Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Pacaran sering dianggap sebagai momen indah dalam kehidupan remaja. Namun, di balik itu, hubungan romantis di usia muda justru juga bisa menjadi sumber stres dan depresi anak kita, Ma.

Mulai dari faktor emosi yang belum stabil, tekanan sosial, dan konflik dalam hubungan membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan mental.

Menurut berbagai penelitian, termasuk dari Kementerian Kesehatan RI, pacaran bisa memicu kecemasan, stres, bahkan depresi jika tidak dikelola dengan baik.

Berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya terkait dampak pacaran pada kesehatan mental remaja, yang  perlu orangtua dan anak pahami.

1. Adanya tekanan sosial dan ekspetasi yang tinggi

Freepik/bearfotos

Mengutip dari American Psychological Association (APA), salah satu dampak pacaran yang sering dirasakan para remaja adalah merasa tertekan, yang berujung memicu stres dan kecemasan pada anak.

Remaja sering merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi pasangan atau lingkungan sosial. Misalnya seperti, tuntutan untuk selalu bersama, memberikan perhatian berlebihan, atau membandingkan hubungan dengan orang lain.

Ketika remaja merasa tertekan dari banyaknya tuntutan yang didapat, hal ini tentu bisa membuat anak lebih rentan mengalami stres hingga depresi.

2. Konflik dan putus cinta bikin sengsara

Freepik/lookstudio

Sama seperti hubungan romantis orang dewasa, pada remaja, konflik dalam pacaran juga bisa menyebabkan tekanan emosional yang berdampak pada kesehatan mental anak, Ma.

Berdasarkan salah satu studi yang dilakukan pada tahun 2019, dalam Journal of Youth and Adolescence, "Romantic Relationships and Mental Health in Adolescence",  pertengkaran atau ketidakcocokan bisa memicu tekanan emosional pada remaja.

Belum lagi jika akhirnya harus putus cinta, yang mana kondisi ini sering dianggap sebagai pengalaman traumatis bagi remaja yang belum siap menghadapi kenyataan dan berujung mengabaikan banyak hal di hidupnya karena patah hati.

3. Memengaruhi kestabilan emosi remaja

Freepik

Salah satu alasan mengapa anak usia remaja memilih pacaran adalah karena kurangnya dukungan dari keluarga, teman, atau pihak sekolah. Alhasil, anak pun mencari kesenangan sendiri dengan berpacaran untuk berbagi atau mencari solusi.

Selain itu, riset dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) menyebutkan bahwa konflik dalam hubungan romantis dapat memengaruhi kestabilan emosi remaja.

Nah, karena emosi remaja yang belum stabil inilah, pacaran justru bisa memperburuk masalah kesehatan mental anak, termasuk stres dan depresi.

Cara Mengatasi Stres dan Depresi pada Remaja Akibat Pacaran

Freepik/artursafronovvvv

Dari penjelasan dampak pacaran pada kesehatan mental remaja yang sudah dijelaskan di atas, penting untuk orangtua memahami pencegahan dengan membangun komunikasi yang kuat dengan anak.

Dengan adanya komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, hal ini bisa membuat anak lebih berani mengutarakan apa yang mereka rasakan. Selain komunikasi terbuka, penting juga untuk menjadi pendengar yang baik dan memberikan nasihat tanpa menghakimi.

Namun, jika dampak pacaran pada anak remaja sudah sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, Mama bisa segera membawa anak untuk mendapatkan bantuan dari psikolog atau konselor.

Pacaran memang bisa menjadi pengalaman manis yang berharga bagi remaja, tapi juga berpotensi menimbulkan stres dan depresi jika tidak dihadapi dengan bijak.

Dengan dukungan dari keluarga dan lingkungan, remaja dapat belajar mengelola emosi dan menjalani hubungan yang sehat. Yuk, bantu remaja melewati fase ini dengan penuh pengertian, Ma.

Editorial Team