Anak remaja yang penuh percaya diri memang menyenangkan. Mama pasti bangga memiliki anak seperti itu.
Namun bagaimana jika anak terlampau percaya diri hingga sering disebut 'narsis' oleh teman-temannya? Duh, itu pasti tidak baik ya, Ma.
Sebelum membahas ini lebih lanjut, Mama perlu mengerti definisi narsisme terlebih dahulu nih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narsisme adalah hal atau keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan. Namun agar lebih singkat, orang Indonesia sering menyingkat penggunaan kata narsisme menjadi narsis saja.
Nah, begitulah remaja narsis, ia terlalu mencintai dirinya sendiri hingga merasa kalau ia harus selalu menjadi pusat perhatian.
Menurut Verywell Family, remaja dengan gangguan kepribadian narsisme kesulitan untuk memiliki hubungan yang sehat dengan orang di sekitarnya. Tak hanya itu dampaknya, pendidikan dan dunia pekerjaannya juga kelak akan terganggu.
Walau sepertinya mengkhawatirkan, namun masalah ini ternyata normal terjadi pada remaja lho, Ma. Artikel itu menyebutkan setidaknya 6 persen populasi orang dewasa mengalami narsisme, namun biasanya memang jarang terdiagnosis sebelum usia 18 tahun.
Tapi sebelum terdiagnosis, sebenarnya saat remaja mereka sudah menunjukkan gejala-gejala narsisme, salah satunya ingin selalu jadi pusat perhatian.
Jika anak Mama salah satu remaja yang mengalami narsisme, maka inilah 7 cara tepat menghadapi mereka.
