Bahan utama untuk membangun Rumoh Aceh adalah kayu, biasanya dari pohon yang tumbuh di sekitar daerah setempat. Kayu dipilih karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.
Meskipun menggunakan bahan-bahan alami, bangunan ini terbukti kokoh dan dapat bertahan hingga dua abad lamanya. Salah satu keistimewaan Rumoh Aceh adalah desainnya yang tahan gempa. Kelebihan ini dicapai karena rumah ini tidak mengandalkan paku untuk menyambung antar bagian, melainkan menggunakan tali, sehingga bangunan menjadi lebih fleksibel terhadap guncangan.
Berikut adalah beberapa material yang digunakan dalam pembangunan Rumoh Aceh:
a. Pohon Enau
Pohon enau merupakan salah satu bahan utama yang digunakan pada konstruksi Rumoh Aceh.
Kayu dari pohon ini sering dimanfaatkan untuk membangun lantai dan dinding rumah. Tidak hanya kayunya yang bermanfaat, hampir seluruh bagian pohon enau dapat didayagunakan.
Daunnya sering digunakan sebagai atap, menggantikan daun rumbia, sedangkan ijuk dari pohon ini dijadikan tali pengikat antar bagian rumah.
Penggunaan tali ijuk memiliki kelebihan tersendiri, yaitu ketika terjadi kebakaran, pemilik rumah dapat memotong tali di bagian yang terbakar. Hal ini menyebabkan atap yang terbakar jatuh dengan sendirinya, sehingga kebakaran tidak meluas ke seluruh rumah.
b. Bambu
Bambu juga memainkan peran penting dalam pembangunan Rumoh Aceh. Bambu biasanya digunakan untuk membuat reng, yaitu tempat untuk menyematkan atap, yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai beuleubah. Selain itu, bambu juga digunakan untuk membuat lantai rumah, bersama dengan kayu pohon enau.
c. Rumbia
Daun dan pelepah dari pohon rumbia atau oen meuria merupakan material yang digunakan untuk atap dan dinding Rumoh Aceh.
Daun rumbia dijadikan atap yang tidak hanya memberikan keteduhan, tetapi juga membantu meredam suara hujan yang jatuh di atasnya. Sementara itu, pelepah rumbia atau peuleupeuk meuria digunakan untuk membangun dinding rumah, menambah elemen alam yang ramah lingkungan.
d. Rotan dan Waru
Keunikan lain dari Rumoh Aceh adalah konstruksinya yang tidak menggunakan paku. Untuk menyambung setiap bagian rumah, digunakan tali yang dikenal dengan sebutan taloe meu-ikat. Tali ini terbuat dari berbagai bahan alami seperti rotan, ijuk, atau kulit pohon waru, yang menjadikan rumah lebih fleksibel dan tahan terhadap getaran gempa.
Penggunaan bahan-bahan alami pada Rumoh Aceh tidak hanya menambah nilai estetika, tetapi juga memberikan manfaat fungsional yang sesuai dengan kondisi lingkungan Aceh.
Material ini menjadikan Rumoh Aceh sebagai salah satu bentuk arsitektur tradisional yang adaptif terhadap alam, menunjukkan harmoni antara manusia dan lingkungan sekitarnya.