Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels/Pixabay
Pexels/Pixabay

Sebuah video yang memperlihatkan dugaan tindakan kekerasan oleh seorang aparatur sipil negara (ASN) terhadap anak tirinya tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Dalam rekaman yang beredar luas, ASN berinisial FD diduga menyiram anak tirinya yang masih berusia 10 tahun dengan air panas

Peristiwa ini pun memicu kemarahan serta keprihatinan publik, terutama karena FD diketahui bekerja di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Sumatera Utara.

Lembaga yang seharusnya berperan dalam melindungi hak-hak anak dan memberantas kekerasan dalam rumah tangga.

Kira-kira bagaimana kasusnya hingga sekarang? Berikut Popmama.com telah merangkum ASN diduga siram anak tiri dengan air panas.

1. Kronologi kejadian

Freepik

Peristiwa ini terjadi pada 21 Januari 2025 di Jalan Abadi, Kota Medan. Dalam video yang beredar di media sosial, korban tampak mengenakan handuk dan meringis kesakitan akibat siraman air panas.

Ayah kandung, DS, mengungkap bahwa luka bakar yang dialami anaknya cukup serius hingga kulitnya melepuh.

Setelah kejadian, FD langsung pergi bekerja tanpa membawa anaknya untuk berobat. Bahkan, hingga saat ini, ia disebut tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan atau meminta maaf kepada korban.

"Yang viral video dugaan penganiayaan Dinas P3AKB Sumut dan Dinas Kesehatan Sumut, sudah mengunjungi anak tersebut," ucap Effendy Pohan, Penjabat (Pj) Sekda Provinsi Sumut, kepada awak media, Selasa (11/2/2025).

2. Respon pemerintah dan penyelidikan kasus

Pexels/SoraShimazaki

Menanggapi kasus ini, Pemprov Sumut melalui Dinas P3AKB dan Dinas Kesehatan telah mengunjungi korban untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Selain itu, Inspektorat juga telah diterjunkan untuk menyelidiki dugaan penganiayaan tersebut.

Jika terbukti bersalah, FD bisa menghadapi sanksi administratif sebagai ASN serta tindakan hukum dari aparat penegak hukum (APH).

Effendy menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah pemulihan fisik dan psikologis korban.

"Yang sekarang kita selamatkan anaknya, kita meminta ayah dari anak ini, untuk dapat komunikatif bisa memberikan keterangan. Yang paling penting anak bisa terselamatkan jiwa, maupun psikologi. Hal ini lagi kita tangani, sudah dilakukan sejak kemarin," ucap Effendy.

Pemprov juga meminta ayah kandung korban untuk kooperatif dalam memberikan keterangan demi mempercepat penyelesaian kasus.

3. Isi video

Freepik

Video tersebut direkam di dalam rumah dan diawali dengan suara tangisan seorang anak.

"Air panas ini? Coba lihat, kenapa itu? Ya Allah," ujar seorang laki-laki dalam rekaman sambil memperlihatkan luka yang diduga akibat siraman air panas.

Anak tersebut tidak memberikan jawaban atas pertanyaan laki-laki itu dan hanya terus menangis.

Di akhir video, pengunggah menampilkan foto seorang wanita berseragam ASN yang diduga sebagai ibu tiri korban.

Pengunggah juga menyebutkan bahwa insiden itu terjadi pada Selasa (21/1).

4. Kesaksian ayah korban

Pixabay/aitoff

Ayah korban, DS, menyampaikan bahwa kejadian ini bukan pertama kalinya anaknya mengalami kekerasan dari ibu tiri.

Ia mengaku sangat kecewa karena mantan istrinya sama sekali tidak menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf.

DS berharap kasus ini diproses sesuai hukum yang berlaku dan berencana untuk melaporkan FD ke pihak kepolisian setelah berkonsultasi dengan keluarganya.

Ia juga menginginkan keadilan bagi anaknya agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.

"Namun dia tidak menghiraukan saya, untuk minta maaf saja tidak ada sampai saat ini," ujar DS

“Kemudian, saya juga berencana akan melapor ke polosi, tapi saya terlebih dahulu mau konsultasi dengan orang tua dulu," tambah DS.

5. Pentingnya perlindungan anak dari kekerasan

Freepik

Kasus ini kembali menjadi pengingat betapa rentannya anak-anak terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Perlindungan anak seharusnya menjadi prioritas utama bagi keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

Kasus dugaan penganiayaan ini telah menjadi perhatian publik dan sedang dalam proses penyelidikan.

Pemerintah Sumatera Utara telah mengambil langkah untuk menangani kondisi korban serta menyelidiki keterlibatan ASN yang bersangkutan.

Editorial Team