Keren! Ardian Hafidz Annafi, Siswa Boyolali Diterima 7 Kampus Dunia

Ayo intip kesehariannya dan jadikan contoh untuk anak-anak mama di rumah

17 Mei 2022

Keren Ardian Hafidz Annafi, Siswa Boyolali Diterima 7 Kampus Dunia
Instagram.com/folkative

Ardian Hafidz Annafi (18), salah seorang siswa SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah, namanya  sedang menjadi perbincangan hangat masyarakat. Dirinya yang bukan termasuk siswa populer dalam bidang akademik di sekolah tiba-tiba membawa kabar baik telah diterima di tujuh universitas luar negeri top dunia. 

Ketujuh kampus tersebut menempati peringkat top 100 dan top 200 dunia versi QS World University Rankings (WUR). Kampus-kampus tersebut yakni University of Toronto (peringkat 26 dunia), University of British Columbia (peringkat 46 dunia), The University of Western Australia (peringkat 93 dunia), Wageningen University (peringkat 123 dunia), University of Otago dan Curtin University (keduanya peringkat 194 dunia), dan Victoria University of Wellington (peringkat 236 dunia). 

Hebatnya lagi, Ardian diterima dalam tujuh kampus tersebut dengan beasiswa penuh lho. Benar-benar keren ya, Ma!

Nah, kali ini Popmama.com akan membagikan beberapa informasi keseharian Ardian Hafidz Annafi hingga bisa diterima di tujuh universitas bergengsi. Semoga cerita Ardian berikut ini bisa menjadi inspirasi dan membangkitkan semangat anak-anak mama dalam berpendidikan. Simak yuk! 

1. Ardian memutuskan memilih University of British Columbia dengan jurusan geologi

1. Ardian memutuskan memilih University of British Columbia jurusan geologi
Instagram.com/universityofbc

Dari ketujuh universitas yang menerimanya, Ardian telah menetapkan pilihan untuk melanjutkan pendidikan di University of British Columbia dengan jurusan geologi. 

Alasannya, karena suatu saat ia ingin bekerja di bidang geologi. Ia ingin menjadi ahli geologi dan menjajah Indonesia lebih jauh. 

Minat Ardian dalam geologi ini muncul ketika ia mengikuti ekstrakurikuler geologi saat masuk SMA. Ardian merasa sangat suka dengan ilmu geologi dan ingin mempelajarinya lebih dalam. 

“Waktu ikut ekskul ternyata saya suka dengan ilmunya. Waktu kelas X belum terlalu paham kebumian itu apa, terus kelas XI saya punya niatan untuk memenangkan olimpiade kebumian, kemudian dapat medali perunggu,” tutur Ardian.

Editors' Pick

2. Suka belajar dan membaca buku daripada bermain

2. Suka belajar membaca buku daripada bermain
Freepik/jcomp
Ilustrasi

Kedua orangtua Ardian, Papa Mardiyono (45) selaku kuli bangunan lepas yang kerjanya tidak menentu dan Mama Yuni Puji Astuti (43) seorang ibu rumah tangga yang membuka jasa laundry pakaian di rumah, mengakui anak pertamanya itu memang sangat suka belajar.

Tak hanya itu, Ardian pun sangat suka membaca buku. Sang Mama mengatakan, saat diajak bermain keluar rumah, Ardian lebih memilih untuk mengunjungi toko buku atau perpustakaan buku daerah. 

Berdasarkan penuturan Ardian, ia memang tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa membaca buku. Ia pun mengatakan, kebiasaan ini muncul pada dirinya ketika duduk di bangku SMP. 

Kebiasaan ini tak hilang meski Ardian telah masuk bangku SMA. Dengan berbagai jadwal yang padat, ia tetap menyempatkan diri membaca buku. 

"Setelah jam 10 sampai jam 11 atau setengah 12 itu saya sempetin buat membaca buku, terutama novel," ungkap Ardian.

