Inspiratif, Inilah Pemain Termuda "vs" Tertua Olimpiade Tokyo 2020

Baik tua atau muda, sama-sama berprestasi. Inilah contoh inspirasi bagi generasi muda

24 Juli 2021

Inspiratif, Inilah Pemain Termuda "vs" Tertua Olimpiade Tokyo 2020
olympics.com

Olimpiade Tokyo 2020 telah dimulai. Upacara pembukaan telah dilaksanakan pada Jumat, 23 Juni 2021. Pagelaran olahraga ini seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020. Namun, karena virus corona terjadi di banyak negara, hampir di seluruh dunia maka terpaksa olimpiade ini diundur. 

Walau demikian, hal tersebut tak melunturkan semangat para atlet untuk berlatih dan bertanding.

Mulai Sabtu (24/7/2021) pertandingan sudah dimulai. Dari sekian banyak atlet yang bertanding, ternyata ada yang berusia 12 tahun lho! Muda sekali bukan? 

Tak hanya itu. Ada pula atlet yang sudah kepala enam dan memiliki 3 orang cucu. 

Kira-kira siapa ya dua atlet tersebut?

Berikut ini Popmama.com sudah merangkum informasi tentang atlet termuda dan tertua Olimpiade Tokyo 2020 yang sangat inspiratif. Simak yuk, Ma

1. Atlet termuda “lawan” atlet tertua

1. Atlet termuda “lawan” atlet tertua
Hong Kong Table Tennis Association Ltd/Tony Leung

Usia bukanlah halangan untuk seseorang mengikuti ajang olimpiade. Lihat saja Hend Zaza, atlet tenis meja berusia 12 tahun asal Suriah yang ikut berprtisipasi dalam Olimpiade Tokyo 2020. Usianya sepantaran dengan anak SMP di Tanah Air ya, Ma. 

Partisipasi Zaza pada Olimpiade ini pun membuat dirinya menjadi atlet termuda dalam sejarah Olimpiade Tokyo 2020.

Zaza mewakili negaranya untuk bertarung di kelas tunggal putri tenis meja. Untuk mendapatkan tiket menjadi perwakilan cabang olahraga ini bukanlah hal mudah untuk Zaza. Ia harus mengalahkan pemain-pemain yang lebih tua, salah satunya adalah petenis mesa Mariana Sahakian (42 tahun) asal Lebanon. 

Zaza mengalahkan Mariana Sahakian pada ajang kualifikasi Asia pada Februari 2020 lalu.

Meski demikian, rekor atlet termuda dalam sejarah Olimpiade masih dipegang oleh lifter asal Yunani, Dimitros Loundras. Ia mengikuti Olimpiade Athena 1896 saat usianya 10 tahun.

Adapun atlet tertua pada Olimpiade Tokyo 2020 adalah Mary Hanna. Perempuan berusia 66 tahun ini sudah memiliki 3 cucu lho.

Mary adalah atlet equestrian atau menunggang kuda asal Australia. Ia adalah sosok yang berpengalaman di bidang ini. 

Di ajang Olimpiade Tokyo ini Mary akan bermain di kelas individual, dressage team, dan dressage individual.

Walaupun Zaza dan Mary bersaing di kedua cabang olahraga yang berbeda, namun mereka dapat menjadi inspirasi untuk kita semua. Jadi, baik muda ataupun tua, jika berusaha dan memiliki tekat yang kuat pasti akan berhasil meraih impiannya. 

2. Mengenal lebih dekat Hend Zaza

2. Mengenal lebih dekat Hend Zaza
olympics.com

Hend Zaza lahir di Hamah, Suriah pada 1 Januari 2009. Ia mulai bermain tenis meja sejak tahun 2014 di usia 5 tahun. 

Di usia 7 tahun, Zaza mulai mengikuti kompetisi di World Hopes Week and Challenge di Doha, Qatar.

Selama mengikuti kompetisi, Hend Zaza telah memenangi gelar nasional di semua tingkatan, termasuk di level senior. 

Perjuangan Zaza tersebut mengantarkannya menuju Olimpiade Tokyo 2020. Zaza menjadi atlet kedua Suriah yang berkompetisi dalam cabor tenis meja di Olimpiade setelah Heba Allejji. 

Namun, gadis 12 tahun ini adalah atlet Suriah pertama yang lolos ke Olimpiade melalui rute konvensional. Adapun Heba Allejji menjadi atlet putri undangan saat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Dalam web olimpiade Zaza menuliskan ambisinya, “Mencari pengalaman di Olimpiade Tokyo 2020 dan meraih medali di Olimpiade Paris 2024.”

3. Mengenal lebih dekat Mary Hanna

3. Mengenal lebih dekat Mary Hanna
facebook.com/EquestrianAus

Mary Hanna, perempuan asal Australia ini lahir pada 1 Desember 1954. Ia gemar berkuda sejak berusia empat tahun. Namun dirinya mengawali karier sebagai atlet profesional pada 4 Juli 2012. 

Dalam menjalani kariernya, Mary telah memenangkan berbagai kompetisi. Dia sudah pernah merasakan atmosfer olimpiade sejak 1996, tepatnya Olimpiade Atlanta 1996, Sydney 2000, Athena 2000, London 2012, Rio 2016, dan kini Tokyo 2020.

Kini dirinya memiliki ambisi untuk mengikuti Piala Dunia 2022 di Denmark. 

Dalam menjalani kariernya, Mary memiliki ritual khusus untuk dirinya yakni sepasang kaos kaki keberuntungan yang dipakai sejak Olimpiade Sydney 2000.

Selain itu, ia pun memiliki moto, “Tetap tenang dan lanjutkan”.

Kedua perempuan tersebut sangat menginspirasi. Keduanya sangat bekerja keras. Mulai sekarang, yuk coba tanya apa yang disukai dan diinginkan anak mama. Jika sudah tahu, dukunglah hal tersebut, Ma. Dengan mendapat dukungan dari Mama serta kerja keras dan doa,  pasti keinginan anak akan tercapai. 

Semoga hal yang disukai dan diinginkan anak mama akan tercapai. Seperti Zaza dan Mary. 

Semangat terus menemani dan mendukung tumbuh kembang anak, Ma!

Baca juga:

The Latest