Nah, untuk cara bermainnya sendiri pun tak rumit. Roleplayer diharuskan membuat akun media sosial tertentu yang akan digunakan dalam bermain peran.
Setelah itu, barulah bisa menentukan karakter siapa yang akan digunakan. Misalnya, ketika anak remaja mama yang berusia 12 tahun ingin bermain peran menjadi seorang idol Kpop yang usianya 20 tahun ke atas, maka ia harus membangun sebuah ekosistem yang menghadirkan keseharian dari kehidupan idol tersebut.
Lalu, di akun media sosial yang telah dibuatnya berdasarkan karakter idol yang dipilih, roleplayer bisa membesarkan perannya dengan saling bermutualan sesama pemain RP.
Misalnya, saat anak memilih menjadi idol yang usianya jauh lebih dewasa darinya, anak bisa bergabung di grup komunitas roleplayer tertentu dan mulai memperkenalkan dirinya sebagai idol tersebut. Lalu, biasanya dalam grup komunitas tersebut anak akan bertemu roleplayer lain yang berperan sebagai teman dari idol tersebut dalam dunia nyata.
Dari sinilah akhirnya terbentuk interaksi yang kemudian berkumpul dalam keluarga secara fiksi dengan aktif menjalankan peran masing-masing. Misalnya, saat idol yang diperankan cukup aktif berbagi selfie di media sosial, anak yang memerankan karakter tersebut akan aktif pula membagikan foto sang idol di platform yang digunakan.
Cara bermain roleplay juga tak sembarangan, Ma. Anak harus berinteraksi dengan roleplayer lain dengan saling bertukar pesan, bahkan saling mengobrol, bercanda, bermesraan, bertengkar, atau melakukan hal-hal lain yang sesuai dengan hubungan fiksi yang diperankan.