Bahaya! Remaja Perlu Hindari Rokok Elektrik Penyebab Popcorn Lung

Popcorn lung adalah kondisi saluran udara di paru mengalami pengecilan sehingga menyebabkan batuk dan napas pendek. Popcorn lung dipicu oleh bahan kimia penambah rasa diasetil. Biasanya bahan tersebut ditambahkan ke dalam makanan untuk menghasilkan rasa mentega, misalnya pada popcorn.

Apabila dihirup dan dipanasakan dengan menggunakan rokok elektrik dalam waktu lama, maka bahan kimia tersebut dapat menyebabkan penyakit paru (bronchiolitis obliterans) atau yang disebut juga dengan popcorn lung.

Melansir dari WebMD, popcorn lung umumnya disebabkan oleh Asetaldehida. Asetaldehida merupakan sebuah bahan kimia yang ditemukan pada rokok dari ganja dan beberapa rokok elektrik. Asetaldehida mampu merusak lapisan mulut, tenggorokan, dan perut. Berikut ini adalah deretan bahan kimia lain yang bisa menyebabkan penyakit popcorn lung, antara lain:

• Asap oksida logam, produk sampingan umum dari pengelasan
• Formaldehida, bahan kimia penyebab kanker yang dipakai dalam pembuatan beberapa lem dan bahan bangunan
• Sulfur dioksida, polutan yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil
• Sulphur mustard, senjata kimia yang dikenal sebagai "gas mustard"
• Asam hidroklorik, sebagai bahan baku pembuat plastik PVC
• Amonia, obat-obatan yang digunakan untuk bahan campuran pupuk urea
• Klorin, pembasmi bakteri untuk penjernih air minum dan kolam
• Nitrogen oksida, senyawa kimia oksigen dan nitrogen yang terbentuk dari hasil pembakaran pada suhu tinggi

Popcorn lung memang tampak seperti bukan ancaman, namun rupanya penyakit ini merupakan penyakit yang cukup serius lho, Ma.

Melansir dari Healthline, gejala popcorn lung biasanya dapat muncul sekitar 2 – 8 minggu setelah terpapar. Oleh karena itu untuk mencegah dan menanganinya, kenali gejala popcorn lung berikut ini:

• Flu dan demam
• Merasa kelelahan secara tiba-tiba
• Berat badan mengalami penuruan
• Mengi dan sesak napas
• Terjadi iritasi pada mata, kulit, mulut, atau hidung apabila terpapar oleh bahan kimia

Sebetulnya tak ada pengobatan atau perawatan yang mampu menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan hanya akan mampu mengurangi gejala. Pengobatan juga akan lebih efektif jika dokter mendiagnosis penyakit lebih awal.

Untuk itu, berikut ini adalah cara untuk mencegah dan mengurangi gejala popcorn lung:

• Hindari paparan lebih lanjut terhadap bahan kimia yang mengakibatkan penyakit popcorn lung
• Apabila anak remaja menggunakan rokok elektrik, maka segera hentikan kebiasaan tersebut
• Minta beberapa obat dari dokter yang dapat mengurangi gejala popcorn lung
• Lakukan tes untuk mengetahui seperti apa keadaan paru-paru bekerja

Pengobatan yang paling efektif untuk penyakit popcorn lung adalah dengan cara berhenti menghirup bahan kimia yang menjadi pemicu. Selain itu ada beberapa obat-obatan dari dokter yang bisa menjadi pilihan:

Obat-obatan yang dihirup

Saat mengunjungi dokter, dokter mungkin akan meresepkan inhaler yang membantu membuka saluran udara yang lebih kecil. Sehingga memudahkan paru-paru untuk mendapatkan udara.

Steroid

Obat steroid merupakan obat untuk mengatasi peradangan pada tubuh. Obat ini bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh kapiler dan menekan sistem kekebalan tubuh yang bekerja secara berlebihan.

Antibiotik

Apabila terdapat infeksi bakteri di paru-paru, maka dokter akan meresepkan antibiotik untuk Mama dan anak mama. Hal ini karena antibiotik merupakan kelompok obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan parasit tertentu.

Transplantasi paru-paru

Dalam kasus ekstrim, penyakit popcorn lung bisa menyebabkan kerusakaan pada paru-paru lebih parah. Sehingga obat-obatan pun sudah tidak bisa mengatasinya.

Kerusakaan paru-paru bisa menjadi sangat luas dan memungkinkan untuk melakukan transplantasi paru-paru sebagai jalan keluarnya.

Itulah informasi mengenai popcorn lung yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik secara berlebihan. Maka dari itu akan lebih baik jika remaja hindari rokok elektrik yang menyebabkan popcorn lung. Tetaplah jalani kehidupan sehat supaya terhindar dari berbagai penyakit fatal ya, Ma.