Arsitektur rumah adat Sulawesi Tenggara tidak sekadar bangunan, tetapi mencerminkan pandangan hidup masyarakat yang menghormati alam, kebersamaan, dan kepercayaan. Berikut adalah beberapa nilai dan filosofi yang ditemukan di rumah adat Sulawesi Tenggara:
Rumah adat dibangun dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan alang-alang, tanpa menggunakan logam. Bahan-bahan tersebut disatukan dengan serat kayu atau pasak, sebuah teknik yang menunjukkan keahlian lokal serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan.
Setiap rumah adat memiliki ciri yang mencerminkan status sosial pemilik, seperti jumlah tiang atau tingkat ruangan yang digunakan. Hal ini mencerminkan struktur sosial masyarakat Sulawesi Tenggara dan perbedaan kasta yang dihormati dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap bagian rumah memiliki fungsi yang spesifik, seperti ruang tamu, tempat penyimpanan pusaka, atau tempat meditasi, mencerminkan kedalaman makna filosofis dan religius masyarakat.
Ciri-ciri rumah adat Sulawesi Tenggara penuh dengan keunikan khas masyarakat Sulawesi Tenggara yang masih terjaga dengan baik. Semoga kebudayaan dan kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap budaya Indonesia terus lestari sepanjang masa.