Selama ini, kata 'stres' identik dengan kehidupan orang dewasa. Memang, kehidupan orang dewasa penuh tuntutan dan tekanan yang seringkali mendorong kemampuan kita sampai pada batasnya. Tetapi, jangan salah, anak pun rentan mengalami stres.
Mungkin orang dewasa berpikir, "Memangnya apa sih bebannya anak? Kenapa kok bisa sampai mengalami stres?" Nyatanya, dilansir dari psychologytoday.com, tingkat kecemasan dan depresi anak meningkat dari tahun ke tahun.
Peristiwa-peristiwa yang merugikan di masa kecil (adverse childhood events) menyebabkan trauma yang tidak dapat begitu saja dilupakan anak yang menderitanya. Selain itu, peristiwa traumatis seperti perceraian orangtua, bullying, rasisme, kekerasan atau pun ketidakmampuan orangtua merespon emosi yang berakibat perasaan ditinggalkan.
Strest beracun pada pikiran dan tubuh disebabkan karena emosi yang besar dan seringkali tak tersalurkan. Hal ini ditambah dengan dukungan emosional yang kurang dari sekitarnya.
Melihat gelagat anak mengalami stres yang meracuni pikirannya? Popmama.com punya lima hal yang bisa dilakukan untuk merespons masalah ini dengan tepat.
