Selain karena salah memilih lingkungan pertemanan, pergaulan bebas juga bisa disebabkan oleh rasa penasaran, rendahnya kontrol diri, dan rendahnya kesadaran terhadap bahaya yang akan didapatkan akibat pergaulan bebas.
Tidak hanya itu, orangtua juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada anak remaja.
Berikut penyebab pergaulan bebas, antara lain:
1. Faktor keluarga
Kondisi keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua kepada sang anak, sehingga remaja bisa terjerumus pada pergaulan bebas.
Hal tersebut dikarenakan rasa ingin tahu remaja yang tinggi, tetapi tidak mendapat didikan atau arahan yang tepat. Padahal, diusia tersebut anak sangat memerlukan pendampingan dan dukungan yang baik dari keluarga, terutama orangtua.
Oleh sebab itu, keluarga menjadi pelaku utama terpenting dalam mendidk anak untuk menjadi orang yang memiliki perilaku baik.
2. Pengaruh teman sebaya
Mental seorang anak remaja cenderung labil, sehingga dapat terpengaruh dari teman sebayanya, terutama dalam bersikap di lingkungan sekitar. Hal tersebut bisa saja adanya rasa sulit atau tidak enak menolak karena atas dasar pertemanan.
3. Gaya hidup
Adanya sikap labil yang dimiliki anak remaja dapat memicu rasa ingin tahu berlebih dengan mengikuti gaya hidup atau tren yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Apabila tidak mengikuti gaya hidup yang dianggap kekinian, anak remaja akan merasa ketinggalan zaman.
4. Kontrol diri
Lemahnya kontrol diri dalam diri anak remaja menjadi salah satu penyebab pergaulan bebas. Sebab, remaja yang memiliki kontrol diri yang lemah biasanya tidak dapat membedakan mana perilaku baik dan mana perilaku buruk.
Hal tersebut dapat menyebabkan penyimpangan terhadap norma yang berlaku. Meskipun remaja sudah dapat membedakan mana yang baik dan buruk, ia tetap bisa melakukan perilaku menyimpang karena tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.
5. Faktor lingkungan
Selain keluarga, lingkungan juga sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku remaja. Anak remaja yang menjalin pertemanan di lingkungan pertemanan yang buruk, perilakunya pun akan ikut menjadi buruk. Begitu pun sebaliknya. Apabila anak remaja berada di lingkungan pertemanan yang memberikan pengaruh baik, ia akan memiliki perilaku yang baik pula.
6. Pengaruh internet
Dengan adanya teknologi internet, anak remaja menjadi lebih mudah untuk mencari hal-hal yang dapat menggugah rasa penasarannya, termasuk mengakses konten-konten negatif dan berkomunikasi dengan siapa saja. Moral anak akan rusak apabila ia tidak bisa mengontrol rasa penasarannya untuk hal-hal negatif dan menyimpang.
7. Kurangnya nilai keagamaan
Pendidikan agama merupakan salah satu hal terpenting bagi anak-anak, khususnya anak remaja. Sebab, melalui pendidikan agama anak bisa mendapatkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan dan masyarakat. Anak akan mengerti apa saja yang memiliki nilai kebaikan, apa saja yang perlu dihindari, hingga perilaku apa saja yang dapat merugikan, baik di kehidupan dunia maupun akhirat.