disebutkan dalam Al-Qur'an, Surat An-Nisa (4:54), membahas tentang kecemburuan seseorang terhadap pemberian yang diberikan Allah kepada orang lain sebagai anugerah-Nya.
Selain itu, dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Abu 'Abd Allah (al-Imam al-Sadiq), Rasulullah (saw) menyampaikan pesan dari Allah SWT kepada Musa ibn 'Imran, yang mengingatkan agar tidak merasa iri terhadap karunia yang Allah berikan kepada orang lain dengan pemberian-Nya. Allah menegaskan bahwa orang yang iri hati terhadap pemberian-Nya menunjukkan ketidakmenerimaan terhadap karunia-Nya dan bersikeras memperebutkan pemberian Allah di antara makhluk-Nya. Allah menyatakan bahwa orang yang demikian tidak termasuk di dalam-Nya dan Dia pun tidak di dalamnya.
Berikut ini ada beberapa penyebab hasad pada diri manusia:
- Kompetisi hingga terjadi permusuhan
Kompetisi merupakan hal yang positif, namun jika sudah berujung pada permusuhan maka akan ada pihak yang selalu tidak terima akan kekalahan yang didapatnya.
Rasa tidak mau kalah dan tidak bisa mengakui adanya kekurangan dalam diri yang membuat seseorang kalah, adalah hal yang sering menyebabkan timbulnya hasad pada diri seseorang.
Tidak mengakui kelebihan orang lain. Merasa dirinya paling istimewa sehingga hanya dia yang layak mendapat kenikmatan. Ini juga menjadi penyebab hasad.
Tidak mensyukuri apa saja nikmat yang dimilikinya selama ini. Selalu melihat dan menunjuk ke arah orang lain. Sibuk mengukur apa yang dimiliki orang lain, sampai lupa melihat berapa banyak nikmat yang sudah didapatkan.
- Ketakutan dan Cinta akan Kekuasaan
Selain itu, orang yang iri hati merasa takut akan adanya hambatan dari pihak orang yang menikmati keuntungan, bakat, atau kelebihan yang bisa menghalangi tujuan yang diinginkannya. Ketakutan semacam ini muncul saat seseorang ingin memperoleh atau mempertahankan otoritas atas orang lain dengan mengharapkan bahwa tidak ada orang lain yang dapat berbagi kelebihan atau keunggulan yang dimilikinya. Sebagai contoh, seseorang yang ingin dipilih kembali sebagai pemimpin organisasi mungkin menginginkan agar tidak ada anggota lain yang menunjukkan kemampuan kepemimpinan seperti kefasihan berbicara dan efisiensi dalam organisasi dan mobilitasi.
Orang yang memiliki sifat keji tidak senang melihat orang lain menikmati kebaikan apa pun. Orang seperti ini selalu merespon kabar tentang kesuksesan orang lain, misalnya dalam pendidikan atau bisnis, dengan sindiran, pesimisme, dan ejekan atau dengan taktik atau perilaku tidak etis lainnya.