Perubahan Fisik yang Terjadi saat Anak Mulai Puber

Perubahan apa saja yang terjadi pada tubuh anak saat ia memasuki masa puber?

7 September 2023

Perubahan Fisik Terjadi saat Anak Mulai Puber
Unsplash/rahmani kresna

Puber atau pubertas merupakan salah satu tanda anak mama sudah menginjak usia remaja. Perlu Mama ketahui bahwa waktu puber setiap anak berbeda, lho Ma.

Ada yang mengalami puber lebih cepat dan adapula yang waktu pubernya terlambat. Tenang, hal tersebut masih normak kok, Ma. Pasalnya ada berbagai faktor yang mempengaruhi datangnya waktu puber seorang anak.

Datangnya masa puber biasanya ditandai dengan perubahan yang terjadi pada tubuh , organ vital serta emosi anak. Perubahan tersebut dipicu oleh kerja hormon pelepas gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus pada kelenjar hipofisis anterior.

Perubahan apa saja yang terjadi ya, Ma?

Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama ketahui.

Perubahan Fisik Anak Perempuan

Perubahan Fisik Anak Perempuan
Pixabay/Atlantios

Masa pubertas anak perempuan biasanya datang lebih cepat dibandingkan anak laki-laki, yakni antara usia 10 hingga 13 tahun. Nah, ini tahapan perkembangan fisik anak perempuan saat memasuki masa puber.

  • Payudara mulai tumbuh. Ciri utama yang tampak saat anak perempuan mulai memasuki masa puber adalah berkembangnya kedua payudara. Puting payudara mulai tumbuh dan aerola atau area kehitaman di sekitar puting juga mulai membesar.
  • Muncul rambut halus. Kemudian di beberapa bagian tubuh seperti ketiak dan daerah pubis mulai tumbuh rambut halus.
  • Bentuk tubuh berubah seiring dengan bertambahnya lemak tubuh. Seperti tubuh orang dewasa, tubuh anak mama mulai memiliki bentuk. Hal ini bisa dilihat pada area dada, pinggul, paha, dan lengan. Selain itu, tinggi badan anak juga akan mengalami perkembangan yang pesat.
  • Wajah dan kulit berminyak. Perubahan hormon dalam tubuh memicu ‘bekerjanya’ kelenjar minyak pada kulit, terutama di daerah wajah, sehingga rentan menyebabkan munculnya jerawat jika wajah tidak rutin dibersihkan.
  • Menstruasi. Pada akhirnya, seluruh tanda yang muncul pada perubahan fisik anak mama akan diakhiri dengan munculnya menstruasi. Sayangnya, banyak Orangtua yang justru menganggap masa pubertas anak diawali dengan munculnya menstruasi. Padahal masa pubertas terjadi jauh sebelum menstruasi muncul. Pada masa inilah anak membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.

Perubahan Fisik Anak Laki-laki

Perubahan Fisik Anak Laki-laki
Pixabay/Kapa65

Berbeda dengan anak perempuan, perubahan fisik yang terjadi pada anak laki-laki saat puber biasanya datang lebih lambat, yakni antara usia 12 hingga 13 tahun. Ini tahapan perubahan fisik yang dialami anak laki-laki saat puber:

  • Penis membesar. Perubahan pertama yang tampak pada tubuh anak laki-laki yang sedang puber adalah membesarnya ukuran testis atau penis. Selanjutnya diikuti dengan tumbuhnya rambut halus di area kemaluan dan ketiak anak.
  • Ejakulasi. ‘Bekerja’nya hormon testoteron seriring dengan berkembangnya ukuran penis anak, dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi. Inilah saat dimana anak laki-laki mama mengalami perkembangan pematangan seksual yang pesat. Kondisi ini umumnya terjadi saat anak berusia 12-16 tahun. Ejakulasi ditandai dengan mimpi basah atau ereksi yang terjadi secara spontan saat anak bangun tidur.
  • Massa otot membesar. Selanjutnya, anak laki-laki akan mengalami perubahan massa otot yang dapat dilihat dari bentuk dada yang melebar dan terkadang muncul rambut halus, serta bagian lengan dan kaki yang mulai berotot.
  • Perubahan suara.  Jangan kaget jika suara anak mama tiba-tiba terdengar lebih berat ya, Ma. Pasalnya testoteron menyebabkan tulang rawan dalam kotak suara tumbuh lebih besar dan tebal. Nah, inilah yang menyebabkan pita suara bergetar di frekuensi yang lebih rendah sehingga suara anak pun terdengar lebih berat atau dalam.
  • Wajah berminyak dan berjerawat. Serupa dengan anak perempuan, hormon yang berkembang saat puber mempengaruhi kelenjar minyak, terutama di area wajah. Hal inilah yang menyebabkan pori-pori tersumbat sehingga muncul jerawat pada wajah.
  • Muncul kumis atau jenggot. Beberapa anak akan menemukan kumis atau jenggot tipis yang tumbuh di wajah mereka.

Puncak dari pertumbuhan fisik anak laki-laki biasanya terjadi pada usia 14 hingga 17 tahun yang ditandai dengan postur tubuh yang lebih tinggi, besar dan kuat. Berikutnya, pertumbuhan anakpun mulai melambat.

Jika anak mama sudah mengalami tanda-tanda diatas, kemungkinan besar anak mama sedang mengalami masa puber. Tidak perlu khawatir, Ma.

Pastikan anak mendapat asupan nutrisi yang cukup dan seimbang guna menunjang masa pertumbuhannya.

Pada masa ini, sebaiknya pengertian dan diskusikan kepada anak mengenai perubahan apa saja yang akan terjadi pada tubuhnya dan bagaimana efek yang akan ia rasakan. Dengan begitu, anak akan merasa lebih siap dan paham pada apa yang terjadi pada tubuhnya.

Baca juga:

Orangtua sebagai TemanĀ 

Orangtua sebagai TemanĀ 
Freepik/tirachardz

Penting bangi orangtua pintar-pintar memposisikan diri dalam menghadapi anak di masa puber.

Dokter kandungan dari Loyola University Health System di Maywood III, dr. Akua Afriyie mengatakan kebanyakan anak remaja di masa pubertas tanpa pengetahuan yang cukup. 

Pubertas umumnya dimulai sejak anak berusia 8-9 tahun dengan tumbuhnya rambut halus disekitar ketiak dan organ intim. 

Kemudian diikuti pertumbuhan payudara pada umur 9-10 tahun menstruasi rata-rata pada umur 12 tahun pada perempuan. Untuk laki-laki mengalami mimpi basah. 

Di fase ini anak mulai merasa dirinya sudah dewasa. Bagaimana cara orangtua komunikasi dengan anak menjadi hal yang penting.

Anak tidak suka dirinya dianggap masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Mama perlu menganggap anak sebagai seorang teman.

Orangtua bisa membuka obrolan atau diskusi dengan menanyakan apakah ada teman-temannya yang sudah berubah secara fisik. Misalnya mulai terlihat jakun, berkumis, berjenggot untuk laki-laki dan untuk teman-teman perempuan yang sudah menggunakan bra atau menstruasi. 

Ciptakan hubungan yang baik dan tingkatkan kedekatan dengan anak, sehingga orangtua bisa mendampingi di masa pubernya. 

Sering mengajak diskusi atau ngobrol ringan bisa menghilangkan jarak antara orangtua dan anak.

Cobalah untuk membuat anak merasa nyaman sehingga anak bisa lebih terbuka kepada orangtua secara leluasa.

Baca juga:

The Latest