Jika sudah terjebak dalam luxury trap, bukan berarti Mama tidak bisa lagi mengubah kebiasaan buruk tersebut. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Mama lakukan:
Fokus pada Quality Time Keluarga
Salah satu cara paling efektif untuk keluar dari luxury trap adalah dengan mengutamakan quality time bersama keluarga daripada mengejar kemewahan materi. Mama perlu menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari barang-barang mewah, tetapi dari hubungan yang hangat dan bermakna dengan orang-orang terdekat.
Aktivitas sederhana seperti bermain bersama, makan malam bersama, atau berdiskusi tentang keseharian anak dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat. Ketika anak merasa dicintai dan diperhatikan, mereka akan menyadari bahwa kepuasan batin tidak berasal dari barang-barang yang mereka miliki, tetapi dari kedekatan dengan keluarga. Dengan mengutamakan pengalaman berharga bersama keluarga, anak akan memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu harus dibeli.
Berikan Contoh yang Baik
Orangtua adalah role model utama bagi anak. Salah satu cara untuk menghindari jebakan kemewahan adalah dengan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Jika orang tua hidup dengan prinsip kesederhanaan, menghargai hal-hal kecil, dan tidak mudah terpengaruh oleh dorongan konsumtif, anak-anak juga akan mengikuti jejak yang sama.
Sebagai contoh, Mama bisa menunjukkan bagaimana mengelola keuangan dengan bijaksana, memilih barang berdasarkan kualitas dan fungsionalitas daripada harga atau yang sedang tren, serta membatasi pembelian barang yang tidak esensial. Tindakan ini akan memberikan pesan kuat kepada anak bahwa ada nilai yang lebih penting daripada sekadar kepemilikan materi.
Selain itu, Mama bisa melibatkan anak dalam pengambilan keputusan sehari-hari, seperti merencanakan anggaran keluarga atau memilih barang yang benar-benar dibutuhkan.
Dengan cara ini, anak tidak hanya melihat contoh, tetapi juga belajar langsung bagaimana membuat keputusan yang bijaksana terkait uang dan konsumsi.
Ajarkan Rasa Bersyukur
Rasa bersyukur adalah salah satu nilai fundamental yang dapat membantu anak lepas dari keinginan akan kemewahan yang berlebihan. Mengajarkan rasa syukur kepada anak sejak dini dapat membuat mereka lebih menghargai apa yang mereka miliki dan memahami bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari kepemilikan materi.
Mama bisa mulai dengan mengajarkan anak untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup, seperti kesehatan, teman, atau pengalaman sehari-hari. Mengajarkan anak untuk bersyukur dapat dilakukan melalui aktivitas sederhana, seperti menulis hal-hal yang mereka syukuri setiap hari, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang memungkinkan mereka melihat kehidupan dari perspektif yang berbeda.
Rasa syukur membantu anak menyadari bahwa kebahagiaan bukan hanya tentang memiliki barang yang lebih banyak atau lebih mahal, tetapi tentang menghargai apa yang mereka sudah miliki. Dengan demikian, mereka akan lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dan tidak mudah terjebak dalam dorongan untuk selalu memiliki lebih banyak.
Ajarkan Cara Mengelola Uang yang Baik
Penting bagi anak-anak untuk belajar tentang manajemen keuangan sejak dini. Dengan memberikan pemahaman dasar tentang cara mengelola uang dengan baik, anak akan lebih mampu mengendalikan kebiasaan konsumtif mereka di kemudian hari. Mama bisa mulai dengan mengenalkan konsep dasar seperti menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta merencanakan pengeluaran dengan bijak.
Misalnya, Mama bisa memberi anak uang saku dan mendorong mereka untuk membuat anggaran sendiri. Mereka bisa belajar menabung untuk hal-hal yang mereka inginkan, sehingga memahami nilai dari kerja keras dan kesabaran.
Dengan cara ini, anak akan lebih menghargai setiap pembelian yang mereka buat dan tidak mudah terpengaruh oleh dorongan untuk membeli barang-barang mewah hanya demi memenuhi keinginan sesaat.