3. Lingkungan belajar yang mendukung, mulai dari fasilitas hingga program pembelajaran yang berkualitas

3. Lingkungan belajar mendukung, mulai dari fasilitas hingga program pembelajaran berkualitas
Freepik/pch.vector

Ardian menempuh pendidikan di SDN 2 Nepen Teras, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Boyolali, dan  SMA Pradita Dirgantara Boyolali (SMA unggulan di Boyolali).

Setiap mengikuti pembelajaran di sekolah dengan sungguh-sungguh. Dirinya selalu fokus dalam menyerap segala ilmu saat belajar. Tak heran jika dirinya tumbuh menjadi anak yang cerdas. Tak heran jika dirinya masuk SMA Pradita Dirgantara Boyolali dengan beasiswa penuh. 

Berdasarkan penuturan sang Mama, jika bukan karena beasiswa penuh, Ardian tidak dapat belajar SMA bergengsi tersebut. Maka dari itu, ketika telah berhasil dengan beasiswa, Ardian lebih mengoptimalkan lagi pikirannya untuk menuntut ilmu. 

Selama bersekolah, Ardian mendapat dukungan fasilitas berupa laptop macbook air, asrama, laundry, hingga makanan gratis dari pihak sekolah. 

Tidak hanya itu saja, SMA tempatnya bersekolah pun memiliki kurikulumyang bagus. Sekolah menerapkan kurikulum Integrated Contextual Learning Program, gabungan antara Kurikulum 2013, kurikulum International Baccalaureate, adaptasi Cambridge, kurikulum untuk olimpiade nasional, dan program-program Sustainable Development Goals (SDGs).

Direktur Pengembangan Sekolah SMA Pradita Dirgantara Dwi Agus Yuliantoro menjelaskan, Beban belajar para siswanya cukup berat. Bukan dilihat dari jumlah, tetapi level of difficulty-nya (tingkat kesulitannya).

"Jadi butuh siswa dengan cognitive capacity agar bisa mengikuti pace-nya," jelas Dwi.

Dari kurikulum tersebut, Ardian menjelaskan, saat belajar lebih banyak berdiskusi mengenai suatu topik yang dikaji dengan berbagai sudut pandang keilmuan dan mengerjakan tugas proyek gabungan dari beberapa mata pelajaran. 

Dengan segala fasilitas, program pendidikan, dan kegigihan dalam belajar tersebut, akhirnya Ardian mampu diterima dalam tujuh universitas ternama dunia.

4. Mengikuti ekstrakulikuler dan perlombaan bergengsi

4. Mengikuti ekstrakulikuler perlombaan bergengsi
Pexels/Mikhail Nilov
Ilustrasi

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan non-pelajaran formal yang ada di sekolah. Kegiatan ini mampu menemukan minat anak-anak dan membantu mereka mengembangkannya.

Hal itu pun yang dirasakan oleh Ardian. Seperti yang telah diketahui, Ardian kini memilih jurusan geologi di University of British Columbia berkat menemukan minatnya saat mengikuti ekstrakulikuler. Ia mengikuti ekstrakurikuler Kompetisi Sains Nasional (KSN) Ilmu Kebumian saat duduk di bangku kelas satu SMA.

Ekstrakurikuler ini untuk mengikuti lomba KSN, dulu namanya Olimpiade Sains Nasional. Kompetisi nasional bergengsi di kalangan siswa SMA.

Di bangku kelas dua SMA, Ardian benar-benar mendalami seluk beluk KSN, ia bertekad untuk membuat dirinya lebih dikenal dan bernilai dengan menorehkan prestasi.

Kerja kerasnya tersebut mengantarkan Ardian memperoleh medali perunggu di KSN Ilmu Kebumian.

Nah itulah beberapa keseharian Ardian Hafidz Annafi, Siswa Boyolali Diterima 7 Kampus Dunia. Semoga bisa diterapkan oleh anak-anak mama di rumah dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, ya!

Baca juga:

The Latest