Rumah Baileo, sebagai salah satu rumah adat ikonik Maluku, memiliki beberapa elemen desain yang sangat khas. Pertama, rumah ini dibangun dengan tiang penyangga yang berjumlah sembilan di bagian depan dan belakang, melambangkan jumlah marga atau suku di desa tersebut.
Selain itu, terdapat lima tiang di sisi kanan dan kiri yang dikenal dengan simbol Siwa Lima, menandakan persatuan antara kelompok-kelompok suku di Maluku. Ukiran pada Baileo, seperti gambar ayam dan anjing serta simbol bulan, bintang, dan matahari di atap, bukan hanya memperindah bangunan tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam tentang kedamaian dan kemakmuran.
Salah satu ciri khas utama dari rumah Baileo adalah desainnya yang tanpa dinding. Struktur ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan adat tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat bahwa roh nenek moyang dapat bebas bergerak masuk dan keluar dari rumah.
Dengan lantai yang lebih tinggi dari permukaan tanah, rumah ini memberikan tempat yang dianggap lebih tinggi derajatnya bagi roh-roh tersebut. Desain ini juga memungkinkan masyarakat untuk melihat dan mengikuti pertemuan yang berlangsung di balai tersebut dari luar, menegaskan prinsip transparansi dan keterbukaan dalam proses musyawarah.